Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

11 Film Perang Dunia II yang Dikritik Sejarawan, Gak Akurat?

cuplikan adegan dalam film Enemy at the Gates (2001)
cuplikan adegan dalam film Enemy at the Gates (dok. Mandalay Pictures/Enemy at the Gates)
Intinya sih...
  • Film-film perang Dunia II sering dikritik karena ketidakakuratan sejarahnya
  • Battle of the Bulge, Saving Private Ryan, U-571, Pearl Harbor, Enemy at the Gates, Windtalkers, Inglourious Basterds, Red Tails, The Imitation Game, Darkest Hour, dan Dunkirk adalah beberapa film yang dikritik
  • Ketidakakuratan meliputi teknologi yang tidak sesuai era, kesalahan dalam adegan pertempuran dan evakuasi, serta penggambaran karakter yang tidak akurat
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Gak heran jika Perang Dunia II menjadi inspirasi bagi para sineas untuk membuat film dengan tema tersebut. Yap, mengingat Perang Dunia II itu dramatis dan punya alur cerita yang rumit, karena melibatkan hampir setiap negara di seluruh dunia. Nah, dari perspektif penceritaan, tema Perang Dunia II bisa menjadi sumber inspirasi yang gak ada batasnya.

Namun, ada beberapa masalah jika sineas ingin membuat film tentang Perang Dunia II. Sebab, perang ini pernah terjadi di dunia nyata. Artinya, ada orang-orang yang pernah mengalaminya. Di samping itu, ada sejarawan yang telah mempelajari perang tersebut sepanjang hidup mereka. Jadi, tema Perang Dunia II bisa menjadi sasaran empuk untuk dinilai dan dikritisi para sejarawan.

Nah, film-film perang yang diteliti dengan cermat oleh sejarawan rupanya ada beberapa yang mengabaikan fakta sejarah aslinya, sehingga kita seperti menonton film fantasi. Dengan mengambil tema Perang Dunia II, film-film ini menjadi film Perang Dunia II yang gak akurat menurut banyak sejarawan. Apa saja, ya?

1. Battle of the Bulge (1965)

cuplikan adegan dalam film Battle of the Bulge
cuplikan adegan dalam film Battle of the Bulge (dok. Cinerama Productions/Battle of the Bulge)

Dwight D Eisenhower adalah jenderal yang memimpin pasukan Sekutu ketika Pertempuran Bulge, yang terjadi pada 16 Desember 1944—25 Januari 1945. Seperti yang dikatakan sejarawan Perang Dunia II, John McManus, kepada Insider, ada satu kekeliruan yang mencolok dari film Battle of the Bulge, yaitu menggunakan tank yang salah. Lebih tepatnya, para pembuat film ini menampilkan tank yang dibuat setelah perang.

Terlebih lagi, formasi tank yang terlihat dalam film tersebut linear dan gak mirip seperti yang dikerahkan dalam kehidupan nyata. Ada pula adegan ketika tank menabrak banyak hal. Nah, adegan ini gak ada di dunia nyata, karena unit-unit tank jauh lebih fokus menggunakan artileri daripada menghancurkan sesuatu dengan kendaraan mereka.

Selain itu, Hutan Ardennes jauh lebih lebat daripada yang kamu lihat di film Battle of the Bulge. Di samping itu, hutan tersebut juga gak ada es dan salju yang mengganggu tentara di pertempuran. Selain gak akurat tentang tank dan medan perang, film ini mengabaikan fakta tentang pergerakan pasukan, menggunakan pesawat pascaperang, menampilkan teknologi pascaperang seperti bahan peledak C4, dan menampilkan seragam yang gak akurat. Kendati begitu, pembuat film ini meminta nasihat militer, yang merupakan mantan komandan tank Nazi, Kolonel Meinrad von Lauchert.

2. Saving Private Ryan (1998)

cuplikan adegan dalam film Saving Private Ryan
cuplikan adegan dalam film Saving Private Ryan (dok. Amblin Entertainment/Saving Private Ryan)

Saving Private Ryan sangat akurat secara emosional dan visualnya memukau, tetapi apakah film ini benar-benar mencerminkan sejarah? Sayangnya, tidak. Sejarawan bernama James Holland menjelaskan kepada Penguin Books U.K. bahwa adegan pendaratan yang terkenal dalam film itu sama sekali gak tepat.

Pertama, pantai yang ditampilkan dalam film terlalu kecil. Jadi tentara hanya bersembunyu di tempat yang sempit untuk menyerang musuh. Sementara itu, perangkat anti-pendaratan (czech hedgehog) yang dimaksudkan untuk memperlambat invasi dipasang salah, paku-pakunya malah mengarah ke laut. Padahal, paku-paku itu dimaksudkan untuk mengarah ke daratan, atau untuk menangkap dan menghancurkan kapal.

Selain itu, senapan mesin gak bisa menembak terus-menerus dengan durasi panjang. Meskipun bisa, larasnya akan sangat panas. Itu juga hanya beberapa ratus putaran, sehingga senapan mesin itu akan kehilangan akurasinya. Nah, dalam film Saving Private Ryan, para penembak malah diinstruksikan untuk menembak terus-menerus agar tembakannya tetap akurat.

Sejarawan bernama John McManus bilang kepada Insider bahwa film ini akurat dalam beberapa hal, termasuk cuaca buruk dan pendaratan di pantai yang dicecar tembakan. Namun, ada beberapa kesalahan akurasi, seperti tank Sekutu yang gak datang lebih dulu dari tentara AS dan tentara Jerman yang digambarkan seperti orang idiot yang menunggu untuk dibunuh.

3. U-571 (2000)

cuplikan adegan dalam film U-571 (2000)
cuplikan adegan dalam film U-571 (dok. Dino De Laurentiis Company/U-571)

U-571 menceritakan kisah sekelompok pelaut Amerika yang membawa kapal selam dalam misi mencuri mesin Enigma dari Jerman. Adapun dengan mesin tersebut, mereka berhasil memecahkan kode Enigma yang sudah lama mengecoh Sekutu. Selain keberadaan kode Enigma, ternyata banyak hal dalam film U-571 yang diceritakan secara keliru.

Nah, salah satunya adalah pembobolan pertama Enigma sebenarnya terjadi pada era 1930-an di tangan tim kriptografi Polandia yang beranggotakan matematikawan bernama Marian Rejewski. Timnya juga melakukan pembobolan lain seperti mendapatkan buku kode yang disita. Buku ini memungkinkan personel intelijen di Bletchley Park, Inggris, untuk akhirnya memecahkan Enigma dan pesan-pesan berkode yang digunakan oleh kekuatan Poros. Meskipun hanya sedikit orang Amerika yang tergabung dalam tim Bletchley Park, rupanya gak ada awak kapal selam yang merebut mesin Enigma dari tangan Jerman, seperti yang diceritakan dalam film U-571.

Dilansir The Telegraph, dalam kisah nyatanya, memang ada sebuah pertemuan dengan kapal selam Jerman yang membuat mesin Enigma jatuh ke tangan Sekutu. Namun, insiden yang terjadi pada Mei 1941 itu melibatkan awak kapal Angkatan Laut Kerajaan, HMS Bulldog. Mereka menaiki kapal selam Jerman yang rusak dan menyita mesin tersebut, beserta dokumen-dokumen yang mereka anggap berguna. Di dunia nyata, banyak sejarawan yang marah setelah perilisan film U-571 (2000). Perdana Menteri Inggris saat itu, Tony Blair, bahkan mengecam film tersebut di Parlemen.

4. Pearl Harbor (2001)

cuplikan adegan dalam film Pearl Harbor
cuplikan adegan dalam film Pearl Harbor (dok. Touchstone Pictures/Pearl Harbor)

Pearl Harbor mengikuti kisah dua pilot AS yang diperankan oleh Josh Hartnett sebagai Danny Walker dan Ben Affleck sebagai Rafe McCawley. Mereka terlibat cinta segitiga dengan seorang perawat yang diperankan oleh Kate Beckinsale sebagai Evelyn Johnson. Meskipun begitu, karakter yang diperankan Josh Hartnett tewas dalam Serangan Doolittle di Tokyo pada April 1942.

War History Online menjelaskan bahwa film ini dikritik habis-habisan oleh penonton dan sejarawan. Soalnya, para pembuat film Pearl Harbor memakai teknologi yang gak sesuai eranya. Selain itu, ada kapal USS Arizona Memorial dalam salah satu adegan, padahal kapal tersebut dibuat pada era 1960-an.

Juga, beberapa teknologi yang ditampilkan pesawat Jepang dalam film, ternyata baru tersedia pada era 1950-an. Lagi pula, warna pesawat-pesawat itu juga gak sama dengan warna pesawat sesungguhnya. Sementara itu, pasukan AS di film menerbangkan model pesawat tempur yang baru dibuat setelah film Pearl Harbor.

5. Enemy at the Gates (2001)

cuplikan adegan dalam film Enemy at the Gates (2001)
cuplikan adegan dalam film Enemy at the Gates (dok. Mandalay Pictures/Enemy at the Gates)

Jika kamu suka nonton film Perang Dunia II yang dibuat oleh sineas Amerika, kemungkinan besar kamu tahu kalau aksinya berfokus pada Sekutu AS atau Inggris. Nah, dalam Enemy at the Gates, film ini menampilkan pengalaman penembak jitu Uni Soviet bernama Vasily Zaytsev, selama Pertempuran Stalingrad (1942-1943). Sayangnya, film ini gak akurat secara historis.

Film ini juga gak sepenuhnya salah, karena ada adegan ketika Vasily Zaytsev digiring menyebrangi Sungai Volga menuju kota yang terkepung. Ternyata adegan ini terinspirasi dari catatan saksi mata. Penembak jitu juga merupakan bagian penting dari aparat militer Uni Soviet.

Namun, calon perdana menteri Uni Soviet, Nikita Khrushchev, gak punya peran sentral dalam pertempuran seperti yang mungkin kamu lihat dalam film ini. Vasily Zaytsev sendiri gak punya latar belakang yang detail dalam film ini. Meskipun, kamu tahu ia adalah tokoh utama dan orang sungguhan yang gak mendapat pengakuan atas prestasinya di luar Pertempuran Stalingrad, dan juga hidup hingga tahun 1991.

Dikutip War History Online, ada banyak detail lain dalam film ini yang diperdebatkan sejarawan, seperti masalah senjata api, seragam militer, dan akurasi pesawat. Pasalnya, pesawat pengebom gak akan pernah terbang serendah itu, kecuali dalam film Enemy at the Gates. Terus ada penggambaran di mana tank di parkir di dekat markas militer.

6. Windtalkers (2002)

cuplikan adegan dalam film Windtalkers (2002)
cuplikan adegan dalam film Windtalkers (dok. Metro-Goldwyn-Mayer/Windtalkers)

Premis mendasar film Windtalkers memang mirip dengan yang terjadi di dunia nyata. Selama Perang Dunia II, pertempuran yang terjadi terus-menerus, harus terjaga kerahasiaan komunikasinya. Hal ini mendorong pasukan AS untuk memanfaatkan bahasa penduduk asli Amerika.

Sejarah sebenarnya dari para penutur kode Perang Dunia II berawal dari Perang Dunia I, dengan anggota angkatan bersenjata berbahasa Choctaw. Menjelang Perang Dunia II, langkah tersebut berkembang hingga mencakup suku Diné (Navajo), Cherokee, Comanche, dan banyak suku lainnya. Kebanyakan penutur kode bekerja berpasangan di lapangan, dengan satu orang mengoperasikan radio dan yang satunya lagi mengirim, menerima, dan menyampaikan pesan berkode dalam bahasa suku asli Amerika.

Penutur kode rahasia ini bekerja dalam bahaya, karena pasukan Jepang menargetkan operator radio untuk menghambat komunikasi Sekutu. Setelah perang, pekerjaan penutur kode rahasia tetap dirahasiakan hingga dideklasifikasi pada era 1960-an. Bahkan pada saat itu, hanya sedikit yang menerima fakta ini hingga para penutur kode yang sudah lama pensiun, menerima Medali Emas Kongres pada awal era 2000-an.

Jadi, seberapa akurat film Windtalkers? Jawabannya, gak akurat banget, sih. Seperti dilansir The Los Angeles Times, dalam film ini, beberapa penutur kode rahasia punya pengawal (ini benar) dan pengawal tersebut diperintahkan untuk membunuh mereka jika tertangkap. Nah, poin terakhir inilah yang keliru. Pengawal memang ditugaskan untuk melindungi penutur kode rahasia dan mencegah adanya kesalahan identifikasi. Jadi, gak ada bunuh-membunuh.

7. Inglourious Basterds (2009)

cuplikan adegan dalam film Inglourious Basterds (2009)
cuplikan adegan dalam film Inglourious Basterds (dok. Universal Pictures/Inglourious Basterds)

Ada beberapa detail dalam film Perang Dunia II garapan Quentin Tarantino berjudul Inglourious Basterds yang menjadi kritikan sejarawan. Ada satu adegan di mana penjahat bernama Hans Landa menginterogasi seorang petani Prancis. Nah, menurut sejarawan James Holland, adegan ini gak akurat.

Seperti yang dikatakan James Holland kepada Penguin Books U.K., Hans Landa dan pasukan Nazi di bawah komandonya sangat dibuat-buat, terutama penampilannya. Sementara itu, adegan perselisihan menjelang baku hantam, sepenuhnya berasal dari ide Quentin Tarantino.

Namun, percaya atau gak, ada keakuratan dalam film ini. Salah satunya, Greenup Operation, yaitu saat dua emigran Yahudi ke Brooklyn, Frederick Mayer dan Hans Wijnberg, yang bergabung dengan Office of Strategic Services (OSS). Pada Februari 1945, mereka terjun payung ke Austria sebagai bagian dari operasi spionase. Ditemani Franz Weber, seorang perwira Wehrmacht, ketiganya berhasil mendapat informasi berharga.

Sekelompok pengungsi Yahudi lainnya melakukan tugas serupa, seperti yang diungkapkan Kim Masters, putri Peter Masters, kepada NPR. Terlahir dengan nama Peter Arany, ia dan keluarganya melarikan diri dari Wina ke London. Peter ditangkap karena dianggap musuh, tetapi ia bergabung dengan militer Inggris sebagai komando elit yang memerangi Nazi. Saat itulah nama mereka diubah menjadi "Masters" yang terdengar seperti nama Inggris. Kisah Peter Masters dan tim Greenup dikisahkan secara akurat dalam Inglourious Basterds, tanpa memutarbalikkan sejarah sebenarnya.

8. Red Tails (2012)

cuplikan adegan dalam film Red Tails (2012)
cuplikan adegan dalam film Red Tails (dok. Lucasfilm Ltd./Red Tails)

Red Tails menceritakan kisah nyata Tuskegee Airmen, sekelompok pilot Angkatan Udara Amerika Serikat berkulit hitam. Namun, film Red Tails menceritakannya secara keliru dan menyinggung tim ini. Beberapa sejarawan mengkritik bahwa film tersebut menggambarkan karakternya dengan salah dan mengarah ke stereotip rasis.

Faktanya, Tuskegee Airmen, yang dipimpin oleh Jenderal Angkatan Udara Benjamin O Davis Jr., adalah kelompok yang sangat disiplin dan punya semangat juang yang tinggi. Seperti yang dikatakan J Byron Morris, seorang Penerbang Tuskegee Airmen sendiri, kepada seorang reporter The Washington Post, unit ini dibentuk untuk gagal. "Mereka ingin kami menghancurkan diri sendiri," katanya. "Tetapi Benjamin O Davis Jr., membuat unit ini tetap di jalan yang lurus."

Artinya, para pilot sungguhan ini gak banyak bertingkah. Meskipun beberapa di antara mereka digambarkan gak akurat di film, seperti membangkang, mabuk-mabukan di depan umum, dan bercanda saat mengendalikan pesawat. Namun, sejarawan Crystal R Sanders mengatakan kepada Penn State University bahwa film tersebut akurat secara historis.

Di sisi lain, film Red Tails menggambarkan bahwa unit tersebut gak pernah kehilangan korban jiwa atau kehilangan pesawat pengebom selama misi pengawalan. Namun, 66 pilot Tuskegee tewas saat bertempur (meskipun angka itu merupakan salah satu tingkat korban jiwa terendah untuk unit-unit dalam perang). Catatan sejarah menunjukkan bahwa kelompok tersebut kehilangan sekitar 25 pesawat pengebom.

9. The Imitation Game (2014)

cuplikan adegan dalam film The Imitation Game (2014)
cuplikan adegan dalam film The Imitation Game (dok. Black Bear Pictures/The Imitation Game)

The Imitation Game merupakan film biografi yang berpusat pada kehidupan ilmuwan Inggris bernama Alan Turing (diperankan Benedict Cumberbatch). Namun, benarkah Alan Turing punya kepribadian yang kaku dan gak humoris? Lalu, siapa sebenarnya yang memecahkan kode Enigma di Bletchley Park? Nah, meskipun Alan Turing punya kecerdasan luar biasa dengan membantu memenangkan Perang Dunia II, tapi ia sebenarnya bekerja sama dengan sebuah tim, lho. Gak kerja sendirian.

Matematikawan Polandia merupakan beberapa pahlawan gak dikenal dalam sejarah, karena pertama kali memecahkan kode Enigma. Sementara itu, operasi di Bletchley Park juga gak dikerjakan oleh satu orang saja. Karakter-karakter yang muncul dalam The Imitation Game gak secara akurat mencerminkan adanya kerja sama dari tugas tersebut.

Dilansir Slate, faktanya, pada 1942, Alan Turing gak berada di Bletchley Park, karena pemecahan kode Enigma sebagian besar dilakukan melalui mesin. Di sisi lain, Alan Turing sedang berkonsultasi untuk proyek-proyek lain, termasuk memberikan nasihat tentang perangkat enkripsi AS, yang ditujukan untuk panggilan telepon rahasia antara Franklin D Roosevelt dan Winston Churchill.

10. Darkest Hour (2017)

cuplikan adegan dalam film Darkest Hour (2017)
cuplikan adegan dalam film Darkest Hour (dok. Perfect World Pictures/Darkest Hour)

Beberapa film tentang Perang Dunia II biasanya menampilkan pertempuran dramatis dan aksi-aksi keberanian, tapi film Darkest Hour justru menampilkan kenegarawanan yang bisa dibilang sangat berisiko, yaitu saat Winston Churchill (diperankan Gary Oldman) menghadapi skeptisisme terhadap peran barunya sebagai perdana menteri, pertikaian internal pemerintahan, evakuasi Dunkirk, dan kemungkinan invasi Nazi ke Inggris.

Dalam sebuah adegan, Winston Churchill memutuskan untuk naik kereta bawah tanah London, mengejutkan para penumpang karena meminta pendapat. Haruskah AS dan sekutunya berdamai dengan Jerman, atau terus berjuang? Semua penumpang bilang kepadanya bahwa mereka ingin membalas Adolf Hitler. Kendati begitu, adegan ini gak diketahui pernah terjadi di dunia nyata atau gak.

Jika pun memang pernah, masyarakat atau para penumpang kereta pasti punya pendapat yang berbeda. Sebab, gak semua orang siap melawan penjajah Jerman. Namun di satu sisi, bukan berarti mereka mau menyerah pada Hitler yang amat tamak itu. Namun, situasinya rumit dan dipengaruhi oleh berbagai macam isu, mulai dari perbedaan kelas hingga keinginannya untuk menghindari pertumpahan darah dan ketakutan yang dialami banyak orang dalam Perang Dunia I.

11. Dunkirk (2017)

cuplikan adegan dalam film Dunkirk
cuplikan adegan dalam film Dunkirk (dok. Warner Bros. Pictures/Dunkirk)

Jika pernah menonton film Dunkirk yang disutradarai Christopher Nolan, kamu mungkin berharap film itu akan secara akurat mencerminkan evakuasi ratusan ribu pasukan Sekutu dari pelabuhan Dunkirk di Prancis pada 1940. Film yang dirilis pada 2017 ini memang mendapat pujian karena sebagian besar sejarahnya benar. Christopher Nolan sendiri pernah bilang kalau dia ingin merasakan bagaimana rasanya berada di tengah keramaian di pantai-pantai Dunkirk saat serangan Nazi semakin dekat, dengan penyelamatan yang masih jauh dari kata pasti.

Hanya saja, sejarawan James Holland mengatakan kepada Penguin Books U.K. bahwa film tersebut menggambarkan evakuasi yang terlalu tenang dan bahkan sunyi. Beda jauh dibandingkan dengan yang terjadi di dunia nyata. Di sisi lain, pantai-pantainya juga terlihat rapi dan sangat indah.

Bayangkan, bukan hanya ratusan ribu tentara yang berada di area tersebut, tetapi semua barang-barang dan kendaraan militer. Hanya saja, mereka lebih fokus mengevakuasi orang, yang berarti kendaraan dan peralatan mereka harus ditinggalkan, meskipun gak berfungsi agar Jerman gak bisa menggunakannya. Foto-foto asli Dunkirk pasca-evakuasi menunjukkan kendaraan-kendaraan yang hancur, baik di sepanjang jalan maupun di pantai. Sebaliknya, film Dunkirk hanya berfokus pada evakuasinya saja.

Memang gak adil, sih, jika kita mengharapkan sebuah film untuk sepenuhnya akurat. Pasalnya, kita bisa mengulik sejarah lewat buku, jurnal, atau catatan resmi. Namun, penulis skenario, sutradara, aktor, dan banyak pihak lain yang terlibat dalam proses pembuatan film perang yang diambil dari kisah nyata, punya tantangannya sendiri agar filmnya bisa membuat semua orang terkesan, termasuk sejarawan. Meski begitu, gak semua film perang bisa menggambarkan suatu perang secara detail dan akurat. Seperti yang sudah kita bahas di atas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us

Latest in Hype

See More

8 Potret Bella Graceva Jalan-Jalan di Chinatown, Singapura, Enjoy!

01 Des 2025, 10:44 WIBHype