TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Review Film Orphan: First Kill, Lebih Seru dari yang Pertama!

No spoiler, nih!

Cover film Orphan: First Kill dari laman Twitter Sutradara William Brent Bell (Twitter/wmbrentbell)

Orphan: First Kill (2022) rilis 19 Agustus merupakan prekuel dari Orphan (2009). Film pertama mengisahkan sepasang suami istri yang dirundung duka setelah mengalami keguguran. Mereka memutuskan untuk mengadopsi anak perempuan dari panti asuhan yakni Esther Albright alias Leena, seorang dwarfisme.

Berencana nonton prekuel dari film Orphan? Coba baca terlebih dahulu review film Orphan: First Kill sebelum nonton, deh. Tenang, artikel ini no spoiler, kok!

1. Tipikal alur ceritanya berbeda dari film yang pertama, gak ketebak!

Alkisah pada tahun 2007, seorang pasien paling berbahaya di sebuah RSJ pedalaman Estonia berusia 31 tahun bernama Leena, merencanakan strategi melarikan diri yang berjalan mulus. Setelah berhasil kabur, dia mencari daftar anak hilang yang fisiknya paling mirip dengan dirinya, dari situlah asal muasal identitas Esther Albright disematkan pada diri Leena. 

Leena berpura-pura menjadi Esther, dan kembali ke keluarganya di Amerika. Ternyata keluarga Esther merupakan keluarga kaya raya di sana. 

Nah, pada film yang pertama, plot twist-nya terletak pada fakta bahwa Esther ternyata adalah perempuan dewasa yang mengidap dwarfisme sehingga terlihat seperti anak kecil. Lalu dari mana elemen kejutan pada film Orphan: First Kill ? Ternyata, pada film ini terdapat lebih dari satu antagonis! Tetapi tidak akan di spoiler di sini tentunya. 

Intinya, pada film prekuel ini, Esther memiliki 'lawan' yang sepadan. Sehingga, alur cerita film ini tidak akan monton dan gak ketebak, deh.

2. Totalitas performa acting Isabelle Fuhrman

Isabelle Fuhrman bersama dua body doublenya dalam Orphan: First Kill (Instagram.com/isabellefur)

Totalitas peran Isabel Fuhrman dalam membawakan peran sebagai perempuan maniak sangat patut diapresiasi. Prekuel ini dibuat 13 tahun sejak film awal,lho! otomatis fisik Isabelle akan ikut menua, dan sulit untuk memerankan anak berusia 11 tahun. 

Namun, dengan kualitas effect film, editing, dan body double, Isabelle berhasil mempertahankan penampilannya seperti 13 tahun lalu. Namun, tetap saja, dalam film ini perawakan Isabelle terlihat lebih tua. Meskipun begitu, justru hal ini lah yang menambah elemen creepy pada sosok Esther, karakternya sebagai perempuan tua yang berdandan sebagai anak-anak semakin kentara. Hal ini menyiratkan bahwa Leena masih 'amatir' saat itu (2007) dibandingkan saat dia sudah ditemukan oleh Kate dan John pada tahun 2009. 

Bahkan, suara kekanakannya dengan campuran aksen rusia masih bisa dipertahankan oleh Isabelle saat berperan menjadi Esther, luar biasa banget, kan?

Baca Juga: Review Film Before, Now & Then (Nana), Dialognya Pakai Bahasa Sunda

3. Latar tempat yang eye-catching

Latar Tempat film Orphan: First Kill (Instagram.com/isabellefur)

Film ini berlatar di pedalaman Estonia saat musim dingin dan di kediaman mewah keluarga Albright di Amerika. 

Landscape latar tempat yang winterish dan tone lembut, membuat atmosfer thriller yang mencekam dan suram. Selain itu, latar tempatnya sangat indah dan natural, sehingga terlihat bagus direkam dari berbagai sudut. 

Pencahayaannya pun dominan dilakukan dengan cahaya alami, sehingga kesan realistisnya cukup kental. 

4. Minim jumpscare

Cover film Orphan: First Kill (Instagram.com/paramountmovies)

FIlm ini lebih berfokus pada alur ceritanya dibandingkan tambahan jumpscare untuk menakut-nakuti. Tidak banyak adegan yang mengagetkan, namun nuansa mencekamnya tetap terasa karena pembawaan para karakternya sangat bagus. 

Adu peran Isabelle Fuhrman dengan Julia Stiles (yang berperan sebagai ibu kandung Esther Albright) sangat intens, dan menyenangkan untuk ditonton.

Nah, Orphan: First Kill cocok banget untuk kalian para pencinta silent tense alias ketegangan yang hening dan tidak begitu nyaman dengan adanya jumpscare.

Baca Juga: Review Film Korea Urban Myths, Jumpscare dan Horornya Gak Abis-abis!

Verified Writer

Tamara Puspita Ayu

I write what i know & know what i write

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya