Teddy Soeriaatmadja di Konferensi Pers Mungkin Kita Perlu Waktu di XXI Epicentrum, Jakarta, Selasa (6/5/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)
Teddy mengungkapkan tema perpisahan sangat kental dalam film ini yang terinspirasi dari pengalaman pribadinya di mana ia kehilangan sosok ibu sejak umur 9 tahun.
"Perpisahan is something that I understand very well. Maksudnya rasanya seperti apa, sakitnya, senengnya. There's also a 'seneng' in perpisahan, there's also a good in perpisahan. Jadi, kalau misalnya message-nya perpisahan is the answer, not entirely true," tutur Teddy.
Namun, bukan berarti ia meromantisisasi kehilangan. Sebaliknya, Teddy menunjukkan kalau perpisahan adalah bagian alami dari kehidupan dan kita tidak bisa menghindar darinya.
"Bukan berarti film ini meromantisasi sebuah perpisahan, no. Tapi, perpisahan is something that happens in life. It's how, cara kita embrace sebuah perpisahan itu buat saya penting" tegasnya.
Lukman Sardi, pemeran Restu dalam film ini menambahkan, perpisahan di akhir adalah tentang "melepaskan." Ia mengambil contoh dari karakter Kasih dan Ombak.
"Dia (Kasih) merasa mungkin kalau Restu terus sama dia dengan pola kayak gini, ini juga akan membuat semakin sakit hati buat Restu. Kayak Ombak dengan perpisahannya kepada basket, itu satu hal yang dia cintai. Tapi kan kita gak pernah tahu for in the future apakah basket itu menjadi sesuatu pilihan yang terpenting buat Ombak," ungkap Lukman.