TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Film Garapan Kamila Andini, Banyak Raih Trofi Internasional!

Salah satunya 'Yuni', raih penghargaan di TIFF 2021

Cuplikan film YUNI (twitter.com/CinemaPoetica)

Kamila Andini merupakan salah satu sutradara perempuan Indonesia yang karyanya telah mendunia. Film terbarunya yang bertajuk Yuni, berhasil meraih penghargaan Platform Prize Toronto International Film Festival 2021 pada Minggu (19/9/2021). Ini bukan film pertamanya yang meraih penghargaan internasional.

Putri Garin Nugroho itu telah menghasilkan film-film berkualitas yang gak kalah keren. Unsur budaya Indonesia selalu hadir dalam setiap filmnya, termasuk film pendek. Mau tahu seperti apa? Berikut ini lima film yang disutradarai Kamila Andini.

1. Laut Bercermin

Laut Bercermin atau The Mirror Never Lies jadi film pertama Kamila Andini yang tayang pada tahun 2011 lalu. Proses pembuatannya membutuhkan waktu 3 tahun, gak heran kalau hasilnya pun patut ditonton. Bahkan meraih penghargaan internasional, salah satunya Hongkong International Festival 2012.

Film tersebut dibintangi Reza Rahardian (Tudo) dan Atiqah Hasiholan (Tayung). Diproduseri oleh Garin Nugroho dan Nadine Chandrawinata. Selain itu, berlatar belakang keindahan alam Wakatobi, Sulawesi Tenggara yang memanjakan mata.

Pakis (Gita Novalista) memiliki cermin dari ayahnya yang tidak kembali dari melaut. Cermin kenangan tersebut selalu dibawanya, tapi menjadi sesuatu yang mengganggu bagi sang ibu, Tayung. Meski Tayung juga merasa sedih, tapi mampu menyembunyikannya.

Awalnya, Tayung dan Pakis tidak simpatik terhadap Tudo, peneliti lumba-lumba dari Jakarta yang memasuki kehidupan mereka. Kelembutan dan perhatian Tudo kepada Pakis serta teman-temannya, membuat Pakis jatuh hati. Sayangnya, ia bukan satu-satunya perempuan yang merasakan hal tersebut.

2. Sendiri Diana Sendiri

Sendiri Diana Sendiri atau Following Diana menjadi film selanjutnya yang sukses di kancah internasional. Film tersebut terpilih dalam seleksi Toronto International Festival 2015 sebagai penutup ketiga dari program Short Cuts. Program itu menampilkan film-film dengan cerita unik terkait perubahan lingkungan dan situasi.

Diana diperankan oleh Raihaanun, mewakili isu perempuan di Indonesia sebagai istri dan ibu. Diana merupakan sosok yang kuat dan menahan emosi dalam menghadapi suaminya.

Diana berusaha tegar ketika sang suami, Ari (Tanta J. Ginting) menyatakan untuk berpoligami. Salah satu cara untuk melawan kesedihan dan melepaskan dirinya dengan mencari pekerjaan. Sedangkan Ari menikah lagi dengan perempuan lain.

Baca Juga: 5 Fakta Film Yuni, Menang di Toronto International Film Festival 2021

3. Sekala Niskala

Sekala Niskala atau The Seen and Unseen menjadi salah satu film Kamila Andini yang paling populer. Film itu tayang perdana di Busan International Film Festival 2017. Bahkan, menjadi film panjang Indonesia pertama yang meraih penghargaan film terbaik di Berlin International Film Festival 2018.

Film berbahasa Bali itu diperankan oleh seniman setempat, termasuk Ayu Laksmi yang pernah didapuk sebagai Ibu di Pengabdi Setan. Selain itu, Sekala Niskala merupakan filosofi dalam hidup yang dipercayai masyarakat Bali. Dimaknai hidup selaras dengan semua yang terlihat dan tidak terlihat.

Berkisah tentang Tantra dan Tantri, saudara kembar yang sangat akrab. Keduanya kerap bermain dan menari bersama, tapi keadaan berubah setelah Tantra jatuh sakit. Tubuhnya tidak bisa bergerak dan kejadian aneh datang.

4. Sekar

Sekar menjadi film pendek berikutnya yang ditulis dan disutradarai oleh Kamila Andini. Film itu untuk menyambut Hari Batik Nasional 2018 yang bekerjasama dengan beberapa pihak. Seperti film-film sebelumnya, Sekar pun memiliki filosofi dan kental akan budaya Indonesia.

Film berdurasi 30 menit ini mengisahkan perempuan difabel netra bernama Sekar (Sekar Sari) yang menjadikan batik buatan ibunya sebagai sebuah dunia. Ia mencintai semua bagian dari batik, tanpa pernah melihatnya.

Dia selalu berada di samping ibunya (Christine Hakim) yang tengah membuat batik. Dia menikmati bau lilin, bau pewarna, mendengar suara kibaran kain, suara kompor, dan meraba cap. Kerap kali, sang ibu memintanya untuk duduk bersama dan menebak motif yang sedang dibuat. Itulah cara Sekar melihat dunia melalui batik.

Baca Juga: Jarang Disorot, 9 Potret Bahagia Keluarga Kecil Kamila Andini

Verified Writer

Fatma Roisatin Nadhiroh

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya