Bayu Skak di konferensi pers Cocote Tonggo di XXI Epicentrum, Jakarta, Jumat (9/5/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)
Saat konferensi pers di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan, Jumat (9/5/2025), Bayu mengaku film ini related dengan kehidupannya yang selalu "dibacotin" orang lain.
"Kalau saya tuh relate-nya itu kapan nikah, gitu kan ya. Kapan? Nah, ini (Cocote Tonggo) malah lebih next level lho, kapan punya anak? Nah, harapannya ya supaya nanti ke depan semuanya menerima intisari dari film ini," ujarnya.
Apalagi saat ini, komentar sosial bukan sekadar basa-basi, tapi bisa jadi tekanan mental tersendiri. Bayu menekankan untuk mengotrol apa yang bisa kita kendalikan.
"Sampai kapan pun kita hidup itu yang namanya bacotan pasti akan selalu ada, tapi bagaimana kita menangkapnya dan kita bisa hidup berdampingan dengan itu, tidak malah down dari itu," tambah pria kelahiran Malang ini.
Alih-alih ambil pusing dengan omongan orang lain atau bahkan mengikutinya, Bayu menyarankan untuk hidup seperti keinginan masing-masing.
"'Urip Ora Mung Nuruti Cocote Tonggo,' itu tagline-nya. Jadi, hidup tidak hanya mengikuti omongan tetangga. Jadi hidup itu, kita kan punya keinginan masing-masing sendiri. Anda-anda pasti punya cita-cita sendiri, keinginan sendiri. Ikutilah cita-cita kalian," tuturnya.