TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Review House of Dragon, Prekuel Game of Thrones Masih Rebutan Takhta

House of Dragon menceritakan buyut dari Daenerys Targaryen

poster House of the Dragon (dok. HBO)

Game of Thrones yang tayang sebanyak 8 musim selama 2011 hingga 2019 ini dikenal sebagai salah satu serial hits yang memiliki banyak penggemar. Berselang 3 tahun, para penggemar disuguhkan House of the Dragon yang merupakan prekuel dari serial hits tersebut.

Episode pertama dari House of the Dragon ini tampak menarik dan menjanjikan. Tetap bercerita soal perebutan singgasana Iron Thrones, yuk, simak review lengkapnya di bawah ini!

1. Sinopsis serial House of Dragon

cuplikan serial House of Dragon (instagram.com/hbo)

House of the Dragon berlatar waktu 172 tahun sebelum kelahiran Daenerys Targaryen yang menjadi peran utama di Game of Thrones. Kisah ini berawal dari terpilihnya Viserys Targaryen menjadi raja, karena dirinya merupakan seorang laki-laki.

Hatinya yang baik tak menjadikannya sebagai seorang raja yang hebat. Viserys tertekan dengan keadaan dirinya yang tak bisa memiliki penerus laki-laki untuk melanjutkan tugasnya di singgasana kerajaan. Viserys Targaryen hanya memiliki seorang anak perempuan, Rhaenyra Targaryen.

Baca Juga: 10 Fakta Milly Alcock, Sosok Rhaenyra Muda di House of the Dragon

2. Menyinggung sulitnya posisi wanita di kerajaan

cuplikan House of the Dragon (instagram.com/houseofthedragonhbo)

Menjadi anak raja dan berbakat, Rhaenyra Targaryen terlahir dengan memiliki segalanya. Sayangnya, Rhaenyra merupakan seorang perempuan. Posisi perempuan di dalam serial House of the Dragon ini pun ditonjolkan sebagai pihak yang tak bisa berkuasa dalam patriaki kerajaan.

Sejak awal, sudah ditampilkan bagaimana kedudukan wanita dianggap rendah, lewat sepupu Viserys bernama Rhaenys yang secara garis keluarga dinilai lebih pantas menduduki takhta. Namun, sayangnya Rhaenys harus menerima cap The Queen Who Never Was, karena dirinya terlahir sebagai perempuan dan tak bisa menjadi pemimpin kerajaan. 

Di sisi lain, ibu dari Rhaenyra sendiri menjadi alat penghasil anak yang ditekan keadaan untuk melahirkan seorang putra mahkota. Serial ini pun menunjukkan betapa sulitnya terlahir sebagai perempuan di sebuah kerajaan.

3. Gebrakan baru di tengah patriarki

cuplikan House of the Dragon (instagram.com/houseofthedragonhbo)

Masih menyajikan cerita soal perebutan takhta, House of the Dragon membuat penonton masuk lebih dalam pada konflik penentuan pemimpin dari Seven Kingdoms selanjutnya. Sejak berdirinya kerajaan tersebut, belum pernah ada perempuan yang memimpin sebagai ratu. 

Serial ini pun memberikan momen segar tentang penggulingan sistem patriarki yang dituntut oleh Great Council sebelumnya. Tak hanya itu, kehadiran Daemon sendiri yang menjadi kandidat raja selanjutnya juga mencuri perhatian. Diperankan oleh Matt Smith, karakter Daemon yang bengis membuat kisah perebutan mahkota raja ini lebih menarik.

4. Masih punya nuansa ala Game of Thrones

cuplikan House of the Dragon (instagram.com/houseofthedragonhbo)

Jadi prekuel dari serial hits di dunia, House of the Dragon masih memiliki nuansa yang serupa dengan Game of Thrones. Lagu pembuka serial yang dibintangi oleh Milly Alcock ini pun kembali diciptakan oleh Ramin Djawadi.

Selain itu, serial ini masih kental dengan adegan kekerasan yang eksplisit hingga konten nudity. Desain set dari serial ini membuat penggemar bernostalgia dengan dunia Game of Thrones.

Baca Juga: Spin-off Game of Thrones, Ini 11 Pemeran Serial House of the Dragon

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya