Jika dibandingkan genre film lainnya, horor memiliki subgenre terbilang banyak dan bervariatif. Mulai dari psychological horror yang menjadi langganan memuncaki box office di bioskop hingga arthouse horror yang janggal dan eksperimental. Semuanya memiliki tujuan yang sama, yakni untuk menakuti penontonnya.
Salah satu subgenre horor yang cukup underrated, tetapi efektif dalam urusan membuat penontonnya kesulitan untuk tidur dengan nyenyak, adalah analog horror. Sesuai namanya, analog horror menjadikan nostalgia sebagai senjata utama untuk menjejali pengalaman mengerikan lewat lensa kamera jadul.
Lantas, apa yang membuat analog horror tampil menonjol dari subgenre horor lainnya? Bagaimana subgenre horor satu ini menggunakan elemen dari masa lalu untuk membangkitkan rasa takut? Fakta analog horror dalam subgenre film horor ini jawabannya!