TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apa yang Terjadi Seandainya Sinetron Indonesia Punya Pengulas Ala Rotten Tomatoes?

Semoga bukan mimpi di siang bolong, atas nama sinetron Indonesia yang lebih baik.

pixabay.com

Tidak bisa disangkal kalau kebanyakan ibu-ibu atau asisten rumah tangga pada siang harinya akan menghabiskan waktunya di depan televisi. Pada jam itu yang biasanya ada di siaran TV lokal adalah acara sinetron, baik itu sinetron dalam negeri maupun sinetron impor (semoga suatu saat nanti bangsa kita bisa swasembada sinetron). Kemudian menjelang sore, ibu-ibu ditemani anak-anaknya yang sudah pulang sekolah akan kembali menonton sinetron yang kian banyak jumlah stasiun televisi yang menyuguhkan. Dari kesemua itu, acara tontonan sedikit banyaknya mempengaruhi cara berpikir, bertindak dan berperilakunya seseorang. Menyuguhkan tayangan yang bermutu merupakan solusi yang secara signifikan menghasilkan manusia Indonesia yang lebih baik.

Berhubungan dengan hal itu, di luar negeri kita mengenal yang namanya Rotten Tomatoes (alamat websitenya di: rottentomatoes.com). Rotten Tomatoes ini adalah salah satu website yang disebut sebagai review aggregator atau suatu sistem yang mengumpulkan segenap pendapat serta penilaian mengenai suatu produk atau pelayanan. Rotten Tomatoes fokus dalam penilaian mengenai film movie maupun film serial (Sinetron). Biasanya sebelum seseorang menonton atau mendownload movie atau film serial, ia akan melihat ke Rotten Tomatoes terlebih dahulu untuk melihat bagaimana redaksi Rotten Tomatoes atau segenap khalayak dunia menilai film itu. Selain Rotten Tomatoes ini, review aggregator film lain yang cukup banyak dikenal oleh orang adalah IMDB, Metacritic, serta Letterboxd.

Para pembuat sineas film pun pada akhirnya berlomba-lomba agar memiliki review sentimen positif yang bisa meningkatkan rating dan pendapatan film mereka. Bila tidak, tentu saja mereka akan tertinggal dengan pembuat sineas film lain. Dari sana terciptalah, iklim kompetisi sehat yang menguntungkan kita, karena kita hanya akan terhibur oleh film-film berkualitas, menarik, menghibur bahkan terkadang menginspirasi kehidupan kita.

Dari sana kita memimpi-mimpikan kalau seandainya sistem review aggregator ini bisa hadir di Indonesia, kira-kira apa ya yang terjadi, berikut inilah kemungkinan-kemungkinannya:

1. Sinetron yang disuguhkan ke masyarakat hanya yang benar-benar berkualitas

islamievif.blogspot

Kenapa banyak dari anak-anak muda kita yang keranjingan film-film korea ketimbangan dengan film lokal sendiri? Awalnya mungkin saja dia ikut-ikutan saja dengan teman-temannya, tapi perhatikanlah selanjutnya, ia menjadi benar-benar suka film korea itu. Tidak lain tidak bukan karena Korea berhasil mencontohkan kepada kita standar tinggi dalam pembuatan film. Ceritanya disusun sedemikian rupa untuk bisa menguras air mata dan menumpahkan segenap inspirasi ke dalam kehidupan kita.

2. Sinetron tidak lagi menjadi hiburan semata, tetapi menjadi mata air dan sumber inspirasi tentang nilai-nilai kehidupan, kesejatian cinta, perjuangan, pengorbanan, persahabatan, pekerjaan serta berbagai moral-moral yang mendorong kita bersemangat setiap saatnya.

brilio.net

Dengan begini, ayah dan ibu tidak perlu lagi khawatir mengajak putra putrinya ikut menonton bersama acara-acara TV lokal. Guru-guru di sekolah bisa memberikan tugas ke anak didiknya untuk menonton suatu acara TV yang dari sana mereka bisa belajar nilai-nilai kehidupan yang begitu banyak.

3. Masyarakat jadi terbantu untuk mengetahui dan memilih mana sinetron yang layak ditonton

pixabay.com

Dengan sistem perangkingan, masyarakat modern kita ini tahu mana film yang layak ditinggalkan dan mana yang layak untuk selalu dinanti.

4. Tidak setiap hari kita akan menonton sinetron. Tapi itu tidaklah mengapa, karena minggu depannya kita akan menemukan kembali oase padang pasir kehidupan kita.

http://gratisography.com/

Film barat maupun korea rasanya tidak ada yang segiat kita, yang setiap harinya sinetron tersebut muncul di hadapan kita. Mereka hanya tayang paling lama hanya seminggu dua kali, karena mereka bolak-balik menyusun naskah hingga menjadi naskah yang terbaik, sketsa dipilih yang terbaik, dan artis-artis pun juga bisa menjadi lebih fresh.

5. Cerita yang disuguhkan tidak telalu panjang apalagi sampe 2000-an episode

pixabay.com

Kebiasaan sinetron Indonesia adalah kita tidak pernah tahu kapan sinetron itu bisa selesai. Biasanya bila banyak sekali peminatnya, sinetron itu bisa terus menerus berlanjut, kalau artisnya tidak bisa melanjutkan, jalan cerita akan dibuat sedemikian rupa sehingga artis tersebut memang sudah tidak ada dan cerita-pun bisa dilanjutkan.

Verified Writer

Shibgho

Meninggalkan jejak lewat tulisan. Intip info lainnya http://informasiobatterkini.blogspot.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya