Hubungan asmara antaretnik atau cinta beda ras sering diromantisasi dalam berbagai situasi. Ia sering dilihat sebagai sebuah progresivitas, dukungan terhadap keberagaman, dan bukti kalau cinta itu buta. Namun, benarkah cinta beda ras selalu berjalan mulus tanpa hambatan? Nyatanya dalam beberapa riset yang dipublikasikan dari tahun ke tahun, pernikahan beda rasa tak luput dari isu, terutama rasisme dan ketimpangan privilese.
Ada temuan menarik dari Yampolsky, dkk yang dipublikasikan Journal of Social Issues pada 2023 dengan judul ‘Intimate racism from one's partner in young intercultural couples’. Penelitian ini menemukan bahwa semua responden (92 orang dari berbagai gender dan ras kulit berwarna di Amerika Serikat) pernah mendapat perlakuan rasis dari pasangan intim mereka yang berasal dari etnik mayoritas (kulit putih). Kebanyakan berupa mikroagresi dan hinaan tak langsung yang lekat kaitannya dengan perspektif kolonialisme. Seperti anggapan bahwa kultur mereka inferior, keengganan untuk memvalidasi keresahan mereka terkait rasisme dan perbedaan privilese, hingga fetisisasi.
Mungkin temuan itu sulit dibayangkan, terutama buat yang belum pernah mengalaminya sendiri. Kebetulan, beberapa film yang buktikan kalau cinta beda ras tak selalu indah bisa membantumu melihat seberapa akurat dan relevannya hasil temuan tadi. Dibuat dengan seksama dan berimbang perspektifnya, kamu bakal langsung tercerahkan, deh.