Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Srimulat: Hil yang Mustahal Babak Pertama (instagram.com/filmsrimulat)
Srimulat: Hil yang Mustahal Babak Pertama (instagram.com/filmsrimulat)

Film Srimulat: Hil yang Mustahal merupakan film komedi segar yang kini sedang tayang di bioskop. Menceritakan sebuah grup lawak terkenal nan legendaris, Srimulat tentunya dibuat secara serius dengan persiapan yang matang.

Orang-orang di balik IDN Pictures, serta para cast Srimulat menceritakan persiapan produksi film ini lewat Space Twitter bersama IDN Times, Minggu (29/5/2022). Yuk, simak cerita mereka.

1. Film Srimulat sudah disiapkan sejak 2018

Srimulat: Hil yang Mustahal Babak Pertama (instagram.com/filmsrimulat)

Bagi yang sudah menonton filmnya, Srimulat: Hil yang Mustahal adalah film gak sekadar lucu. Namun, film ini menceritakan perjalanan panjang grup lawak Srimulat yang bermula dari Solo hingga menasional dan melegenda.

Membuat film dengan cerita yang kompleks, tentunya butuh riset dan persiapan yang panjang pula. Fajar Nugros menyebutkan kalau film garapan bersama IDN Pictures dan MNC Pictures ini telah dikembangkan sejak 2018.

"MNC Pictures mengembangkan film ini sejak tahun 2018, sampai ketemu saya dan Santi itu 2019 akhir. Menurutku menawarkan konsep ini kepada produser, termasuk di IDN Pictures, ini butuh waktu yang sangat panjang," ujar Fajar Nugros.

2. Mengumpulkan jejak dokumentasi menjadi tantangan paling sulit

Srimulat: Hil yang Mustahal Babak Pertama (instagram.com/filmsrimulat)

Srimulat tidak hanya menceritakan tentang perjalanan satu orang. Srimulat mengisahkan tentang 13 pelawak yang tergabung dalam satu grup yang sudah eksis sejak tahun 50-an.

Dibikin film di masa kini, tentu Fajar Nugros sebagai sutradara butuh jejak-jejak dokumentasi masa lampau grup Srimulat. Mulai dari awal-awal mereka meniti karier, hingga sukses seperti sekarang. Diakui olehnya, itu adalah tantangan tersendiri yang jalannya cukup sulit untuk dilalui.

"Untuk film panjang, susah menemukan dokumentasi-dokumentasi karakter aslinya seperti apa. Aku banyak mengobrol dengan orang di Taman Ria, kawan yang kenal sama Basuki, dan lain-lain. Jadi kita membentuk karakternya itu dari kesaksian kawan yang masih hidup, termasuk personel Srimulat yang masih hidup," katanya.

3. Sumber guyonan yang sulit dilacak penemunya

Srimulat: Hil yang Mustahal Babak Pertama (instagram.com/filmsrimulat)

Selain kesulitan menemukan dokumentasi masa lampau, tim produksi Srimulat: Hil yang Mustahal juga mendapat tantangan ketika akan menceritakan sebuah guyonan khas dari para personel Srimulat.

Masalahnya, beberapa guyonan khas itu ternyata sudah turun temurun dipopulerkan oleh komedian zaman dulu, hingga sulit untuk dilacak siapa yang memulainya lebih dulu.

"Dari riset, memang ada nama-nama yang diurut, beberapa komedi memang ada yang sumbernya turun temurun dan ketika ditanya sumber awalnya, sudah gak ada yang tahu. Ada juga lawakan yang dulu dipopulerkan oleh siapa, orangnya sudah meninggal, lalu dipopulerkan lagi dengan pelawak berikutnya." ungkap Fajar Nugros.

Fajar menambahkan jika ingin menceritakan awal mula guyonan khas itu nantinya akan rumit dan jadi cerita yang sangat panjang. Sehingga, sutradara ini memilih lebih fokus memperkenalkan Srimulat ke generasi yang sekarang.

4. Ibnu Jamilo dan Tarzan asli berada satu frame

Srimulat: Hil yang Mustahal Babak Pertama (instagram.com/filmsrimulat)

Ibnu Jamilo di film ini didapuk menjadi Tarzan. Uniknya, Tarzan Srimulat asli juga ikut tampil di film dan keduanya bahkan sempat berada di frame yang sama.

Rupanya ini menjadi tantangan tersendiri bagi Ibnu. Ia bahkan sempat merasa terbebani dan takut mengecewakan ekspektasi publik.

"Gue takut dengan kata-kata penonton dibilang gak mirip, jauh banget. Itu tuh, yang kayak nyerang di pikiran gue setelah ambil bagian di film ini," kata Ibnu Jamilo khawatir.

Namun, kekhawatiran itu justru tak terbukti. Ketika melihat filmnya beberapa kali, ia merasa puas dengan aktingnya yang berusaha menjadi tokoh Tarzan Srimulat.

5. Usaha Morgan Oey mendalami tokoh Paul

Srimulat: Hil yang Mustahal Babak Pertama (instagram.com/filmsrimulat)

Peran Morgan Oey mungkin tidak tersorot sebanyak pemain lainnya. Namun, mantan personel SM*SH ini tetap menaruh usaha maksimal saat mendalami perannya sebagai Paul.

Berbeda dengan Bio One yang menguruskan badannya habis-habisan, Morgan justru diberi tugas untuk menambah berat badannya agar sedikit lebih berisi dalam waktu 3 minggu.

Menariknya, Morgan menolak memakai wig agar tampilannya terlihat lebih mirip. Ia justru memilih memotong rambutnya agar tidak membuang banyak waktu di lokasi syuting.

"Ah, kalau prostetik sama wig kayaknya bakal ribet, deh. Ini 13 karakter yang syuting, nanti malah ngelama-lamain syuting, kan," ujarnya.

6. Tantangan terberat para cast

Srimulat: Hil yang Mustahal Babak Pertama (instagram.com/filmsrimulat)

Srimulat lahir dan besar di Solo. Tentunya, para personelnya memiliki ciri khas orang Jawa yang kental. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi para cast dalam mendalami peran masing-masing.

Diakui oleh Erika Carlina, menjadi Djudjuk sangat lah sulit. Oleh karena karakter Djudjuk memang Jawa tulen. Gaya bicaranya, lemah lembutnya, cara berjalan, dan semuanya itu Jawa banget.

"Bu Djudjuk itu lemah lembutnya benar-benar natural banget. Jadi aku disuruh menghilangkan dulu kebiasaan-kebiasaan aku, terutama kalau ngomong aku kan berisik banget. Aku harus bisa mengubah semuanya," ungkapnya.

Sementara untuk cast lain, Fajar Nugros memberikan banyak pelatihan soal bagaimana menjadi orang Jawa. Tak hanya cara ngomongnya, melainkan juga mulai dari unggah-ungguh, gestur, tata krama dan lain-lain.

Fajar Nugros melatih melemaskan lidah para aktor untuk lemes ngomong bahasa Jawa dengan mengajarkan bahasa umpatan.

Meski Srimulat: Hil yang Mustahal adalah film komedi, namun digarapnya gak main-main dan sangat serius sekali, ya.

Editorial Team