Oscar Isaac di set Franskenstein (dok. Netflix/Franskenstein)
Del Toro saat ini tengah mempromosikan film adaptasi Frankenstein (2025) untuk Netflix. Ia bahkan membandingkan Victor Frankenstein, sang ilmuwan yang menciptakan monster dalam kisah klasik itu, dengan para tech bro modern yang mengembangkan teknologi tanpa mempertimbangkan dampaknya.
"Saya ingin Victor Frankenstein memiliki arogansi yang mirip dengan para anak teknologi (tech bros). Dia buta, menciptakan sesuatu tanpa mempertimbangkan konsekuensinya, dan saya pikir kita harus berhenti sejenak dan menimbang ke mana kita akan melangkah," ucapnya secara gamblang.
Bagi Del Toro, Frankenstein adalah peringatan tentang bahaya menciptakan sesuatu yang kuat tanpa dasar etika. Ia menyamakan eksperimen Viktor dengan obsesi modern terhadap AI yang sama-sama ambisius, tapi berisiko mengancam humanisme.
"Angka nol dan satu tidak menghasilkan chemistry yang Anda dapatkan dari emosi dan pengalaman. Anda mendapatkan informasinya, tetapi Anda mendapatkan chemistry dari emosi, spiritualitas, dan perasaan," akunya.
Del Toro bahkan menegaskan bahwa dalam film Frankenstein versinya nanti tidak ada elemen digital atau AI sama sekali.
"Semua yang ada dalam film ini dibuat full-scale, dengan tangan, oleh manusia untuk manusia. Saya ingin set sungguhan. Saya tidak ingin digital. Saya tidak ingin AI. Saya tidak ingin simulasi. Saya ingin orang melukis, membangun, memalu, memasang plester," imbuhnya.