[Movie Review] One Day, Film Drama Romantis Thailand yang Wajib Kamu Tonton

(NO SPOILER) Kisah klasik sederhana nan menyentuh...

Denchai (Chantavit Dhanasevi) adalah seorang pria awkward yang berprofesi sebagai IT di sebuah perusahaan ternama. Di sana, Denchai jatuh hati kepada rekan kerjanya, Nui (Nittha Jirayungyurn), seorang perempuan yang sangat cantik dan ceria. Karena perbedaan yang sangat jauh, Denchai hanya bisa mengamati Nui dari jauh dan menjadi penggemar rahasianya.

Namun dalam sebuah perjalanan perusahaan mereka ke Hokkaido Jepang, Nui mengalami sebuah kecelakaan dan membuatnya kehilangan ingatan, meskipun hanya dalam waktu satu hari. Tertinggal dari rombongan teman kerjanya, Denchai kemudian memutuskan untuk membantu Nui, dan menghabiskan satu hari penuh bersamanya.

Jujur, penulis tidak pernah mendengar tentang film ini sebelumnya. Bahkan di saat para pemain film ini datang ke Indonesia sekitar November tahun lalu. Mungkin ini dikarenakan penulis tidak terlalu mengikuti perekembangan film-film Asia, terutama dengan genre romance yang biasanya identik dengan perempuan remaja. Hal yang membuat penulis mengenal dan juga tertarik dengan One Day dikarenakan di sebuah grup film yang penulis ikuti, One Day adalah trending topic utama dan menjadai bahan diskusi yang sangat menarik.

Seperti telah disebutkan diatas, penulis bukanlah penggemar film-film romance Asia, namun karena penulis membaca sekitar, tujuh kali postingan dalam satu hari untuk film ini di grup tersebut. Cukup menggelitik rasa penasaran penulis akan One Day. Yang pada akhirnya, menuntun penulis untuk menyaksikan film ini.

Melihat kedua karakter utama dalam film membuat penulis mengernyitkan dahi, kenapa?. Karena penulis sudah sangat sering melihat hal seperti ini sebelumnya, dua pasangan yang seperti bumi dan langit, baik itu secara fisik ataupun kepribadian. Biasanya, salah satu karakter akan melakukan banyak kesalahan memalukan, dan juga nyaris tidak memiliki kelebihan, namun entah mengapa pasangan mereka yang sempurna akan dengan sabar menemaninya. 

Paruh awal film, benar-benar sesuai dengan dugaan penulis, dimana Denchai melakukan berbagai hal klise yang sudah pernah kita lihat, entah berapa ratus kali sebelumnya. Hal ini, sempat membuat penulis kebosanan dan bertanya-tanya, "apa benar film ini sebagus yang orang lain katakan?." Menit demi menit berlalu, sampai akhirnya penulis selesai menyaksikan film ini, and guess what? I really like this movie!!.

Chemistry dari kedua aktor utama tersaji dengan sangat baik, mulai dari Chantavit Dhanasevi sebagai Denchai, seorang lelaki pemalu yang sangat awkward, sampai dengan Nittha Jirayungyurn sebagai Nui. Dari semua karakter yang tersaji dalam One Day, Nui adalah favorit penulis. Dan ini bukan karena dia enak untuk dipandang, oke hal ini mungkin bisa diperdebatkan? Namun secara karakter, Nui adalah karakter yang lebih kompleks dan juga paling menarik untuk digali. 

Hal yang paling sering penulis rasakan ketika melihat hubungan dari dua karakter yang sangat jomplang seperti ini adalah, "wow, apa yang dia lihat dari orang itu?," dalam beberapa adegan, terutama di paruh awal film, penulis sempat merasakan hal ini. Namun seiring durasi berjalan, dimana Denchai dan Nui saling berinteraksi dan mulai saling mengenal satu sama lain, penulis bisa dengan mudah bersimpati akan hubungan keduanya.

Plot yang diusung One Day bukanlah hal baru, dan seperti disebutkan di atas, sudah sering kita lihat sebelumnya. Namun begitu, inti dari film ini bukanlah bagaimana hal tersebut akan berakhir, namun lebih kepada bagaimana kita menjalaninya, dan menikmati setiap momen. 

Sinematografi yang ditampilkan One Day sangat cantik, sekaligus menjadi background yang manis ditengah jalinan kisah Nui dan Denchai. Cara One Day menggabungkan baik itu setting, plot, sinematografi, maupun karakter juga patut diacungi jempol, yang bersinergi dengan apik dan memberikan tontonan nan memikat. 

Terdapat beberapa plothole ataupun pertanyaan yang membuat penulis sedikit mengernyitkan dahi. Seperti bagaimana mungkin seorang dokter bisa dengan mudah membiarkan pasiennya pergi begitu saja setelah mengalami gangguan otak?, ataupun sangat panjangnya hari yang dijalani Nui dan Denchai. I mean, mereka melakukan pemeriksaan di rumah sakit, melakukan scan otak, lalu mengunjungi belasan tempat di Jepang, dan mereka melakukannya hanya dalam satu hari? I don't know, saya merasa bahwa semua itu terlalu banyak untuk dilakukan hanya dalam satu hari.

But Overal, One Day sukses memberikan sajian yang sangat manis, first act dari film ini mungkin sedikit melelahkan untuk diikuti, namun secara keseluruhan, One Day adalah film yang sangat nyaman untuk disaksikan, terutama untuk anda yang tertarik dengan genre romance.

N.B: pengambilan gambar di sepuluh detik terakhir film merupakan favorit penulis, di mana jika saja kita bisa melupakan semua masalah dikepala, bahkan hanya dalam satu hari. Kita mungkin akan menjadi orang paling bahagia di dunia. 
 

Score: Outstanding

Arie Ardian Photo Writer Arie Ardian

Seorang pria yang terjebak dalam mimpi dan fantasi.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya