Bernadya (instagram.com/bernadyaribka)
Niche (segmen spesifik dalam pasar) adalah salah satu kunci yang menjelaskan bagaimana seorang seniman bisa meraih sukses. Sabrina Carpenter, misalnya, bisa sukses karena memelopori lagu-lagu centil yang nyaman didengar perempuan. Sensasi nyaman ini karena lagunya tidak berbau male gaze (perempuan sebagai objek pandangan pria), memberdayakan (penuh kesan percaya diri), dan bebas objektifikasi kosong. Lagunya pun dikemas secara implisit dengan deskripsi figuratif dan pelintiran kosakata yang brilian serta humoris.
Bernadya pun berhasil menemukan niche-nya sendiri, yakni lewat lagu galau melankolis. Uniknya, lagu-lagunya bisa mencerminkan kerentanan dan kekuatan dalam satu waktu. Ini bisa disebut sebuah terobosan baru dalam industri musik Indonesia. Lagu galau memang salah satu produk terpopuler di negeri ini, tetapi jarang yang diselipi kesan berdaya seperti yang diramu Bernadya.
Lebih jauh, alih-alih mendeskripsikan kesedihan dan kehilangan dengan metafora maupun hiperbola yang repetitif, Bernadya memilih menyelipkan kalimat yang lebih lugas serta lekat dengan keseharian. Gaya ini sebenarnya sudah banyak dipakai musisi Barat dan ternyata bisa juga diadaptasi dalam bahasa Indonesia. Intinya, niche ini bisa ditemukan dengan cara jeli melihat gap atau kekosongan di pasar.