3 Isu yang Diangkat di Serial Netflix Gadis Kretek

Salah satunya topik tentang patriarki di masyarakat

Serial Indonesia Gadis Kretek telah tayang sebanyak lima episode di Netflix. Beberapa nama besar terlibat di dalamnya, seperti Dian Sastrowardoyo, Ario Bayu, Putri Marino, Arya Saloka, Tissa Biani, Sheila Dara, Ibnu Jamil, dan masih banyak lagi. Serial yang diadaptasi dari novel berjudul sama ini menceritakan tentang perjalanan Lebas (Arya Saloka) mencari Jeng Yah (Dian Sastrowardoyo).

Dasiyah merupakan anak perempuan pertama dari Idroes, pemilik industri rumahan kretek. Saat itu banyak sekali merek kretek lokal yang muncul selain kretek milik Idroes. Pesaing Idroes, Djagad, menggunakan cara kotor dengan menjebak Idroes di peristiwa 1965.

Serial Gadis Kretek mengangkat beberapa isu yang memang pernah terjadi di masa lalu. Namun, beberapa isu yang diangkat di serial Netflix Gadis Kretek masih hangat dibahas di masa kini. Apa saja isu penting yang ada di dalam serial ini? Simak selengkapnya! Oh ya, bagi yang belum menonton, artikel ini mengandung spoiler, ya.

1. Sikap patriarki yang masih sangat kental

3 Isu yang Diangkat di Serial Netflix Gadis KretekDasiyah, Soeraja, Idroes (dok. Netflix/Gadis Kretek)

Dasiyah lahir sebagai seorang perempuan, namun sangat tertarik dengan dunia kretek. Walaupun dipercaya oleh Idroes untuk menjadi mandor di pabriknya, tetap saja Dasiyah tidak dipercaya oleh rekan kerja Idroes. Ia tidak diperbolehkan masuk ke ruang saus.

Anggapan pada saat itu, jika wanita masuk ke ruang saus, rasa sausnya akan jadi asam. Bahkan saat ia mencoba bernegosiasi dengan Pak Budi, pemasok tembakau, Pak Budi justru melecehkannya secara verbal. Dasiyah dianggap tidak mengerti apa-apa soal tembakau karena seorang perempuan.

Padahal Dasiyah sangat berbakat dalam meracik kretek. Ketika ia pergi ke pasar, ia bahkan membeli beberapa merek kretek untuk melakukan riset kecil. Dengan keterbatasan informasi pada zaman itu, Dasiyah juga bisa meracik saus kretek dari bahan-bahan yang berbeda dari umumnya.

Baca Juga: 8 Potret Mewah Pesta Ulang Tahun Ke-40 Ashanty, Bak di Negeri Fantasi

2. Industri kretek yang menjamur

3 Isu yang Diangkat di Serial Netflix Gadis Kretekpotret Dasiyah dalam Gadis Kretek (dok. Netflix/Gadis Kretek)

Dasiyah adalah anak dari pemilik pabrik kretek Merdeka. Kretek Merdeka memiliki pesaing berat yaitu kretek Proklamasi, milik Djagad. Kretek Merdeka dikenal dengan kualitas rasa yang disukai oleh masyarakat. Sementara kretek Proklamasi terkenal dengan strategi promosinya.

Selain kretek Merdeka dan Proklamasi, ada juga kretek Merah yang beredar di kota M. Kretek Merah adalah milik partai Merah yang memiliki pemasok tembakau yang sama dengan kretek Merdeka. Namun di kemudian hari, kretek Merah terpaksa menghentikan produksinya karena diduga terlibat dalam peristiwa berdarah.

Peristiwa berdarah tersebut juga menyebabkan kretek Merdeka harus gulung tikar karena dijebak oleh Djagad. Untuk mengembangkan bisnisnya, kretek Proklamasi pun berubah nama menjadi Djagad Raya karena bekerja sama dengan seseorang dari kretek Merdeka. Kretek Djagad Raya sendiri dibuat dengan resep dari Dasiyah yang diambil secara diam-diam, yang seharusnya menjadi resep untuk kretek Gadis.

3. Peristiwa 1965

3 Isu yang Diangkat di Serial Netflix Gadis KretekRukayah dan Ibunya (dok. Netflix/Gadis Kretek)

Serial Gadis Kretek memiliki latar waktu tahun 1960-an dan sejak awal sudah diceritakan tentang pergerakan Partai Merah lewat radio. Beberapa tokoh Partai Merah juga diperlihatkan memproduksi kretek Merah dan memiliki hubungan bisnis dengan Soeraja. Sampai suatu ketika Partai Merah menghilang dan sisa produksi kretek Merah dibagi-bagikan secara acak, Soeraja dan keluarga Idroes juga mendapatkan sisa produksi tersebut.

Lalu muncul juga berita pembunuhan enam jenderal serta satu orang perwira dan jenazahnya ditemukan dalam sebuah lubang yang disebarkan melalui radio. Soeraja tidak menyadari berita tersebut, sampai ia datang ke pasar dan tidak menemukan siapapun di sana. Semua pintu tertutup rapat dengan tanda X dari cat warna merah yang masih basah di setiap pintu. Setelah ia pulang pun, ia menyaksikan keluarga Idroes diseret keluar rumah secara paksa dan kasar karena dituduh berhubungan dengan Partai Merah karena memiliki kretek Merah.

Menghilangnya Partai Merah, berita pembunuhan enam orang jenderal dan satu perwira, serta pencarian orang-orang yang berkaitan dengan Partai Merah tentu mengingatkan penonton pada peristiwa 1965 yang pernah terjadi di Indonesia. Pada peristiwa 1965, segala hal atau benda yang berwarna merah diburu dan dianggap berhubungan dengan PKI. Ratih Kumala sebagai penulis novel yang karyanya dijadikan serial Gadis Kretek memang mengusung cerita dengan latar peristiwa 30 September 1965.

Bagi yang sudah nonton, pasti setuju kalau beberapa isu yang diangkat di serial Netflix Gadis Kretek masih ada di sekitar kita. Kalau kamu penasaran dengan jalan cerita dari serial ini, langsung saja tonton di Netflix, ya.

Baca Juga: 5 Alasan Harus Nonton Gadis Kretek, Serial Mewah Nih!

Fairuz Marhaenda Prasida Photo Writer Fairuz Marhaenda Prasida

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya