Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Guillermo del Toro menolak pakai AI untuk karyanya
Guillermo del Toro menolak pakai AI untuk karyanya (dok. Netflix/Franskenstein)

Sutradara peraih tiga Oscar Guillermo del Toro kembali membuat pernyataan kontroversial di tengah maraknya penggunaan Generative AI di industri perfilman Hollywood. Dikenal lewat karya-karya fantasi seperti The Shape of Water (2017) dan Pan’s Labyrinth (2006), Del Toro menegaskan bahwa ia sama sekali tidak tertarik menggunakan kecerdasan buatan atau AI dalam proses kreatifnya.

Sikap keras Del Toro ini muncul saat para studio besar Hollywood mulai mengadopsi teknologi AI untuk efisiensi biaya dan produksi. Namun bagi sutradara asal Meksiko itu, seni tidak seharusnya diserahkan pada algoritma, melainkan tetap menjadi ruang bagi manusia untuk berekspresi sepenuhnya.

1. Del Toro takkan pernah mau gunakan AI dalam karyanya

Guillermo del Toro di set Franskenstein (dok. Netflix/Franskenstein)

Dalam wawancara dengan NPR pada Minggu (26/10/2025) waktu setempat, Del Toro menyatakan dengan tegas bahwa dirinya menolak tren AI yang sedang berkembang di dunia perfilman.

"AI, khususnya Generative AI, saya tidak tertarik, dan tidak akan pernah tertarik," tegasnya.

Sutradara yang sering dipanggil GDT ini menambahkan bahwa komitmen itu bukanlah bentuk nostalgia, melainkan prinsip hidupnya sebagai seniman sejati.

"Saya berusia 61 tahun, dan saya berharap dapat tetap tidak tertarik untuk menggunakannya (AI) sama sekali, sampai saya mati," tegas Del Toro.

2. Del Toro tidak khawatir dengan AI, tapi penggunanya

Guillermo del Toro di set Franskenstein (dok. Netflix/Franskenstein)

Penolakan Del Toro tak cuma diucapkan sekali. Ia menceritakan saat dirinya menjawab pertanyaan tentang AI dengan singkat, padat, dan jelas.

"Beberapa hari yang lalu, seseorang menulis email kepada saya dan bertanya, 'Bagaimana sikap Anda terhadap AI?' Dan jawaban saya sangat singkat. Saya berkata, 'Saya lebih memilih mati'," tuturnya.

Bagi Del Toro, ancaman sebenarnya bukanlah kecerdasan buatan atau AI, tapi kebodohan alami penggunanya.

"Kekhawatiran saya bukanlah kecerdasan buatan, tapi kebodohan alami. Saya pikir itulah yang mendorong sebagian besar fitur terburuk di dunia," lanjutnya.

Pernyataan ini menjadi tamparan keras bagi banyak pihak di industri film yang kini bergantung pada algoritma untuk menulis naskah, membuat konsep visual, hingga merancang efek digital.

3. Sebut Victor Franskenstein mirip tech bro saat ini

Oscar Isaac di set Franskenstein (dok. Netflix/Franskenstein)

Del Toro saat ini tengah mempromosikan film adaptasi Frankenstein (2025) untuk Netflix. Ia bahkan membandingkan Victor Frankenstein, sang ilmuwan yang menciptakan monster dalam kisah klasik itu, dengan para tech bro modern yang mengembangkan teknologi tanpa mempertimbangkan dampaknya.

"Saya ingin Victor Frankenstein memiliki arogansi yang mirip dengan para anak teknologi (tech bros). Dia buta, menciptakan sesuatu tanpa mempertimbangkan konsekuensinya, dan saya pikir kita harus berhenti sejenak dan menimbang ke mana kita akan melangkah," ucapnya secara gamblang.

Bagi Del Toro, Frankenstein adalah peringatan tentang bahaya menciptakan sesuatu yang kuat tanpa dasar etika. Ia menyamakan eksperimen Viktor dengan obsesi modern terhadap AI yang sama-sama ambisius, tapi berisiko mengancam humanisme.

"Angka nol dan satu tidak menghasilkan chemistry yang Anda dapatkan dari emosi dan pengalaman. Anda mendapatkan informasinya, tetapi Anda mendapatkan chemistry dari emosi, spiritualitas, dan perasaan," akunya.

Del Toro bahkan menegaskan bahwa dalam film Frankenstein versinya nanti tidak ada elemen digital atau AI sama sekali.

"Semua yang ada dalam film ini dibuat full-scale, dengan tangan, oleh manusia untuk manusia. Saya ingin set sungguhan. Saya tidak ingin digital. Saya tidak ingin AI. Saya tidak ingin simulasi. Saya ingin orang melukis, membangun, memalu, memasang plester," imbuhnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team