Saint Levant, Rapper yang Suarakan Hak Palestina lewat Musik
Lulusan HI yang memilih jadi aktivis lewat musik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saint Levant alias Marwan Abdelhamid dikenal pertama kali sebagai musisi yang menyanyikan lagu-lagu rap modern. Ia bicara cinta sampai kegelisahan khas anak muda layaknya musisi-musisi masa kini. Namun, di balik citranya sebagai rapper muda yang berkarier di negara Barat, ia menyimpan luka yang sama dengan kebanyakan diaspora Palestina di luar negeri.
Perasaan terjebak, rindu kampung halaman, hingga survivor guilt sebenarnya sudah beberapa kali ia ungkap lewat karya musikalnya. Siapa Saint Levant? Bagaimana ia akhirnya menjelma representasi bangsanya dan menyuarakan hak Palestina lewat musik? Ini sekilas profilnya.
1. Pertama kali dapat rekognisi internasional berkat lagu "Very Few Friends"
Walau klise, media sosial melambungkan nama Saint Levant. Setelah beberapa waktu mencoba membuat konten dan mengunggah cuplikan musiknya, lagu "Very Few Friends" akhirnya berhasil membantunya mencapai status viral. Lagu rap itu dipuja banyak orang, terutama pengguna TikTok. Selain karena liriknya yang corny, tetapi romantis, lagu itu makin spesial karena dinyanyikan dalam tiga bahasa sekaligus: Inggris, Arab, dan Prancis.
Dalam waktu singkat, popularitas lagu-lagu Saint Levant lainnya ikut terdongkrak. Tak hanya bicara cinta dan kesehatan mental yang cukup tabu di kultur Arab, Abdelhamid ternyata tak jarang mengungkap kegelisahannya sebagai imigran Palestina dalam beberapa lagu. Utamanya adalah lagu-lagu yang ia rilis secara independen selama pandemik alias awal kemunculannya.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.