Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
poster Pasang: In the Shadow of Everest
poster Pasang: In the Shadow of Everest (dok. Mescalito Film/Pasang: In the Shadow of Everest)

Intinya sih...

  • "Farther Than the Eye Can See" (2003) mengisahkan perjuangan Erik Weihenmayer, pendaki buta pertama yang berhasil mencapai puncak Gunung Everest.

  • "Dying for Everest" (2007) menyoroti kisah tragis Mark Inglis dan David Sharp, serta keberhasilan Mark mendaki dengan kedua kakinya diamputasi.

  • "Storm Over Everest" (2008) menceritakan badai salju mematikan tahun 1996 dan pertanyaan dilematis tentang kebanggaan vs risiko di Gunung Everest.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Setiap tahun, ratusan orang berusaha mendaki Gunung Everest. Namun, hanya segelintir pendaki yang berhasil mencapai puncaknya. Sebagian lagi justru menyerah, hilang, bahkan ditemukan meninggal dunia. Sulitnya pendakian inilah yang diabadikan dalam bentuk film dokumenter Gunung Everest oleh sejumlah sineas.

Selain menceritakan sulitnya perjuangan para pendaki, sejumlah dokumenter juga berusaha menguak misteri yang ada di tempat mematikan ini. Penasaran bagaimana menegangkannya kisah-kisah tersebut? Yuk, simak ulasannya di bawah ini!

1. Farther Than the Eye Can See (2003)

poster Farther Than the Eye Can See (dok. Aperture Films/Farther Than the Eye Can See)

Pernah terbayang bagaimana sulitnya mendaki gunung dengan kondisi mata buta? Petualangan ini dilakukan oleh Erik Weihenmayer yang direkam dalam dokumenter berjudul “Farther Than the Eye Can See”. Dalam mendaki Gunung Everest, Erik melakukannya bersama teman-temannya yang telaten mendampingi dan memandunya sampai puncak.

Kisah Erik ini bukan sebatas pendakian gunung semata, melainkan perjalanan penuh pelajaran hidup dan pesan moral. Erik yang tidak bisa melihat medan pendakian, mempercayai rekannya secara solid dan penuh tekad. Selain tentang kepercayaan, dokumenter ini juga menunjukkan bahwa niat dan gigih adalah dua hal yang berperan besar dalam tercapainya impian. Oleh karena itu, film dokumenter ini sangat cocok ditonton oleh siapa pun yang sedang membutuhkan inspirasi dan motivasi untuk mendaki.

2. Dying for Everest (2007)

Mark Inglis adalah sosok pendaki yang kedua kakinya diamputasi. Dia dinobatkan sebagai orang pertama dengan kondisi fisik tersebut yang berhasil mendaki dan menuruni Gunung Everest. Kisah pendaki asal Selandia Baru ini dikemas dalam film dokumenter “Dying for Everest” yang dirilis pada tahun 2007.

Dalam film tersebut, bukan hanya kisah legendaris Mark Inglis yang diceritakan. Ada kisah memilukan tentang David Sharp yang ditinggalkan dalam kondisi tak berdaya oleh rombongannya di Gunung Everest. Salah satu anggota rombongan tersebut adalah Mark Inglis. Hal inilah yang membuat “Dying for Everest” bukan hanya kisah tentang keberhasilan, tetapi juga tentang cerita tragis yang terus terjadi di Gunung Everest.

3. Storm Over Everest (2008)

poster Storm Over Everest (dok. PBS/Storm Over Everest)

Film dokumenter “Storm Over Everest” menceritakan badai salju mematikan yang terjadi pada tahun 1996. Bencana itu merenggut lima nyawa dan kurang lebih tujuh orang terdampar di ketinggian tanpa kepastian. David Breashears selaku sutradara turut menarasikan dokumenter ini dan menceritakan pengalaman aslinya dalam mengevakuasi para korban.

“Storm Over Everest” bukanlah dokumenter pendakian biasa. Film ini berusaha menunjukkan ironi yang muncul atas keinginan pendaki mencapai puncak Gunung Everest, meskipun mereka tahu kematian bisa melanda mereka sewaktu-waktu. Petualangan di Gunung Everest yang diidam-idamkan banyak orang ini kemudian memantik pertanyaan dilematis: apakah hilangnya nyawa sepadan dengan kebanggaan yang didapatkan saat berhasil mencapai ketinggian yang diinginkan?

4. Sherpa (2015)

poster Sherpa (dok. Screen Australia/Sherpa)

“Sherpa” awalnya adalah proyek dokumenter yang berniat mengangkat kisah para Sherpa, suatu etnis di pegunungan Himalaya yang bekerja sebagai pemandu pendakian. Namun, saat proses syuting tengah dilakukan, bencana salju longsor terjadi pada tahun 2014 di Gunung Everest. 16 nyawa Sherpa terenggut dalam musibah ini dan membuat alur dokumenter “Sherpa” berubah.

Adalah Jennifer Peedom, perempuan asal Australia yang bertugas sebagai sutradara dan berperan besar dalam mengemas kisah memilukan para Sherpa. Di film ini, rutinitas para Sherpa yang harus menaklukan medan berbahaya sekaligus menjaga ikatan batin dengan gunung dikisahkan dengan penuh perhatian. Jasa besar para Sherpa dalam membantu para pendaki Gunung Everest disorot dengan penuh kehormatan.

5. Pasang: In the Shadow of Everest (2022)

cuplikan Pasang: In the Shadow of Everest (dok. Mescalito Film/Pasang: In the Shadow of Everest)

Pasang Lhamu Sherpa adalah perempuan Nepal pertama yang berhasil mencapai puncak Gunung Everest pada tahun 1993. Kisahnya diceritakan dengan apik dalam dokumenter “Pasang: In the Shadow of Everest”. Isi film ini bukan sebatas cerita pendakian biasa, melainkan tentang upaya Pasang dalam memperjuangkan kesetaraan gender.

Saat Pasang mendaki Gunung Everest, dunia pendakian didominasi oleh kaum laki-laki dan sangat jarang perempuan diperbolehkan untuk menaklukkan gunung. Dengan tekad yang kuat, Pasang berhasil summit dan menginspirasi para perempuan untuk mendaki, meskipun dalam prosesnya Pasang harus kehilangan nyawa.

Kisah Pasang diabadikan dalam montase rekaman pendakiannya, wawancara dengan orang yang mengenalnya, serta animasi yang menggambarkan persiapannya sebelum mendaki. Film tentang petualangan Pasang ini kini dikenal sebagai salah satu film dokumenter Gunung Everest dengan rating tertinggi. Hal inilah yang membuat film ini menjadi tontonan wajib bagi siapa pun yang mencintai olahraga mendaki.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team