Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Kegemaran Haruki Murakami dalam Karya Terbaru, "Murakami T"

Haruki Murakami berpose di depan kamera. (newyorker.com)
Haruki Murakami berpose di depan kamera. (newyorker.com)

Haruki Murakami kembali merilis buku baru pada pengujung 2021. Kali ini, bukan karya fiksi yang dirilisnya, melainkan karya nonfiksi yang berjudul Murakami T: The T-Shirts I Love. Lewat karya tersebut, pembaca dapat mengintip gaya berpakaian penulis kontemporer Jepang itu. 

Karya teranyar ini boleh disebut sebagai buku ketiga yang mengelaborasi hobi personalnya, yakni mengoleksi kaus. Dua karya lain yang juga menguraikan kegemaran pribadi lainnya--berlari dan mendengarkan musik--adalah What I Talk About When I Talk About Running dan Absolutely on Music

Tidak seperti dua karya nonfiksi sebelumnya, buku terbaru Haruki Murakami yang satu ini menyinggung banyak hal unik yang amat digemarinya. Berikut ini tujuh kegemaran unik Haruki Murakami sebagaimana tertuang dalam karya terbarunya yang terbit dalam bahasa Inggris, Murakami T.

1. Mengoleksi barang remeh

ilustrasi pensil (unsplash.com/markus spiske)
ilustrasi pensil (unsplash.com/markus spiske)

Haruki Murakami memang dikenal sebagai penulis yang memiliki koleksi buku melimpah dan piringan hitam yang jumlahnya mencapai sepuluh ribu lebih. Namun, siapa sangka kalau peraih Franz Kafka Prize itu juga mengoleksi kaus yang tidak semuanya dipakai dan juga tidak lagi tertampung dalam lemari bajunya. 

Selain itu, Haruki Murakami juga gemar mengumpulkan kliping majalah dan pensil tua yang ujungnya tidak lagi cukup saat dimasukkan ke dalam rautan. Pada bab "Preface: The Things I End Up Collecting", dia mengakui bahwa barang remeh itu tidak sengaja terkumpul. Dia baru menyadari setelah jumlahnya sudah sangat melimpah.

2. Mengenakan kaus saat bepergian

Haruki Murakami berpose di depan kamera. (the-tls.co.uk)
Haruki Murakami berpose di depan kamera. (the-tls.co.uk)

Saat bepergian, Haruki Murakami hampir selalu mengenakan kaus. Pernah sekali waktu dia memakai baju non kaus yang langsung dikomentari oleh orang dekatnya karena penampilannya yang tak lazim. Salah satu kaus yang paling sering dipakainya adalah kaus bertuliskan nama pembuat papan selancar, Greg Noll. 

Kegemarannya akan kaus juga tampak saat dia melakukan perjalanan ke luar negeri. Alih-alih membawa kaus dari rumah, dia lebih suka membeli kaus dari daerah yang dikunjunginya. Kesukaannya terhadap kaus itu sangat berhubungan dengan profesinya sebagai penulis yang tidak mengharuskannya berpakaian formal.

3. Mencari makna gambar kaus

kaus Haruki Murakami (Murakami T karya Haruki Murakami)
kaus Haruki Murakami (Murakami T karya Haruki Murakami)

Hobi Haruki Murakami mengoleksi kaus ternyata berbanding lurus dengan kegemarannya mencari makna gambar pada kaus. Dia tidak segan meluangkan waktu untuk mencari petunjuk di internet demi memaknai gambar pada kaus yang menarik perhatiannya. 

Salah satu kaus yang coba dipahaminya adalah kaus bertuliskan I Put Ketchup on My Ketchup. Pada bab "Hamburgers and Ketchup", dia menyimpulkan bahwa kalimat itu hendak menyatakan bahwa orang Amerika Serikat sangat menyukai saus hingga mereka rela menumpahkan saus di atas saus, termasuk menyertakan saus untuk segala jenis makanan.

4. Mengonsumsi hamburger saat bepergian ke Amerika Serikat

ilustrasi hamburger (unsplash.com/sanderdalhuisen)
ilustrasi hamburger (unsplash.com/sanderdalhuisen)

Haruki Murakami selalu tergoda untuk memakan hamburger setiap kali dia berkunjung ke Amerika Serikat. Godaan itu lambat laun menjadi kegemaran yang kemudian berubah menjadi insting. Dia pun menyadari, rasa hamburger ala negeri Paman Sam itu berbeda dengan hamburger yang ada di negaranya. 

Penulis First Person Singular ini selalu menikmati hamburger usai waktu makan siang atau saat antrean toko tak lagi mengular. Hamburger keju merupakan varian yang digemarinya, lengkap dengan irisan tomat, bawang, dan selada mentah. Tidak ketinggalan, dia juga akan menambahkan saus dengan merek Heinz di atas hamburger miliknya.

5. Membeli barang di toko loakan

ilustrasi toko loakan (unsplash.com/robinson greig)
ilustrasi toko loakan (unsplash.com/robinson greig)

Pada bab terakhir buku Murakami T, penulis 1Q84 itu mengaku gemar membeli barang di toko loakan. Kaus adalah salah satu barang yang dibelinya dari sana. 

Jika berkunjung ke Amerika Serikat, dia tidak pernah lupa untuk mengunjungi toko loakan Goodwill. Selain karena idealisme toko yang sangat mulia, di sana, dia sering mendapati kaus dengan gambar yang unik dan klasik.

6. Berkunjung ke toko piringan hitam

ilustrasi toko piringan hitam (unsplash.com/clem onojeghuo)
ilustrasi toko piringan hitam (unsplash.com/clem onojeghuo)

Sebagai kolektor piringan hitam, Haruki Murakami nyaris tidak pernah melewatkan waktu untuk mengunjungi toko piringan hitam saat bepergian ke luar negeri. Genre musik yang dicarinya tidak jauh dari musik jazz. 

Bahkan, dia memiliki daftar kota yang mempunyai toko terbaik penampung piringan hitam bekas bergenre jazz. Menurutnya, New York merupakan kota pertama yang memiliki banyak toko piringan hitam bekas dengan kualitas paling baik. Selain New York, secara berurutan, dia menyebut kota lain, yakni Stockholm, Copenhagen, dan Boston.

7. Berlari sejak berkiprah sebagai penulis

ilustrasi maraton (unsplash.com/miguel a. amutio)
ilustrasi maraton (unsplash.com/miguel a. amutio)

Pada bab "Can't Help Thinking About a Nice Cold Beer", Haruki Murakami menyatakan secara jujur kegemarannya dalam berlari. Kegemaran itu muncul saat dia memutuskan untuk berkiprah sebagai penulis. Sejak itu, dia selalu hadir di sejumlah perlombaan maraton penting di dalam dan luar negeri. 

Kisah mengenai kegemarannya berlari secara detail dan filosofis diuraikan dalam buku What I Talk About When I Talk About Running. Untuk memenuhi kegemarannya itu serta demi mengikuti acara triatlon, dia sampai mengikuti kursus renang yang dilatih oleh perenang profesional. 

Kalau mau tahu cerita lain seputar kaus dan kegemaran lain Haruki Murakami, langsung saja baca buku terbarunya yang berjudul Murakami T, ya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Asep Wijaya
EditorAsep Wijaya
Follow Us