3 Keunikan Pixar yang Bikin Film Mereka Jarang Gagal
Menonjol di antara rival-rivalnya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pixar bukan nama yang asing untuk penikmat film. Mereka disejajarkan dengan Disney, Warner Bros, dan Dreamworks. Bahkan tak sedikit yang menganggap mereka lebih superior dari rival-rivalnya. Pixar sendiri naik daun sejak merilis Toy Story pada akhir 1995, mereka jadi bintang baru di industri film animasi.
Kehebatan film debut mereka dilanjut dengan perilisan A Bug's Life (1998), Monster Inc. (2001), dan Finding Nemo (2003), The Incredibles (2004), Cars (2006), dan Up (2009). Bila sudah ada media sosial pada masa itu, film-film Pixar mungkin berstatus viral.
Sekarang, dengan puluhan judul karya yang sudah mereka telurkan termasuk Inside Out (2015), Coco (2017), Soul (2020), Luca (2021), dan Turning Red (2022), Pixar belum pernah mengalami flopped atau kegagalan berarti. Film-filmnya selalu sukses dan disukai. Apa sih keunikan yang mereka tawarkan?
Baca Juga: 4 Film Pendek Animasi Pixar Terbaik yang Menenangkan Secara Visual
1. Menyertakan detail yang akurat berdasar riset mendalam
Pixar sangat jeli soal detail-detail dalam film. Baik dari latar tempat, waktu, sampai upbringing karakternya pasti telah melalui riset mendalam. Proses desain di Pixar dilakukan secara organik, yakni digambar dengan tangan dan menggunakan referensi benda nyata. Proses tersebut dijabarkan dengan rinci lewat sebuah instalasi pameran di Cooper Hewitt, Smithsonian Design Museum, Amerika Serikat.
Detail punya peran krusial dalam film. Mereka mendukung plot dan logika yang ditawarkan kreator film sehingga nyaman untuk dinikmati semua kalangan, termasuk para ahli yang sudah berkecimpung di bidang yang dicatut. Pixar bahkan merangkum proses desain mereka dalam bentuk makalah-makalah yang bisa diakses siapa saja lewat perpustakaan daring di situs mereka.
Misalnya dalam pembuatan karakter dengan elemen air di Elemental, Pixar menggunakan sifat-sifat fisika air sebagai pedomannya. Ini kemudian diimplementasikan dalam proses pergerakan dan pencahayaan karakter. Masuk akal saat Wired menjuluki Pixar sebagai perusahaan riset, bukan hanya studio film animasi belaka.
Baca Juga: 6 Film Pixar dengan Kisah Menyentuh, Bikin Hati Adem sekaligus Sedih
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.