Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

10 Film Indie Berbudget Rendah yang Memenangkan Piala Oscar

Whiplash (dok. Blumhouse Productions/Whiplash)

Untuk menggarap sebuah film, rumah produksi Hollywood rata-rata menggelontorkan dana sebesar 100 juta dolar Amerika Serikat untuk biaya produksi dan pemasaran. Semakin besar skala film yang diproduksi, semakin besar pula ongkos pembuatannya. Maka tidak heran jika beberapa tahun belakangan ini, industri perfilman Hollywood mengalami krisis kreatifitas dan cenderung ‘main aman’ dengan proyek waralaba film serta fenomena remake dan reboot yang sudah pasti bakal laku di pasaran. 

Memasuki musim penghargaan, sejumlah rumah produksi tidak segan mengeluarkan lebih banyak uang untuk kepentingan kampanye film tersebut. Uang yang dihabiskan pun tak jarang melebihi dari biaya produksinya sendiri. Oleh sebab itu, jarang film independen masuk dan berpartisipasi dalam ajang penghargaan bergengsi.

Uniknya, terdapat sederet judul film dengan budget produksi yang rendah berhasil masuk dan memenangkan penghargaan bergengsi di ajang Oscars. Penasaran ada film apa saja? IDN Times sudah merangkumnya khusus untuk kamu.

1. A Separation (2011)

A Separation (dok. Asghar Farhadi Productions/A Separation)

Bermodalkan 800 ribu dolar Amerika Serikat, A Separation menjadi film Iran pertama yang memenangkan piala Oscar untuk Best Foreign Language Film. Kejeniusan Asghar Farhadi menghadirkan dialog-dialog cerdas nan menohok dalam naskahnya turut diganjar nominasi Best Original Screenplay.

A Separation mengikuti pasangan suami istri, Simin (Leila Hatami) dan Nader (Payman Maadi) yang memutuskan bercerai. Proses perceraian mereka terhambat karena anak mereka Termeh (Sarina Farhadi) masih belum bisa memutuskan apakah ingin ikut pindah ke luar negeri bersama ibunya atau membantu ayahnya mengurus sang kakek yang menderita alzheimer.

2. Moonlight (2016)

Moonlight (dok. A24/Moonlight)

Moonlight menjadi pemenang Best Picture dengan ongkos produksi termurah di sepanjang sejarah perhelatan Oscar. Didanai oleh A24, proyek film indie besutan Barry Jenkins menelan biaya produksi sebesar 1.5 juta dolar Amerika Serikat. Dari total delapan nominasi Oscar yang didapat, Moonlight turut membawa pulang penghargaan Best Adapted Screenplay dan Best Supporting Actor untuk Mahershala Ali.

Moonlight sendiri berfokus pada proses pencarian jati diri yang dijalani oleh seorang pemuda kulit hitam bernama Chiron. Terbagi dalam tiga babak, Chiron menghadapi kecanduannya terhadap obat-obatan terlarang, kehilangan, dan indahnya jatuh cinta.

3. The Lives of Others (2006)

The Lives of Others (dok. Creado Films/The Lives of Others)

Florian Henckel von Donnersmarck menandai debut penyutradaraannya dengan fantastis. Menelan biaya produksi sebesar 2 juta dolar, The Lives of Others sukses besar di box office dengan meraup pendapatan hampir 80 juta dolar. Film yang mewakili Jerman di ajang Oscar tersebut pun membawa pulang penghargaan Best Foreign Language Film.

Berlatar di tahun 1984, The Lives of Others mengisahkan agen polisi rahasia di Berlin Timur bernama Gerd (Ulrich Mühe). Ditugaskan untuk mengawasi seorang penulis dan pasangannya, Gerd menjadi terobsesi dengan kehidupan mereka.

4. Ida (2013)

Ida (dok. Opus Film/Ida)

Paweł Pawlikowski dan tim menghabiskan sekitar 2.6 juta dolar untuk menggarap salah satu film terbaik di sepanjang karir penyutradaraannya. Ida sebagai wakil dari Polandia berhasil memenangkan piala Oscar untuk kategori Best Foreign Language. Selain itu, Ida turut masuk dalam nominasi Best Cinematography.

Ida mengikuti Anna (agata Trzebuchowska) yang baru mengetahui bahwa dirinya keturunan Yahudi sebelum pengambilan sumpahnya sebagai biarawati. Anna lantas menemui bibinya Wanda (Agata Kulesza) untuk mencari tahu asal-usul keluarganya.

5. Whiplash (2014)

cuplikan film Whiplash (dok. Blumhouse Productions/ Whiplash)

Menggemparkan Sundance Film Festival lewat film pendek berdurasi 18 menit, Damien Chazelle diberi modal oleh seorang produser sebesar 3.3 juta dolar untuk menggarap Whiplash menjadi film panjang. Tidak hanya laku keras di pasaran, Whiplash dengan mudah menjadi critical darling. Dari lima nominasi Oscar yang didapat, Whiplash membawa pulang penghargaan Best Supporting Actor untuk J.K. Simmons, Best Film Editing, dan Best Sound Mixing. 

Whiplash menceritakan Andrew Neiman (Miles Teller), seorang mahasiswa di sekolah musik bergengsi. Di bawah didikan Terence Fletcher (J.K. Simmons), Andrew menjadi terobsesi untuk menjadi drummer terbaik.

6. Call Me by Your Name (2017)

Call Me by Your Name (dok. La Cinéfacture/Call Me by Your Name)

Diadaptasi dari novel bertajuk sama karya André Aciman, produksi Call Me by Your Name menelan biaya sebesar 3.5 juta dolar. Naskah yang ditulis oleh James Ivory diganjar piala Oscar untuk kategori Best Adapted Screenplay. Call Me by Your Name turut mendapatkan nominasi untuk Best Picture, Best Actor, dan Best Original Song.

Berlatar di tahun 1980-an, Call Me by Your Name mengikuti seorang remaja bernama Elio (Timothée Chalamet) yang menghabiskan musim panas di utara Italia. Di sana dirinya menjalin hubungan dengan Oliver (Armie Hammer), mantan murid ayahnya yang menjadi asisten peneliti.

7. Boyhood (2014)

cuplikan film Boyhood (dok. IFC Productions/Boyhood)

Untuk sebuah film yang memakan waktu lebih dari 11 tahun dalam proses pembuatannya, budget 4 juta dolar terbilang sangat rendah. Dari enam nominasi yang didapat, film garapan Richard Linklater tersebut membawa pulang penghargaan Best Supporting Actress.

Boyhood sendiri mengikuti kehidupan Mason Jr. (Ellar Coltrane). Perceraian orang tuanya serta suka duka yang dihadapinya selama 12 tahun mempengaruhi cara Mason dalam memandang dunia.

8. Lost in Translation (2003)

Lost in Translation (dok. American Zoetrope/Lost in Translation)

Sukses besar di box office, Lost in Translation mengantongi pendapatan sebesar 120 juta dolar dengan biaya produksi kurang dari 4 juta dolar. Tidak berhenti di situ, film arahan Sofia Coppola tersebut banjir pujian dari para kritikus film. Dari empat nominasi Oscar yang didapat, Lost in Translation membawa pulang penghargaan Best Original Screenplay.

Lost in Translation mengisahkan Bob (Bill Murray), seorang aktor lawas dan Charlotte (Scarlett Johansson), istri fotografer yang kesepian. Keduanya bertemu di Tokyo, seketika menjadi dekat dan menemukan kenyamanan antara satu sama lain. 

9. Dallas Buyers Club (2013)

Dallas Buyers Club (dok. Truth Entertainment/Dallas Buyers Club)

Disutradarai oleh Jean-Marc Vallée, film biopik underrated satu ini hanya menghabiskan 5 juta dolar untuk biaya produksinya. Dari total enam nominasi Oscar yang didapat, Dallas Buyers Club memenangkan penghargaan Best Actor, Best Supporting Actor, dan Best Makeup and Hairstyling.

Dallas Buyers Club mengisahkan perjalanan Ron Woodroof (Matthew McConaughey), pria yang divonis mengidap HIV/AIDS. Demi dapat bertahan hidup, Ron menyelundupkan obat-obatan ilegal dan mulai membantu sesama penderita HIV/AIDS.

10. Nomadland (2020)

Nomadland (dok. Cor Cordium Productions/Nomadland)

Nomadland menjadi satu dari segelintir pemenang Best Pictures dengan biaya produksi yang terjangkau. Chloé Zhao dan tim hanya menghabiskan sekitar 5 juta dolar untuk biaya produksinya. Nomadland turut membawa pulang penghargaan Best Director dan Best Actress.

Nomadland berfokus pada Fern (Frances McDormand), wanita paruh baya yang harus kehilangan harta bendanya pasca Great Recession–krisis ekonomi yang menimpa Amerika Serikat pada tahun 2007 hingga 2009. Karena tidak memiliki apapun, Fern memutuskan untuk hidup tinggal dalam mobil van dan menjadi nomad.

The Hurt Locker (2009), The King’s Speech (2010), Slumdog Millionaire (2008), hingga Parasite (2019) yang biaya produksinya di bawah 15 juta dolar turut berjaya di ajang penghargaan Oscars. Dari daftar film di atas, kamu sudah nonton yang mana saja nih?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Diana Hasna
EditorDiana Hasna
Follow Us