Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Hallow Road dan Under the Shadow
Hallow Road dan Under the Shadow (dok. XYZ Films/Hallow Road | dok. XYZ Films/Under the Shadow)

Intinya sih...

  • Under the Shadow (2016) - Horor dan isu sosial berpadu dalam kisah mencekam di Teheran 1980-an. - Djinn menjadi simbol ketakutan, trauma perang, dan tekanan patriarki.

  • Wounds (2019) - Bartender Will terjerat oleh teror ponsel yang membuka pintu bagi kehadiran gelap. - Atmosfer mencekam yang bikin penonton merasa gak nyaman sepanjang durasi.

  • Monsterland (2020) - Episode "Newark, NJ" mengguncang dunia dengan jatuhnya "malaikat" dari langit. - Pasangan suami istri terperangkap dalam peristiwa ganjil yang mengaburkan batas antara teror dan keaja

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ketika bicara soal tontonan horor dan thriller yang bikin bulu kuduk berdiri, nama-nama besar seperti James Wan, Ari Aster, hingga Jordan Peele biasanya langsung muncul di kepala. Padahal, di luar sutradara blockbuster tersebut, ada satu nama genius yang belum banyak disadari publik, yakni Babak Anvari.

Babak Anvari adalah sutradara visioner berdarah Inggris/Iran yang piawai menyisipkan isu sosial ke dalam karya-karyanya. Namanya mulai melejit di kancah internasional lewat film horor peraih penghargaan berjudul Under the Shadow (2016). Sejak saat itu, Anvari konsisten meramu horor dan thriller yang lebih mengandalkan atmosfer ketimbang jumpscare murahan.

Nah, mumpung masih dalam suasana libur tahun baru, gak ada salahnya meluangkan waktu buat menengok lima rekomendasi film dan serial horor serta thriller karya Babak Anvari berikut ini. Siapa tahu, ada "permata" yang selama ini luput dari radar tontonanmu!

1. Under the Shadow (2016)

adegan dalam film Under the Shadow (dok. XYZ Films/Under the Shadow)

Debut penyutradaraan Babak Anvari satu ini berhasil membuktikan kalau horor dan isu sosial bisa berpadu menjadi tontonan yang sangat mencekam. Mengambil latar Teheran 1980-an saat berkecamuknya Perang Iran–Irak, Under the Shadow mengikuti perjuangan Shideh (Narges Rashidi) yang terjebak di apartemennya bersama sang putri, Dorsa (Avin Manshadi). Suasana makin pelik saat sebuah rudal menghantam gedung mereka dan entitas gaib bernama Djinn mulai meneror sisa-sisa kewarasan keduanya.

Menariknya, kehadiran Djinn di sini gak digunakan Anvari untuk sekadar menakut-nakuti penonton. Sosok makhluk gaib tersebut justru menjadi simbol atas ketakutan, trauma perang, sekaligus tekanan patriarki yang menghimpit perempuan di masa itu. Dengan pendekatan unik ini, gak heran kalau Under the Shadow diganjar skor nyaris sempurna di Rotten Tomatoes dan memenangkan piala Outstanding Debut by a British Writer, Director, or Producer di BAFTA yang prestisius.

2. Wounds (2019)

adegan dalam film Wounds (dok. Annapurna Pictures/Wounds)

Tiga tahun setelah Under the Shadow, Babak Anvari kembali dengan film horor psikologis berjudul Wounds. Berbeda dari Under the Shadow yang full berbahasa Persia, proyek ini menjadi debut Anvari di ranah film berbahasa Inggris dengan bintang Hollywood. Meski demikian, Wounds tetap mempertahankan ciri khas Anvari dalam membangun atmosfer mencekam yang bikin penonton merasa gak nyaman sepanjang durasi.

Ceritanya mengikuti Will (Armie Hammer), seorang bartender di New Orleans yang hidupnya mendadak berantakan setelah menemukan sebuah ponsel tertinggal. Alih-alih mengembalikannya, Will justru penasaran dan menelusuri isi perangkat tersebut yang dipenuhi foto serta video mengerikan. Teror kian menjadi saat pesan-pesan aneh berdatangan, dan tanpa sadar, Will membuka pintu bagi kehadiran gelap yang gak bisa ia kendalikan.

3. Monsterland (2020)

adegan dalam serial Monsterland (dok. Hulu/Monsterland)

Gak cuma layar lebar, Babak Anvari juga merambah televisi lewat serial antologi horor bertajuk Monsterland di Hulu. Ia dipercaya menahkodai episode pemungkas berjudul “Newark, NJ”, salah satu episode paling emosional di musim pertamanya. Monsterland sendiri berfokus pada individu-individu di berbagai kota Amerika yang hidupnya berada di titik terendah, sebelum bertemu dengan entitas supranatural yang mengubah hidup mereka.

​Dalam episode arahan Anvari, dunia diguncang oleh fenomena aneh berupa jatuhnya “malaikat” dari langit. Kisah berpusat pada pasangan suami istri yang terjebak dalam duka mendalam setelah kehilangan anak mereka secara misterius. Nekat membawa pulang salah satu makhluk tersebut sebagai pengganti sang anak, mereka justru terperangkap dalam peristiwa ganjil yang mengaburkan batas antara teror dan keajaiban.

4. I Came By (2022)

adegan dalam film I Came By (dok. Film4/I Came By)

Dari horor, Babak Anvari beranjak ke ranah thriller kriminal yang penuh dengan muatan kritik sosial tajam lewat I Came By. Film ini mengikuti Toby Nealey (George MacKay), seniman grafiti yang hobi menyatroni rumah kaum elite dan meninggalkan tulisan "I Came By" sebagai bentuk protes terhadap ketimpangan kelas. Namun, aksi nekatnya berubah jadi mimpi buruk saat Toby membobol kediaman milik Sir Hector Blake (Hugh Bonneville), pensiunan hakim yang tampak dermawan, tapi sebenarnya menyimpan rahasia mengerikan.

Salah satu daya tarik utama I Came By adalah kebolehan Anvari dalam membolak-balikkan ekspektasi penonton lewat alur cerita yang sulit ditebak. Kamu akan dibuat terkejut dengan performa Hugh Bonneville yang tampil sangat dingin dan manipulatif, jauh dari image hangatnya di seri Paddington. Saking intensnya, sang maestro horor, Stephen King, bahkan sampai memberikan pujian pada film ini lewat media sosial pribadinya!

5. Hallow Road (2025)

adegan dalam film Hallow Road (dok. XYZ Films/Hallow Road)

Hallow Road adalah film thriller psikologis terbaru dari Babak Anvari yang sukses mencuri perhatian berkat pendekatan minimalis, tapi tetap menegangkan miliknya. Film ini mengikuti Maddie (Rosamund Pike) dan Frank (Matthew Rhys), pasutri yang menerima telepon panik dari putri remaja mereka, Alice, pada dini hari. Dalam kondisi mabuk, Alice tanpa sengaja menabrak seorang pejalan kaki di jalan hutan terpencil. Namun, apakah itu yang sebenarnya terjadi?

Meski mayoritas adegan hanya berlokasi di dalam mobil dan mengandalkan dialog telepon, Hallow Road gak terasa membosankan sama sekali. Anvari secara cerdik menginjeksi tiap menit durasi filmnya dengan percakapan intens dan atmosfer klaustrofobik yang dijamin bakal bikin kamu ikut sesak napas. Bagi pencinta thriller yang gak butuh sosok pembunuh bertopeng untuk bikin merinding, Hallow Road adalah jawaban yang pas.

Deretan karya Babak Anvari di atas buktikan kalau horor berkualitas gak melulu soal penampakan setan, tapi juga tentang atmosfer mencekam yang menghantui pikiran sampai film usai. Jadi, siap uji nyali sama judul yang mana dulu, nih?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team