venue Sundance Film Festival (Pexels/Gela Delrose)
Selain avant-garde, banyak film jebolan festival yang mengusung genre realisme dan turunannya. Ini masih berkaitan erat dengan nilai seni tadi. Genre realisme biasanya dikemas dengan level subtlety atau kepelikan tertentu. Beda dengan film komersial yang dibuat lebih sederhana untuk merangkul semua kalangan, film-film jebolan festival seringkali sarat simbolisme dan pesan implisit.
Jadi, jangan kaget kalau kamu menemukan banyak film festival yang hemat dialog atau mengandung adegan absurd. Eksistensinya disengaja demi memberikan ruang bagi penonton untuk mencerna dan menginternalisasi sendiri maksud dan pesan sineas. Dengan kepelikan ini, diskusi pun bisa dimulai. Itu juga yang menjelaskan mengapa selalu ada segmen dialog antara kreator film dengan penonton selepas penayangan di festival-festival film.
Tidak hanya jadi hiburan untuk semua kalangan, sepertinya film jebolan festival memang punya peran tambahan lain. Memberi pencerahan dan ruang diskusi yang menyuburkan kemampuan kita berpikir kritis. Namun, bukan berarti film komersial tak punya peran itu. Gak sedikit, kok film-film non-festival yang memotivasi penonton untuk membuat teori sendiri saking ambigu dan berlapisnya cerita mereka.