TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Review Film Little Women: Dilema Perempuan Antara Mimpi dan Pernikahan

#ReviewFilm Paduan cerita dan cast menawan

imdb.com

Dua tahun setelah proyek debutnya yang sukses besar, Lady Bird, sutradara Greta Gerwig kembali dengan film baru berjudul Little Women yang diadaptasi dari novel klasik bertema feminisme karya Louisa May Alcott. Sesuai versi novelnya, film ini mengangkat cerita kehidupan dan dilema perempuan abad ke-18 tentang impian dan pernikahan.

Cerita Little Women sendiri sudah tujuh kali diadaptasi ke dalam film dan serial televisi, namun terdapat keunikan sendiri dalam adaptasi dari Greta Gerwig. Setelah menonton film yang dibintangi Saoirse Ronan, Timothee Chalamet, Florence Pugh, dan Emma Watson ini, berikut ringkasan cerita dan review dari IDN Times untuk Little Women.

1. March bersaudara tinggal di atap yang sama namun dengan mimpi yang berbeda

Dok. Columbia Pictures

Jo (Saoirse Ronan), Meg (Emma Watson), Amy (Florence Pugh), dan Beth (Eliza Scanlen) adalah empat saudara yang hidup sederhana bersama ibu mereka, Marmee (Laura Dern), sedangkan sang ayah pergi menjalankan tugas negara untuk berperang.

Di bawah atap yang sama, March bersaudara menghabiskan masa kecil mereka dengan membentuk klub teater kecil-kecilan sambil saling memberikan dukungan untuk menekuni hobi masing-masing. Jo memiliki hobi menulis dan bercita-cita untuk menjadi penulis sukses yang mampu mendatangkan uang untuk keluarganya, Meg menyukai akting, Amy ingin menjadi pelukis terkenal, sedangkan Beth adalah pencinta musik yang gemar bermain piano.

Baca Juga: Review Film Birds of Prey: Ketika Harley Quinn Move On dari Joker

2. Rumitnya persahabatan dan cinta ketika dikaitkan dengan impian

junkee.com

Tak jauh dari rumah March bersaudara, tinggal seorang yatim piatu bernama Laurie (Timothee Chalamet) bersama sang kakek yang kaya raya. Laurie bertemu dengan Jo di sebuah pesta, dan tak butuh waktu lama bagi mereka untuk saling akrab. Lambat laun, Laurie juga berteman dekat dengan seluruh anggota keluarga March.

Di balik persahabatan yang terjalin, Laurie memendam rasa cintanya kepada Jo. Namun Jo memiliki pribadi yang tomboy, ambisius, dan hanya mementingkan hobi menulis di atas segalanya. Jo juga memandang rendah pernikahan dan percaya bahwa wanita tak harus menikah untuk bisa sukses.

3. Pernikahan salah satu dari mereka menandai berakhirnya masa kecil yang bebas

forbes.com

Meg dipersunting oleh seorang guru bernama John Brooke (James Norton) yang sempat menjadi pengajar pribadi dari Laurie. Pernikahan Meg menjadi penanda berakhirnya masa kecil yang bahagia dari March bersaudara. Jo sempat membujuk Meg untuk tidak menikah dan mengejar cita-citanya menjadi aktris, namun Meg bersikeras bahwa cita-citanya saat ini adalah membina rumah tangga.

Tak hanya Meg, masing-masing dari Jo, Amy, dan Beth pada akhirnya merasakan dilema yang begitu besar antara keinginan untuk mewujudkan impian mereka di tengah kendala yang dihadapi. Amy menjalin hubungan dengan seorang pria kaya raya, Beth didiagnosa mengidap sakit keras, sedangkan Jo harus berjuang melawan rasa kesepian yang datang di kala ia sibuk mengejar cita-citanya seorang diri.

Berhasilkah March bersaudara menemukan kebahagiaan mereka di jalan masing-masing? Temukan jawabannya dengan menonton Little Women di bioskop.

4. Adaptasi yang memberikan keadilan bagi karya aslinya

washingtonpost.com

Meski adaptasi Little Women sudah cukup banyak dibuat dalam bentuk film maupun serial TV, versi Greta Gerwig tetap menarik untuk ditonton berkat gaya directing yang khas dari Greta dengan beberapa teknik shoot dan editing gambar yang terkesan lebih 'mahal'. Skenario dari film ini juga dibangun dengan rapi oleh Greta sendiri tanpa memberikan banyak perubahan dari versi novelnya yang dirilis tahun 1868.

Baca Juga: Review 1917: Salah Satu Film Perang Terbaik Sepanjang Masa

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya