TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Film dengan Pesan Filosofis Terbaik yang Harus Kamu Tonton

Tertantang untuk menonton semuanya?

imdb.com

Saat membuat film, seringkali sang sutradara dan penulis memasukkan sebuah ideologi, teori atau pesan tersembunyi ke dalamnya dengan harapan bahwa para penonton bisa menangkap pesan tersebut.

Dari Darren Aronofsky ke Ridley Scott dan tentu saja Hitchcock, film-film mereka selalu dibumbui oleh pesan tersembunyi, dari yang simbolik hingga dialog subteks yang cerdas. Berikut 7 rekomendasi film dengan pesan filosofis yang wajib untuk kamu tonton.

1. Rope (1948)

imdb.com

Hitchcock, sang penguasa suspense, pernah membuat sebuah film filosofis yang paling berani di pertengahan kariernya. Film ini, Rope, sengaja dibuat sebagai film one-shot, sebuah percobaan yang dilakukan secara real-time.

Dibintangi oleh James Stewart, Farley Granger dan John Dall, Rope menceritakan tentang pandangan manusia yang superior dan inferior, didasarkan pada kasus Leopold-Loeb pada tahun 1924.

Kasus ini menceritakan dua mahasiswa hukum homoseksual di Chicago yang membunuh seorang anak lelaki berusia 14 tahun karena ingin membuktikan bahwa mereka adalah orang yang cerdas dan bisa lolos dengan mudah dari jeratan hukum.

Rope adalah sebuah film anti-eksistensialis, menceritakan dua orang murid James Stewart yang membunuh teman sekelas mereka karena sebuah filsafat eksintensialisme. James Stewart pada akhirnya menyadari bahwa filosofi ini hanya menghasilkan penderitaan bagi para penganutnya.

Film ini memunculkan referensi filosofi dari Friedrich Nietzsche, "Ubermensch," serta alusi milik Freudian.

2. Love and Death (1975)

imdb.com

Dalam film ini, Woody Allen berhasil memadukan kecemasan dan ketakutannya menjadi sebuah komedi tanpa henti tentang perang dan perdamaian, kejahatan dan hukuman, serta hubungan antara seorang ayah dan anak lelakinya.

Love and Death menceritakan Boris (Allen), pria yang tidak bisa tidur tanpa lampu menyala sampai dia mencapai usia tiga puluh tahun dan akan dieksekusi karena kejahatan yang tidak dilakukannya.

Sepanjang film ini, Allen mengeluarkan lelucon-lelucon unik, salah satunya one-liner yang menyinggung Attila the Hun. Pada akhirnya, film ini memberi tahu kita tentang esensi dari cinta dan kematian di dalamnya.

Baca Juga: 5 Film tentang Iblis Paling Seru dan Menegangkan, Wajib Nonton!

3. Blade Runner (1982)

imdb.com

Blade Runner adalah film yang dibuat berdasarkan novel fiksi ilmiah karya Philip K. Dick, Do Androids Dreams of Electric Sheep? Dalam film ini, Harrison Ford berperan sebagai salah satu Blade Runners yang disewa untuk “mempensiunkan” para replikan, manusia rekayasa yang yang diciptakan oleh Tyrell Corporation.

Para replikan ini dirancang untuk berfungsi sebagai budak kerja untuk mengeksplorasi dan menjajah planet lain. Film ini menggambarkan apa artinya menjadi manusia di era sibernetika dan mengajukan banyak pertanyaan tentang paham eksintesialisme di dalamnya.

Jika kecerdasan buatan ditempatkan di tubuh yang tampak dan bertindak sebagai manusia, apakah mereka bisa dianggap sebagai manusia juga? Apakah replikan berbeda dalam berbagai hal dengan manusia yang membuatnya? Sekali lagi, filosofi eksistensialisme sangat kental dalam film ini.

4. The Truman Show (1998)

imdb.com

Truman Show dibintangi oleh Jim Carrey yang menjadi Truman, seorang pria yang keseluruhan hidupnya adalah kepalsuan. Hubungannya, pekerjaannya, dan kesehariannya hanya dijadikan sebuah tontonan untuk jutaan pemirsa TV. 

The Truman Show adalah sebuah acara TV yang menggunakan setidaknya 5.000 kamera yang tersedia 24/7 dan disiarkan langsung ke penonton. Dalam film ini, para penonton bertindak seolah-olah mereka adalah Tuhan yang menciptakan Truman, mengawasinya, dan mengikuti semua yang dia lakukan

Film ini membawa kita ke sebuah topik pembahasan, haruskah Tuhan dibiarkan tidak bermoral atau haruskah ia diikat oleh moralitas dan etika? Film ini juga menjadi sebuah eksperimen psikologis perihal apakah kita harus mematuhi perintah-perintah Tuhan dengan hati-hati, atau kita harus mengabaikan dan menggunakan penilaian kita sendiri?

Truman Show adalah referensi ke berbagai pemikiran para filsuf besar seperti Descartes, Sartre, Schopenhaur, dan Plato, menjadikannya sebuah film filosofis yang memberi kebebasan kepada para penontonnya untuk menilai perilaku sosial yang terjadi di dalam kehidupan Truman.

5. The Matrix (1999)

imdb.com

Perlu diakui bahwa Keanu Reeves mendapatkan ketenarannya lewat peran Neo dalam The Matrix. Dalam film ini, ia berperan sebagai programmer komputer di siang hari dan seorang hacker di malam hari.

Namun kehidupan Neo berubah ketika dia mencari seorang pria bernama Morpheus dan menerima sebuah pesan misterius di komputernya. Saat bertemu dengan pria yang ambigu ini, akhirnya Neo mengetahui bahwa kenyataan sebenarnya sangat berbeda dari apa yang dia dan kebanyakan orang rasakan.

Film ini mengandung banyak teori agama dan filsafat yang telah diangkat oleh banyak filsuf, dan masih dibaca serta dipelajari hingga hari ini di dunia akademik. Salah satunya adalah gagasan Plato tentang apa yang kita lihat di dunia ini hanyalah bayangan dari apa yang benar-benar ada, dan bahwa kita belum melihat dunia yang sebenarnya melalui mata kita.

Lalu konsep kesadaran ganda milik W.E.B. Du Bois juga dibahas di dalam film ini, bersamaan dengan pemikiran Descartes tentang berpikir untuk diri kita sendiri. Jadi, apakah realitas itu? Ingatlah bahwa tidak ada kekuatan lain yang sanggup menipu kita tentang sifat realitas selain indera dan pikiran kita sendiri. 

Dengan memberikan pesan dalam jumlah terbatas, indera dan pikiran dapat mengubah persepsi kita tentang realitas berdasarkan pada varian yang diberikan. Dari informasi tersebut, kita akhirnya mengetahui bahwa pikiran adalah "tuan" untuk dirinya sendiri.

6. Memento (2000)

imdb.com

Film yang mengangkat karier Christopher Nolan di dunia Hollywood, Memento, adalah adaptasi dari sebuah cerita pendek buatan Jonathan Nolan, Memento Mori. Memento sendiri adalah sebuah film thriller psikologis neo-noir yang diceritakan secara unik dan menantang untuk ditonton karena struktur narasinya yang tidak linier.

Lewat film ini, Nolan ingin para penontonnya memahami kehidupan sang tokoh utama yang menderita. Oleh karena itu plot dalam film ini berfokus pada Leonard, seorang penderita amnesia dan mantan penyelidik asuransi yang sedang menyelidiki pemerkosaan brutal dan pembunuhan terhadap istrinya dalam sebuah perampokan di rumahnya.

Saat peristiwa ini terjadi, Leonard menerima sebuah pukulan keras di tengkoraknya sehingga ia menderita amnesia. Lewat film ini, kita bisa mengeksplorasi memori, persepsi, kesedihan, penipuan diri sendiri dan balas dendam yang dilakukan oleh Leonard.

Ludwig Wittgenstein, seorang filsuf, pernah bertanya, “Jika seekor anjing percaya bahwa tuannya ada di depan pintu, bisakah dia juga percaya kalau tuannya akan berada di situ besok lusa?" Memento adalah film yang ambigu, dan ketika film ini berakhir kita akan bertanya-tanya apakah ini akhir dari kisah Leonard atau awal dari Memento lainnya.

Baca Juga: 5 Film yang Wajib Ditonton Setelah Menonton Joker, Apa Saja?

Verified Writer

Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya