TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sutradara Jelaskan Teror Suara dan Rusa di Leaving The World Behind

Julia Roberts dikagetkan teror suara di lokasi syuting!

Leave the World Behind (dok. Netflix/Leave the World Behind)

Dirilis pada 22 November lalu, film Leave The World Behind sukses menjadi bahan pembicaraan hangat dari netizen lewat adegannya yang menegangkan hingga akhir film yang menggantung. Media sosial pun ramai dengan deretan teori mengenai kekacauan yang terjadi di dunia tersebut.

Sutradara Sam Esmail pun memberikan beberapa fakta mengejutkan soal adegan yang banyak menyorot perhatian, seperti rusa hingga teror suara. Yuk, langsung simak kisah di balik dua adegan film Leave The World Behind tersebut di artikel berikut ini. Eits, tapi hati-hati, ya, tulisan di bawah ini berisi spoiler!

1. Arti rusa di film Leave The World Behind

cuplikan Leave The World Behind (Dok. Netflix/Leave The World Behind)

Selain akting Julia Roberts yang selalu sukses bikin penonton tersihir, kemunculan rusa di sepanjang film sendiri berhasil mencuri perhatian. Meski awalnya tampak seperti indah, nyatanya rusa di akhir film menjadi hal yang berbahaya. Bahkan, Ruth dan Amanda harus melawan mereka.

"Rusa adalah kreatur yang damai. Aku pikir itu sangat menarik mengubah citra rusa yang manis menjadi yang tidak menyenangkan, mengancam, dan penuh peringatan. Itu triknya film ini. Kita selalu berusaha membuat hal-hal yang tak pernah dianggap sebagai ancaman dan kemudian mengubahnya," jelas Sutradara Sam Esmail dilansir dari Netflix pada Kamis (14/12/2023).

Meski begitu, terungkap juga bahwa semua rusa yang ada di film ternyata digital. Para pemain pun harus berinteraksi dengan mock-up yang telah dibuat sebagai pengganti rusa di lokasi syuting.

"Mereka (rusa) semua digital," paparnya.

Baca Juga: Penjelasan Ending Film Leave the World Behind, Menggantung?

2. Cerita di balik teror suara keras

Leave the World Behind (dok. Netflix/Leave the World Behind)

Tak hanya rusa, suara teror yang membuat kuping para karakter kesakitan pun turut mencuri perhatian. Nyatanya, suara tersebut diangkat dari sindrom Havana yang memang ada di dunia nyata.

“Saat aku membacanya di buku, aku langsung bersemangat dan berbicara dengan sound designer Kevin Buchholz. Sebelum kami mengambil gambar filmnya, kami mencoba memasukkan suara ini. Kami mengambil unsur-unsur sindrom Havana, sebuah suara misterius yang masih belum bisa dipahami hingga menyebabkan orang menderita penyakit,” jelas sang sutradara Sam Esmail.

Suara tersebut pun sukses membuat Sam kesakitan sendiri saat mendengarkannya. Maka dari itu, Sam berakhir menurunkan suara dalam filmnya.

"Sound engineer-ku selalu memasang penutup telinga setiap kali bagian itu muncul (di ruang pengeditan). Dengan bodohnya aku tidak melakukannya, karena aku ingin mendengar apa yang akan didengar penonton. Dan akhirnya aku kehilangan sedikit pendengaran di telinga kanan," paparnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya