5 Film Berbahasa Asing Moncer di Nominasi Oscar 2022

2. The Worst Person in the World

The Worst Person in the World atau dalam bahasa Norwegia disebut Verdens Verste Menneske merupakan film dark komedi romantis tahun 2021 yang disutradarai oleh Joachim Trier. Film ini adalah film terakhir dari "Trilogi Oslo" yang dibintangi Renate Reinsve dan Anders Danielsen.
 
Sinopsisnya, bercerita tentang kisah cinta antara mahasiswa psikologi yang memutuskan menjadi fotografer, dengan seorang komikus terkenal yang terpaut usia lima belas tahun lebih tua darinya. Meski mereka berdua berbeda usia cukup jauh, namun keduanya sangat cocok dalam memulai hubungan bersama.

Film ini sukses mendapat ulasan positif dari Rotten Tomatoes dengan nilai 97 persen dengan peringkat rata-rata 8.6/10. Selain itu, The Worst Person in the World memenangkan penghargaan New York Film Critics Circle dalam kategori Film Berbahasa Asing Terbaik.

3. Lunana: A Yak in the Classroom

Tayang perdana di BFI London Film Festival 2019 lalu, siapa sangka film Lunana: A Yak in the Classroom sempat didiskualifikasi di Academy Awards ke-93. Namun, film yang berasal dari negara Bhutan ini terpilih kembali dan menjadi salah satu dari lima nominasi Oscar pada Februari 2022. 

Film garapan sutradar Pawo Choyning Dorji ini menceritakan tentang tokoh bernama Ugyen, seorang guru sekolah di tahun terakhir pelatihannya justru dikirim ke kota terpencil Lunana di Bhutan Utara. Di sana ia harus berani menghadapi daratan tinggi, kurangnya fasilitas umum, dan musim dingin yang ekstrem.

Sebelum siap bersaing memperebutkan piala Oscar, film berdurasi 109 menit ini telah  memenangkan Audience Choice Award untuk Film Fitur Terbaik dari yang Terbaik di ajang Festival Film Internasional Palm Springs 2020 . 

4. The Hand of God

Didistribusikan oleh Netflix pada Desember 2021 lalu, The Hand of God atau dalam bahasa Italia disebut È stata la mano di Dio adalah film autobiografi yang berhasil membawa pesan yang sangat dalam bagi penontonnya. Film yang disutradarai oleh Paolo Sorrentino ini mengikuti kisah Fabietto (Filippo Scotti), seorang anak lelaki pendiam yang mulai cemas tentang masa depannya.

Fabietto dibesarkan dari keluarga sederhana dan humoris yang membuatnya selalu merasa bahagia. Suatu hari, ia melihat proses syuting film dan menonton teater yang membuatnya terpukau. Hingga membantunya mengenal seorang pembuat film bernama Antonio Capuano (Ciro Capano). Sejak saat itulah, ia akhirnya keluar dari keterpurukannya. 

Film berbahasa Italia ini memenangkan penghargaan bergengsi di acara Festival Film Internasional Venesia ke-78 kategori Grand Jury Prize dan membawa nama aktor Filippo Scotti meraih piala Marcello Mastroianni Award atau Penghargaan Aktor Terbaik.