TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Rekomendasi Film Cerminkan Multikulturalisme di Jerman

Didominasi karya sutradara Fatih Akin

adegan film Soul Kitchen (dok. SBS/Soul Kitchen)

Merujuk liputan Deutsche Welle, sejak tahun 1961, Jerman membuka keran kedatangan pekerja migran untuk menunjang kegiatan ekonomi mereka. Turki kemudian menjadi negara pemasok tenaga kerja terbesar untuk Jerman kala itu. Awalnya, dalam perjanjian resmi antara pemerintah Turki dan Jerman dinyatakan bahwa para 'pekerja tamu' ini akan pulang setelah kontrak kerja mereka berakhir. Namun, ternyata pemerintah Jerman menghapus klausa tersebut dan mengizinkan keluarga pekerja untuk ikut serta menetap di Jerman. 

Lama kelamaan, tak hanya Turki, ribuan warga Eropa Timur pun tertarik mencari nafkah di negara yang memiliki permintaan tenaga kerja tinggi tersebut. Melansir laporan Reuters pada 2019, selain Turki, kebanyakan pekerja migran di Jerman berasal dari Rumania, Bulgaria, Kroasia, dan Polandia. 

Inilah yang menjadi cikal bakal multikulturalisme di Jerman. Sayangnya, sama seperti Inggris latar keragaman ini jarang dipotret dalam produk budaya setempat. Deretan rekomendasi film berikut bisa dibilang produk langka karena berhasil memotret Jerman yang multikultur. Perspektifnya jadi lebih luas dan isunya pun menarik. 

1. Short, Sharp, Shock (1998)

film Short Sharp Shock karya Fatih Akin (dok. MUBI/Short Sharp Shock)

Pelopor film Jerman yang multikultur adalah Fatih Akin. Sebagai seseorang yang lahir dari keluarga imigran Turki, tak heran bila Akin memiliki kepekaan tersendiri saat bicara keragaman di Jerman. Dalam film debutnya ini, kamu akan dibawa ke Hamburg pada 1998. 

Ketiga lakon dalam Short, Sharp, Shock berlatarbelakang imigran. Bobby merupakan keturunan Serbia, Gabriel berasal keluarga imigran Turki, dan Costa asal Yunani. Sudah berkarib sejak lama, hubungan persahabatan mereka ternyata terbentur prinsip. Bobby dan Costa sudah bertobat dari kejahatan masa lalu mereka, tetapi Bobby justru dapat pekerjaan baru setelah berkenalan dengan ketua geng kriminal asal Albania. 

2. Soul Kitchen (2009)

film Soul Kitchen (dok. CNC/Soul Kitchen)

Masih dari Fatih Akin, kali ini ia fokus pada pengalaman imigran Yunani di Jerman. Zinos, sang lakon, diperankan oleh Adam Bousdoukos yang juga berakting sebagai Costa di film Short, Sharp, Shock. 

Zinos diceritakan sebagai pewaris usaha restoran dan bar milik keluarganya yang hampir bangkrut. Dengan sisa dana dan tenaga yang dimilikinya, ia berusaha merekrut beberapa pegawai baru untuk menyelamatkan bisnis tersebut. Soul Kitchen bisa jadi salah satu comfort film yang menyenangkan ditonton. 

Baca Juga: 10 Film yang Pernah Raih Piala Film Terbaik di Festival Film Indonesia

3. When We Leave (2010)

film When We Leave (dok. Majestic Filmverleih/When We Leave)

Selain memotret multikulturalisme di Jerman, When We Leave sering pula dikategorikan film feminis. Ia mengikuti kehidupan Umay dan putranya yang meninggalkan Istanbul untuk lari dari suaminya yang suka melakukan KDRT. 

Tujuan mereka adalah Berlin, kota tempatnya lahir dan besar sebelum menikah. Berharap orangtuanya akan menerimanya, Umay justru dapat cercaan karena dianggap melanggar adat. Keluarganya justru memaksa mereka berdua kembali ke Turki untuk bersatu dengan sang suami. 

4. Victoria (2015)

film Victoria (dok. MonkeyBoy/Victoria)

Victoria adalah film pemenang Film Jerman Terbaik tahun 2015. Ia diambil dengan teknik one-shot yang menghipnotis dan siap membuatmu terjengkal dari kursi. Judulnya diadopsi dari nama sang lakon, seorang perempuan muda asal Spanyol yang baru pindah ke Berlin dan masih dalam proses adaptasi. 

Ia kemudian bertemu dengan sekelompok laki-laki seusianya yang menerimanya dengan hangat. Namun, pertemuan tersebut ternyata membawa petaka. Victoria yang digarap sutradara Sebastian Schipper sukses memotret multikulturalisme di Berlin dengan realistis. Mengingatkanmu pada karya-karya klasik Fatih Akin. 

Baca Juga: 18 Film Barat Terbaik Berkaitan dengan Waktu, Mind-blowing!

Verified Writer

Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya