The Impossible: Film Hollywood tentang Bencana Tsunami Aceh
Tak ada yang lebih kuat dari semangat manusia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Masyarakat Indonesia dan dunia pasti masih ingat dengan tsunami yang meluluhlantakkan Aceh di tahun 2004 silam. Tsunami yang disebabkan oleh gempa bumi berkekuatan 9.1 skala Richter itu menimbulkan gelombang tinggi yang menyapu tidak hanya wilayah indonesia, tapi hingga ke negara tetangga seperti India, Malaysia dan Thailand. Di indonesia, kabarnya tsunami ini mencapai tinggi 30 meter, menyapu daratan Aceh hingga rata dengan tanah.
Ratusan ribu nyawa melayang namun beberapa di antaranya berhasil menemukan keajaiban dan terus bertahan hidup. Salah satu keajaiban itu bisa kita temukan dalam film The Impossible.
1. Kisah Nyata
The Impossible merupakan film yang diangkat dari kisah nyata keluarga María Belón yang berhasil selamat dari tsunami besar di tahun 2004 silam. María bersama sang suami, Enrique (Quique) Álvarez serta ketiga anaknya, Lucas (10), Tomás (8) and Simón (5) awalnya berniat merayakan liburan Natal dengan berangkat menuju Khao Lak, Thailand. Mereka menginap di Orchid Resort Hotel yang berdekatan dengan bibir pantai. Di sanalah bencana datang menghampiri mereka.
Sehari setelah Natal, tepatnya tanggal 26 Desember 2004, tanpa peringatan gelombang Tsunami tiba-tiba menghantam saat mereka sedang bermain di kolam renang .
“Kami mulai mendengar suara yang mengerikan. Saat aku melihat ke arah laut ada sebuah dinding besar berwarna hitam. Aku tidak menduga itu adalah lautan. Kupikir itu adalah dinding besar yang menuju ke arah kami,” kenang María.
Tsunami mengempaskan tubuh María dan keluarganya hingga mereka hilang tertelan ombak raksasa. Selama di bawah air María merasakan tubuhnya membentur dinding yang kemudian bergemuruh dan hancur karena terjangan tsunami. María tenggelam lebih dari tiga menit sehingga membuat paru-parunya penuh dengan air. “Aku melihat banyak cahaya di bawah air, terowongan dengan cahaya di ujungnya, yang seperti kata orang itulah yang akan kau lihat saat kau sekarat,” jelasnya.
Saat akhirnya berhasil naik ke permukaan, María menemukan salah satu anaknya, Lucas yang terombang-ambing di antara puing-puing. Ia segera berenang meraih putranya, mereka berpegangan pada sebuah batang pohon dan bertahan di sana. Selama saat-saat itu María bisa merasakan dirinya sekarat akibat banyaknya luka dan pendarahan hebat yang ia alami. Hidungnya patah, kakinya sobek, juga beberapa organ dalamnya.
Setelah air mulai surut, seorang penduduk lokal menemukan María dan Lucas. Segera mereka dikirimkan ke rumah sakit Takua Pa di Selatan Thailand agar María bisa mendapatkan operasi darurat. María sempat berpikir suami dan anak-anaknya yang lain tak mungkin selamat dari terjangan tsunami. Namun ternyata Quique dan kedua putranya berhasil selamat. Sebelumnya Quique sempat terpisah dengan Simón dan Tomás, namun keajaiban terjadi. Dia menemukan Tomás menyelamatkan diri di atas pohon sambil meneriakkan nama keluarganya. Lalu sekitar 40 menit kemudian ia pun menemukan Simón. Meski saat itu baru berumur 5 tahun dan baru pandai berenang, Simón bisa berlindung dengan memanjat ke atas pohon.
Keluarga yang beruntung itu kemudian bertemu kembali di rumah sakit dan meninggalkan Thailand untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit Singapura pada 29 Desember 2004.
Baca Juga: Gak Cuma di Laut atau Samudera, 7 Tsunami Ini Pernah Terjadi di Danau
Baca Juga: Wow! Ada Kota Tua Islam yang Hilang karena Diterjang Tsunami Aceh
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.