8 Film dengan Latar Waktu Pendek, Menantang buat Ditonton

Menonton film yang latar tempatnya klaustrofobik sudah pernah, tetapi bagaimana dengan yang latar waktunya pun hanya hitungan jam? Ini bisa jadi salah satu pengalaman nonton yang berbeda dari biasanya. Kamu tak hanya berpacu dengan rasa sesak karena ruang yang terbatas, tetapi juga jam yang terus berderak.
Ingin menantang diri? Coba delapan judul film dengan latar waktu pendek berikut. Dengan naskah yang matang dan menghipnotis, sayang kalau melewatkan pengalaman serunya.
1. Huda's Salon (2021)

Huda's Salon adalah film terbaru Hany Abu-Assad berlatarkan Betlehem, kota di Tepi Barat yang berada di bawah okupasi Israel. Ceritanya berkutat pada sudut pandang dua perempuan Arab Palestina yang terjebak di tengah pusaran konflik kepentingan intelijen Israel dan kelompok pemberontak Palestina.
Dengan latar waktu sekitar 2—3 hari saja, kamu akan merasakan sesak yang sama dengan para lakonnya. Terutama Reem (Maisa Abd Elhadi) yang keputusannya datang ke sebuah salon berujung masalah besar. Ia jelas enggan bergabung dengan intelijen Israel, tetapi di sisi lain dikhianati orang terdekatnya sendiri yang enggan berada di sisinya pada masa pelik itu.
Seperti biasa, Abu-Assad berhasil membuat cerita provokatif yang penuh pertentangan moral layaknya Omar (2003) dan Paradise Now (2005). Bedanya, dalam Huda's Salon, ia menambahkan diskursus feminisme dengan mengangkat isu opresi terhadap perempuan di dalamnya.
2. Train To Busan (2016)

Train to Busan berpusat pada sosok ayah bernama Seok Woo (Gong Yoo) yang melakukan perjalanan darat dengan kereta api bersama putrinya. Perjalanan tersebut berubah jadi petaka ketika salah satu penumpangnya ternyata baru saja terjangkit virus yang mengubah manusia jadi sosok zombi.
Di dalam gerbong demi gerbong kereta yang sedang berjalan, Seok Woo harus menyelamatkan diri dan putrinya dari wabah mengerikan tersebut. Masalah lainnya, kereta tersebut butuh waktu beberapa jam hingga sampai ke stasiun tujuan.
3. Locke (2013)

Locke hanya berlatarkan satu tempat dan cuma butuh satu aktor. Latar waktunya pun amat terbatas yakni sekitar 1,5 jam perjalanan yang harus ditempuh lakonnya, Ivan Locke (Tom Hardy) menuju rumahnya sepulang kantor.
Selama perjalanan, Ivan hanya ditemani telepon genggam yang menjadi nyawa dari film ini. Lewat telepon genggam itu, Ivan menerima berbagai kabar yang mengubah hidupnya.
Tak hanya klaustrofobik, latar waktu yang terbatas membuat film ini terasa realistis. Satu setengah jam durasi filmnya persis dengan satu setengah jam yang harus dilalui Ivan dalam mobil dengan segala drama kehidupannya.
4. The Guilty (2018)

Konsep yang hampir sama bisa kamu temukan dalam film Denmark berjudul The Guilty. Di sebuah ruang khusus penerima panggilan darurat, seorang polisi bernama Asger Holm (Jakob Cedergren) menerima sebuah panggilan mencurigakan.
Awalnya, ia menganggapnya sebagai lelucon sampai ia mulai percaya bahwa sang penelepon berada di situasi krisis. Ia menggunakan berbagai taktik untuk menggali informasi, dibantu rekan-rekan polisinya di lapangan. Prosesnya berlangsung dalam hitungan menit saja, tetapi dampak psikis yang harus dihadapi Asger sebagai penerima panggilan pertama ternyata mencengangkan.
5. Buried (2010)

Buried tak kalah menantang untuk ditonton. Ryan Reynolds memerankan Paul Conroy, sopir truk asal Amerika yang bekerja di Irak. Satu hari ia terbangun di dalam peti tertutup. Di kantongnya hanya ada ponsel, pena, dan sebuah korek api. Dengan tiga benda yang dimilikinya, ia harus berkejaran dengan waktu untuk menyelamatkan dirinya dari ruang sesak itu sebelum kehabisan udara.
Walau dibintangi aktor sekaliber Reynolds, Buried ternyata sebuah film independen yang digarap sutradara Spanyol, Rodrigo Cortés. Naskahnya ditulis penulis spesialis film thriller, Chris Sparling.
6. 1917 (2019)

Latar waktu film antiperang 1917 juga terbatas, yakni kurang dari 24 jam. Film mengikuti dua serdadu Inggris, Will (George Mackay) dan Tom (Dean-Charles Chapman) yang ditugaskan menyampaikan pembatalan rencana serangan esok pagi ke batalion lain.
Mengingat sambungan telepon antar batalion rusak, perjalanan tersebut sangat krusial. Jika mereka gagal menyampaikannya tepat waktu, nyawa ribuan serdadu akan melayang sia-sia. Dengan teknik one-shot, kesan mendesak langsung menyeruak.
7. Victoria (2015)

Dalam waktu semalam, hidup Victoria (Laia Costa), perempuan 20 tahunan asal Spanyol yang merantau ke Berlin berubah selamanya. Ini bermula dari pertemuannya dengan sekelompok pemuda di sebuah klub. Kesulitan dapat teman di kota barunya, Victoria menyambut baik keempatnya.
Namun, yang tak ia sangka, bersama empat pria yang baru dikenalnya itu, ia harus terjebak dalam aksi berbahaya. Film ini juga menggunakan teknik one-shot dalam proses pengambilan gambarnya layaknya 1917. Seru dan tak terlupakan.
8. Boiling Point (2021)

Boiling Point bakal mengajakmu sehari jadi pengelola restoran bintang lima di Inggris saat sedang ramai-ramainya. Meski baru akan buka malam, aktivitas menyiapkan dan memasak sudah dilakukan sejak pagi.
Pada saat yang sama, seorang petugas dari dinas kesehatan akan ikut melakukan pengecekan ketat. Kesalahan sedikit bakal berimbas pada reputasi restoran dan keberlangsungan bisnis mereka. Di satu sisi, para pegawai termasuk sang koki kepala (Stephen Graham) punya masalah personal yang tak kalah mendesaknya.
Banyak formula menarik yang bisa dipakai untuk mengemas film dan menantang kemampuan seorang sineas. Salah satunya dengan membatasi latar waktu, baik untuk menambah kengerian atau tujuan-tujuan lainnya.