Apa yang Terjadi Seandainya Sinetron Indonesia Punya Pengulas Ala Rotten Tomatoes?
Semoga bukan mimpi di siang bolong, atas nama sinetron Indonesia yang lebih baik.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tidak bisa disangkal kalau kebanyakan ibu-ibu atau asisten rumah tangga pada siang harinya akan menghabiskan waktunya di depan televisi. Pada jam itu yang biasanya ada di siaran TV lokal adalah acara sinetron, baik itu sinetron dalam negeri maupun sinetron impor (semoga suatu saat nanti bangsa kita bisa swasembada sinetron). Kemudian menjelang sore, ibu-ibu ditemani anak-anaknya yang sudah pulang sekolah akan kembali menonton sinetron yang kian banyak jumlah stasiun televisi yang menyuguhkan. Dari kesemua itu, acara tontonan sedikit banyaknya mempengaruhi cara berpikir, bertindak dan berperilakunya seseorang. Menyuguhkan tayangan yang bermutu merupakan solusi yang secara signifikan menghasilkan manusia Indonesia yang lebih baik.
Berhubungan dengan hal itu, di luar negeri kita mengenal yang namanya Rotten Tomatoes (alamat websitenya di: rottentomatoes.com). Rotten Tomatoes ini adalah salah satu website yang disebut sebagai review aggregator atau suatu sistem yang mengumpulkan segenap pendapat serta penilaian mengenai suatu produk atau pelayanan. Rotten Tomatoes fokus dalam penilaian mengenai film movie maupun film serial (Sinetron). Biasanya sebelum seseorang menonton atau mendownload movie atau film serial, ia akan melihat ke Rotten Tomatoes terlebih dahulu untuk melihat bagaimana redaksi Rotten Tomatoes atau segenap khalayak dunia menilai film itu. Selain Rotten Tomatoes ini, review aggregator film lain yang cukup banyak dikenal oleh orang adalah IMDB, Metacritic, serta Letterboxd.
Para pembuat sineas film pun pada akhirnya berlomba-lomba agar memiliki review sentimen positif yang bisa meningkatkan rating dan pendapatan film mereka. Bila tidak, tentu saja mereka akan tertinggal dengan pembuat sineas film lain. Dari sana terciptalah, iklim kompetisi sehat yang menguntungkan kita, karena kita hanya akan terhibur oleh film-film berkualitas, menarik, menghibur bahkan terkadang menginspirasi kehidupan kita.
Dari sana kita memimpi-mimpikan kalau seandainya sistem review aggregator ini bisa hadir di Indonesia, kira-kira apa ya yang terjadi, berikut inilah kemungkinan-kemungkinannya:
1. Sinetron yang disuguhkan ke masyarakat hanya yang benar-benar berkualitas
Kenapa banyak dari anak-anak muda kita yang keranjingan film-film korea ketimbangan dengan film lokal sendiri? Awalnya mungkin saja dia ikut-ikutan saja dengan teman-temannya, tapi perhatikanlah selanjutnya, ia menjadi benar-benar suka film korea itu. Tidak lain tidak bukan karena Korea berhasil mencontohkan kepada kita standar tinggi dalam pembuatan film. Ceritanya disusun sedemikian rupa untuk bisa menguras air mata dan menumpahkan segenap inspirasi ke dalam kehidupan kita.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.