TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

NKCTHI tembus 2 Juta Penonton, Ini 5 Rahasia Angga Dwimas Sasongko

Film NKCTHI menjadi karya terbaiknya

IDN Times/Reynaldy Wiranata

Nama Angga Dwimas Sasongko semakin menjadi sorotan ketika film terbarunya di awal tahun 2020 yaitu Nanti Kita Cerita Hari Ini (NKCTHI) yang diadaptasi dari novel Marchella FP berhasil meraih 1 juta penonton dalam kurun waktu 1 minggu. Bahkan kini sudah mencapai 2 juta penonton lebih lho.

Angga menjadi tamu spesial dalam acara Indonesia Millennial Summit 2020 yang diadakan pada tanggal 18 Januari 2020 lalu di panggung Visionary Leaders bersama Najwa Shihab.

Dalam forum diskusi terbukanya tersebut, Angga mengungkapkan isi hatinya sebagai seorang sutradara sampai mengkritik sosok kreator muda saat ini lho. Nah, buat kamu yang ingin menjadi sutradara ternama seperti Angga, simak beberapa ulasan menariknya di bawah ini. 

1. Angga ubah strategi untuk film NKCTHI

IDN Times/Reynaldy Wiranata

Belajar dari film Keluarga Cemara, Angga memutuskan untuk meneruskan strategi promosi film tersebut terhadap film-film lainnya. Namun, ada sesuatu yang Angga sadari bahwa strategi tersebut tidak berjalan dengan apa yang diharapkan.

"Kita pakai template-nya Keluarga Cemara di semua film kita. Bayangin Keluarga Cemara itu di Januari 2019 di bulan Juni strateginya sudah gak bisa dipakai dan kita masih pakai terus sampai film Eggnoid waktu itu dan masih gagal. Jadi yang kita lakukan adalah waktu itu harus berubah," ungkapnya. 

Angga menambahkan, sebanyak 70 persen ia mengubah strategi bersama dengan tim mulai dari membuat teaser yang mengenalkan karakter utama sampai bekerja sama dengan suatu brand untuk membuat web series. "Jadi sebenarnya itu sih, kenekatan itu juga yang kita lakukan, tapi yang saya percaya ya kalau kita mau berubah pasti hasilnya ada perubahan," lanjut Angga. 

2. Angga ungkapkan mengapa dirinya memilih NKCTHI untuk difilmkan

IDN Times/Kevin Handoko

Angga mengaku secara terang-terangan bahwa film NKCTHI merupakan karya terbaiknya selama ia berkarier. Dirinya juga tak menyangka bahwa respons masyarakat Indonesia di hari pertama penayangan filmnya cukup tinggi.

"Kita gak pernah nge-push Marchella dengan bilang eh, buku lo best seller, kita bisa bikin lo filmnya box office dan dikasih ruang yang banyak. Tapi kita datang ke Marchella dan bilang kita suka banget sama bagaimana NKCTHI dan Marchella men-drive platformnya di Instagram," ungkapnya.

Angga melanjutkan bagaimana dirinya tertarik melihat orang-orang berbagi cerita dan keluh kesah yang akhirnya bisa menjadi wadah sekaligus support group hanya lewat sosial media. "Waktu saya ketemu Marchella masih di bawah 10.000, sampai akhirnya satu setengah juta, bayangin saja support group satu setengah juta," tambahnya.

Baca Juga: 3 Alasan Kamu Wajib Nonton NKCTHI Versi Directors Cut, Makin Baper!

3. Kekaguman Angga dengan support group dari sosial media

IDN Times/Kevin Handoko

Kekaguman Angga dengan keajaiban support group yang tercipta dari sosial media tersebut mengantarkan niat baik yang bisa berdampak bagi luas dan banyak lagi untuk masyarakat Indonesia. "Saya bilang sama Marchella, agenda ini kalau sama Visinema akan bisa membawa ke medium yang lebih besar, film," ucapnya.

"Kalau NKCTHI bisa jadi medium setidaknya proses healing untuk para followers-nya, kalau bendanya ini ditaruh di layar lebar dan bisa jadi medium healing buat lebih banyak orang, maka impact-nya akan jauh lebih besar," tambahnya. Nah, bagi kamu yang sudah menonton, film ini benar bisa menjadi proses healing kan?

4. Kemudahan teknologi membuat Angga buka suara soal kreator muda

IDN Times/Reynaldy Wiranata

Berbeda dengan saat Angga di usia mudanya saat itu. Ia menjelaskan bagaimana beruntungnya anak-anak muda saat ini yang bisa dengan mudah mengakses informasi dan kemajuan teknologi sehingga memudahkan mereka untuk berkarya.

"Tentunya menarik sebenarnya kalau kita hari ini punya sosial media. Kita kan the media it self, maksudnya kita bagian dari media. Lalu hari ini siapa saja yang punya handphone bahkan bisa ngedit pakai movie maker di handpone-nya sudah bisa jadi content creator," ucapnya.

Namun, di balik kemajuan teknologi ini Angga berpesan agar para kreator tetap harus kritis dan memikirkan secara matang untuk menciptakan sebuah karya. "Jadi kita karena mudah, ya udah main bikin saja. Padahal buat saya, salah satu yang bisa menjaga demokrasi adalah ya kita sendiri. Bagaimana kita mau berkontribusi menjadi pilar penting dalam menjaga demokrasi ini," tambah Angga.

Baca Juga: IMS 2020: NKCTHI Berhasil Membuat Hati Angga Dwimas Sasongko Bergetar

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya