Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Medusa Deluxe (dok. New Europe Film Sales/Medusa Deluxe)

Film indie sekarang makin diperhitungkan. Selain plot yang inovatif dan akting natural, sinematografinya pun makin ciamik. Buktikan lewat lima rekomendasi film thriller indie berikut ini, deh! Meski dibuat dengan bujet seadanya, tampilannya memanjakan mata dan yang paling penting naskahnya digarap sematang mungkin. 

Saat jengah dengan film rilisan rumah produksi besar, berilah kesempatan pada film-film garapan sutradara independen berikut. Bakal jadi pengalaman berbeda yang memuaskan, deh!

1. Medusa Deluxe (2022)

Medusa Deluxe (dok. New Europe Film Sales/Medusa Deluxe)

Medusa Deluxe adalah film thriller indie garapan sutradara Inggris, Tom Hardiman, yang dipuji banyak orang perihal naskah dan sinematografinya. Pertama, Hardiman menggunakan teknik editing one-shot yang imersif. Saat berganti POV (point of view), transisinya mulus dan memuaskan.

Secara naskah pun, film ini cukup inovatif. Tepatnya, berkutat pada sekelompok model dan penata rambut yang harus mendekam di sebuah gedung di tengah ajang kompetisi setelah salah satu dari mereka ditemukan terbunuh dengan kulit kepala terkelupas. Masih jarang dibahas, Medusa Deluxe layak disebut hidden-gem

2. Revenge (2017)

Revenge (dok. Fribourg International Film Festival/Revenge)

Revenge adalah film fitur debut Coralie Fargeat yang dirilis 7 tahun sebelum The Substance. Namun, kamu bisa melihat gaya sinematiknya yang khas. Salah satunya camerawork yang dinamis. Ini yang bikin filmnya imersif dan seru diikuti, apalagi ada kritik tentang misogini di dalamnya.

Secara umum, Revenge mengikuti sudut pandang seorang perempuan yang jadi korban kekerasan seksual rekan pacarnya sendiri. Masalahnya, tragedi itu terjadi di sebuah vila yang jauh dari peradaban dan tak ada satu pun pria dalam film ini yang berpihak padanya. Meski bakal tertebak ending-nya, Fargeat sukses bikin mata penonton enggan beranjak dari layar lewat agensi si lakon dan sinematografi briliannya. 

3. Oddity (2024)

Oddity (dok. Blue Finch Films/Oddity)

Oddity memang bukan film thriller murni, ada unsur supernatural yang membuatnya bisa masuk kategori horor. Dirilis hampir bebarengan dengan Longlegs, film ini harus diakui kalah pamor. Namun, secara plot dan sinematografi, mereka tak layak disepelekan. Oddity ditulis dari beberapa sudut pandang sekaligus, tetapi semuanya saling berkaitan.

Inti ceritanya adalah misteri terbunuhnya seorang perempuan di rumah pribadinya sendiri. Satu hari, saudara kembarnya yang punya kemampuan cenayang mencoba menguak tragedi tersebut. Secara umum, film ini cukup gelap dari segi color grading, tetapi cara kru meletakkan kamera benar-benar dipikir sedemikian rupa hingga membuat penonton harus berjaga-jaga bilamana jumpscare mengintai. 

4. Victoria (2016)

Victoria (dok. Jour2Fete/Victoria)

Diklaim sebagai film one-shot yang proses pengambilan gambarnya benar-benar tanpa jeda, Victoria juga layak masuk daftar film thriller indie dengan sinematografi terbaik. Ceritanya pun gak tertebak. Ia awalnya mengikuti Victoria (Laia Costa), perempuan muda asal Spanyol yang tinggal di Berlin dan kesulitan dapat teman. 

Pada masa krisisnya itu, sekelompok pria memberinya harapan dengan bersikap ramah. Awalnya tidak ada yang aneh, meski tetap saja penonton dibikin risih dan khawatir dengan keselamatannya di tengah para pemuda yang baru dikenalnya itu. Benar saja, bukan mereka ancamannya, ada satu twist yang diletakkan di tengah film dan bakal mengubah hidup Victoria selamanya. 

5. Strange Darling (2023)

Strange Darling (dok. Magenta Light Studios/Strange Darling)

Berstatus independen ternyata tak menutup kemungkinan bikin film dengan visual dan sinematografi ciamik. Film yang sinematografinya digarap aktor Giovanni Ribisi ini menggunakan kamera analog pribadinya dan hasilnya ternyata memuaskan secara warna serta ritme. Padahal ini adalah debutnya sebagai sinematografer.

Naskahnya pun wajib dapat apresiasi. Dibuat sendiri oleh sang sutradara, J.T. Mollner, film dibagi jadi 6 babak yang disusun tak berurutan. Namun, intinya mengikuti drama kejar-kejaran seorang perempuan dan pria yang baru kenal. Penonton dibikin terkecoh dengan sosok villain di film ini sampai semuanya terjawab di tengah film. 

Sinematografi, naskah, performa aktor, dan komponen visual di film adalah satu kesatuan yang wajib dipikir masak-masak. Kalau bisa bikin daftar film yang memenuhi semua komponen krusial di atas, 5 film di atas adalah jawabannya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team