potret press conference serial Nightmares and Daydreams di Fairmont Hotel Jakarta, Kamis (13/6/2024) (dok. IDN Times/Rani Asnurida)
Menurut Joko Anwar, meski mengusung genre sci-fi, kisah yang diurai dalam serial Nightmares and Daydreams tetap dekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia.
"Nightmares and Daydreams dimulai dari keresahan, karena aku percaya bahwa yang aku lakukan di serial itu harus jadi cermin agar kita bisa merefleksi apa yang kita hadapi sekarang secara sosial di Indonesia," kata Joko Anwar saat interview di Hotel Fairmont Jakarta, Kamis (13/6/2024).
Dalam hal ini, ia juga membingkai tentang kemiskinan yang kini menjadi sesuatu yang sistematis.
"Kita bicara soal kemiskinan. Kemiskinan struktural yang paling bahaya banget, karena bukan berarti karakter seperti Panji orang yang tidak mau bekerja keras, tapi ada sesuatu yang sistematis yang membuat mereka tidak bisa keluar dari kemiskinan. Nah, ini yang coba diurai dari Nightmares and Daydreams, walaupun ini science fiction," lanjutnya.