Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fenomena Unik dalam Industri Musik, Album Rilis Tiap Hari Jumat

konser musik (Pexels.com/Wendy Wei)

Disadari atau tidak, industri musik punya pola atau fenomena unik sendiri yang sering kali kita lewatkan. Biasanya ini berkaitan erat dengan hal-hal yang sering dilakukan oleh musisi dan representatif mereka. 

Mulai dari yang sepele seperti hari di mana materi baru biasanya dirilis, sampai istilah-istilah yang mungkin sering berseliweran di telinga. Ini beberapa daftar pola dalam industri musik yang bisa kamu cocokkan dengan pengalaman dan hasil pengamatan pribadi. 

1. Materi baru selalu dirilis tiap hari Jumat

aplikasi streaming musik (Pexels.com/cottonbro studio)

Pola atau fenomena yang pertama adalah kecenderungan musisi merilis materi baru pada hari Jumat. Melansir artikel Kelsey McKinney untuk Vox, sebenarnya tiap negara memiliki hari perilisan masing-masing.

Misalnya Inggris dan Prancis yang biasanya melakukan publikasi baik musik maupun media cetak di hari Senin. Sementara, di Amerika Serikat, biasanya publikasi dilakukan setiap hari Kamis. 

Ada banyak pertimbangan terkait hari penerbitan atau publikasi. Di masa lalu, mengingat semua materi dirilis dalam format fisik, maka hari kerja (Senin--Kamis) dianggap ideal karena memberikan jeda waktu untuk kurir dan staf toko menata barang agar bisa diakses publik pada akhir pekan (Jumat--Minggu). 

Namun, semua berubah ketik format digital diperkenalkan. Industri butuh penyeragaman hari perilisan dengan tujuan meminimalisasi risiko pembajakan. Maka, hari Jumat pun dipilih. Pelopor perilisan album pada hari Jumat adalah Beyonce yang melepas album kelimanya pada 2013. 

2. Album debut biasanya paling bagus dibanding album kedua dan seterusnya

band Wet Leg mempromosikan album debut mereka (instagram.com/wetlegband)

Pola lainnya adalah kecenderungan penggemar mencintai album debut ketimbang album kedua dan seterusnya. Beberapa pengamat mencoba menjelaskannya.

Paul Cantor yang sering menulis kritik musik untuk beberapa media besar di Amerika Serikat berargumen bahwa album debut dibuat musisi dalam waktu yang jauh lebih lama dibanding album-album mereka berikutnya. Ini menjelaskan mengapa lagu-lagu di album debut akan terasa lebih matang dan autentik ketimbang lagu di album kedua yang durasi riset dan pembuatannya hanya 1-3 tahun.

Ryan Calahin dari The Dig berpendapat bahwa album debut adalah karya signifikan dalam karier seorang musisi. Album tersebut akan menentukan misi dan visi musisi ke depannya.

Secara umum, album debut memang terdengar lebih menarik karena untuk pertama kalinya kita mendengar karya seorang musisi baru. Pastinya terdengar fresh bak angin segar.

Tak heran kalau banyak dari pendengar yang akan terhipnotis dengan album debut. Namun, ketika mendengar album kedua dan seterusnya efek kejut tersebut akan memudar.

3. Fans cenderung mengglorifikasi lagu lawas ketimbang yang baru

vinyl lawas (Pexels.com/ Brett Sayles)

Merujuk tulisan Ted Gioia untuk The Atlantic, belakangan muncul kecenderungan baru di kalangan penikmat musik. Ketimbang mencari musik-musik baru, penikmat musik justru lebih suka lagu-lagu lawas. Ini akhirnya mendorong label rekaman dan pegiat industri musik melakukan perilisan kembali album-album lawas keluaran tahun 1960-1980-an. 

Tom Barnes dari Mic mengkurasi beberapa penelitian psikolog tentang fenomena ini. Ternyata jawabannya ada pada rasa nyaman ketika mendengar lagu-lagu yang terafiliasi dengan masa lalu. Menurut salah satu penelitian yang ditemukan Barnes, terbukti bahwa otak menjadi lebih aktif ketika mendengar lagu atau melodi yang familier ketimbang yang benar-benar baru. 

Alasan lain mungkin karena lagu lawas juga disusun dari lirik dengan diksi yang lebih elegan ketimbang lagu-lagu masa kini. Ini membuat lagu lawas terasa lebih edgy, tetapi nyaman didengar. 

4. Kolaborasi musisi dari dua genre berbeda akan meningkatkan popularitas lagu

Billie Eilish berbagi panggung dengan Damon Albarn (instagram.com/billieeilish)

Ordanini, dkk dalam tulisannya yang berjudul "The Featuring Phenomenon in Music: How Combining Artists of Different Genres Increases a Song’s Popularity" menemukan bahwa lagu kolaborasi antar musisi cenderung menguntungkan secara komersial. Ini karena proyek tersebut akan menarik penggemar dari kedua musisi yang berkolaborasi sekaligus. 

Temuan mereka bahkan sampai pada kesimpulan bahwa semakin beda atau berjarak genrenya, maka hasil kolaborasinya akan semakin populer. Beberapa contohnya bisa kamu amati sendiri seperti Eminem dan Dido dalam lagu "Stan", Lil Nas X dan Billy Ray dalam lagu "Old Town Road", dan masih banyak lainnya. 

5. Jebakan one-hit-wonder yang selalu ada

musisi Gotye (instagram.com/gotye)

Fenomena terakhir yang sering kita temukan dalam industri musik adalah jebakan one-hit-wonder dari masa ke masa. One-hit-wonder merujuk pada musisi yang naik daun karena satu lagu, tetapi kemudian gagal memukau lewat single kedua maupun album debutnya. Dengan cepat mereka akan terlupakan dan tak terdengar kembali gaungnya. 

Beberapa contoh one-hit-wonder antara lain band Wheatus yang dikenal lewat satu lagu "Teenage Dirt Bag", Rebecca Black yang dulu sempat heboh karena lagu "Friday", hingga Gotye yang dikenal lewat "Somebody That I Used to Know".

Ada yang benar-benar hilang dari peredaran, tetapi tidak sedikit kok yang masih aktif bermusik. Hanya saja tak bisa mencapai popularitas puncak seperti saat awal kemunculannya. 

 

Kelima pola atau fenomena dalam industri musik di atas cukup sepele, tetapi menarik untuk diketahui sebagai wawasan. Mana yang paling sering kamu temukan atau justru selama ini sering kamu lewatkan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Albin Sayyid Agnar
EditorAlbin Sayyid Agnar
Follow Us