Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Di Balik Pembuatan Film Pendek Menjahit Harapan

Still cut film pendek Menjahit Harapan
Still cut film pendek Menjahit Harapan (dok. Indonesian Lantern/Menjahit Harapan)

Surabaya, IDN Times - Pagi itu, waktu Indonesia, IDN Times mendapat kesempatan menghadiri acara 'Nonton Bareng dan Diskusi Film Pendek Menjahit Harapan (Stitching of Hope)' pada Selasa (26/8/2025). Acara tersebut dihadiri oleh rekan media Indonesia, termasuk IDN Times, sekaligus diaspora Negara Maritim ini yang menetap di Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat.

Film pendek Menjahit Harapan direncanakan akan rilis di YouTube resmi Indonesian Lantern pada Jumat (28/8/2025) waktu Indonesia. Film yang disutradarai oleh Deddy Raksawardana, mantan gitaris NAFF ini akan mengajak penonton untuk melihat kehidupan diaspora Indonesia di Philadelphia, sekaligus harapan mereka untuk mendapatkan status dwi kewarganegaraan. Simak selengkapnya.

1. Film pendek Menjahit Harapan fiksi, tapi dialog-dialognya berdasarkan kisah nyata

Still cut film pendek Menjahit Harapan
Still cut film pendek Menjahit Harapan (dok. Indonesian Lantern/Menjahit Harapan)

Indah Nuritasari, selaku produser film Menjahit Harapan (2025) menggambarkan latar belakang pembuatan film pendek tersebut. Ia bersama dengan Deddy Raksawardana ingin menggambarkan kerukunan diaspora Indonesia di Philadelphia, sekaligus keresahan yang mereka alami.

"Menggambarkan jeritan hati teman-teman yang dulu menjadi korban peristiwa '98. Lalu juga ada yang penting sekali, menggambarkan keinginan untuk mendapatkan dua kewarganegaan. Dan ini keinginan yang disuarakan oleh jutaan diaspora Indonesia di dunia," ungkap Indah membuka diskusi pagi itu.

Uniknya, hampir semua dialog yang diutarakan oleh karakter di film pendek tersebut berdasarkan kisah nyata dari diaspora Indonesia di Philadelphia. Adegan tentang diaspora Indonesia yang bekerja di dry cleaning, lebih memilih uang habis untuk berjudi daripada dirampok, hingga kekhawatiran akan dideportasi karena tidak bisa menjadi warga negara Philadelphia benar-benar mereka alami.

"Jadi setiap dialog di situ, mulai dari mendingan judi daripada dirampok, itu memang benar terjadi. Kecuali satu hal yang tidak nyata, adalah menjahit bendera. Tapi yang adegan (karakter utama) jatuh di tangga, keinginan masyarakat Indonesia di sini untuk mengadakan upacara bendera di City Hall itu juga real," tutur Deddy yang hari itu memakai kacamata dan kemeja berwarna abu-abu.

Selain itu, Indah yang juga merupakan perwakilan dari Indonesian Lantern juga berkata bahwa film ini ingin menonjolkan bahwa kala itu, banyak perempuan yang menjadi pemimpin di sana.

"Pemimpin masyarakatnya kebanyakan perempuan. Itu karena memang kenyataannya di Philadelphia ini, banyak sekali perempuan Indonesia yang menjadi pemimpin. Saya ingin menonjolkan itu," lanjut Indah menatap lurus ke kamera.

2. Proses pemilihan karakter Liana yang sedikit sulit dan bikin panik

Still cut film pendek Menjahit Harapan
Still cut film pendek Menjahit Harapan (dok. Indonesian Lantern/Menjahit Harapan)

Liana, karakter utama di film pendek ini diperankan oleh salah satu diaspora Indonesia bernama Pang Santi. Ternyata Deddy pada awalnya memilih aktris lain untuk memerankan karakter ini, tapi jadwal yang bentrok menggagalkan rencananya.

"Jadi kebetulan aktris yang saya targetkan untuk main film ini gak bisa, bentrok schedule-nya dengan kerjaan di Florida. Jadi kita sempat panik waktu itu," ujar Deddy dengan sedikit menaikkan nadanya sambil mengingat kembali kepanikan kala itu.

Deddy bertemu dengan Pang Santi di night market yang kala itu didatangi oleh tim produksi film Menjahit Harapan (2025). Kesan awalnya malu-malu, tapi ternyata Pang Santi mampu membawakan karakter Liana seperti yang Deddy harapkan.

"Rencananya saya mau kasih dia peran yang sangat ringan di skrip itu. Tapi ternyata justru dari cara ngomongnya, kok kayaknya cocok. Terus aku langsung ngomong sama asisten saudara, sama yang lain-lain. Dia kayaknya cocok jadi Liana. Dia kaget, 'Loh, kan itu berat sekali' gitu. "Gak, kamu cocok'. Ya akhirnya dapat Pang Santi dan ternyata memang betul dia," lanjut Deddy mengingat kembali pengalamannya dalam menemukan pemeran karakter Liana.

3. Gunakan footage upacara pengibaran bendera asli di Philadelphia, sementara adegan tragedi 1998 diproduksi dengan AI

Still cut film pendek Menjahit Harapan
Still cut film pendek Menjahit Harapan (dok. Indonesian Lantern/Menjahit Harapan)

Menjelang akhir Menjahit Harapan (2025), film ini menyajikan adegan upacara pengibaran bendera di Philadelphia City Hall. Ternyata, adegan tersebut merupakan footage asli dari upacara yang diabadikan diaspora Indonesia di Philadelphia, lho.

"Sayangnya peristiwa pengibaran bendera yang pertama itu videonya gak ketemu, padahal suami Bu Hani punya videonya. Jadi video dipakai dalam film ini adalah video pengibaran bendera yang kesekian," ujar Indah menjelaskan latar belakang adegan tersebut.

Sebelum menutup sesi diskusi, Deddy pun sempat berkata bahwa footage samar-samar yang menggambarkan tragedi 1998 ternyata dibuat menggunakan AI (Artificial Intelligence). Ia berkata, " Itu kan footage kerusuhan yang zaman dulu, itu AI."

Penggunaan AI di dunia perfilman sedang menjadi momok yang mencuri perhatian. Terlepas dari itu, menurut Deddy, penggunaan AI tidak masalah, asalkan hanya untuk menunjang keterbatasan, karena metode ini tidak memiliki human touch.

"Alasan saya menggunakan AI untuk footage kerusuhan karena keterbatasan kami untuk buat footage tersebut secara real. Saya rasa AI bisa digunakan selama mendukung keterbatasan kita untuk berkarya. Sebaliknya AI juga punya keterbatasan, yaitu human touch. Jadi para pembuat karya sebaiknya tidak menggunakan AI untuk hal-hal yang bersifat 'rasa'. Karena artificial ya tetap artificial, bukan real," jelas Deddy secara eksklusif kepada IDN Times pada Selasa (26/8/2025) melalui pesan Whatsapp.

Film pendek Menjahit Harapan (2025) selesai diproduksi berdekatan dengan momen kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80. Setelah dirilis, film ini bisa ditonton secara umum dan akan diikutkan ke festival-festival film pendek.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Indra Zakaria
EditorIndra Zakaria
Follow Us