5 Hal Spesial di Penghargaan Piala Citra Festival Film Indonesia 2024

Jakarta, IDN Times – Ajang Festival Film Indonesia (FFI) 2024 kembali hadir dengan semangat merayakan keindahan sinema dalam negeri. Mengusung tema "Merandai Cakrawala Sinema Indonesia," Malam Anugerah Piala Citra akan berlangsung di ICE BSD, Tangerang, pada Rabu, 20 November 2024 mendatang.
Selain menjadi panggung apresiasi bagi sineas terbaik, acara ini juga menjanjikan berbagai hal menarik. Lalu, apa saja yang istimewa dari Penghargaan Piala Citra Festival Film Indonesia 2024?
1. Kembalinya Piala Antemas untuk film terlaris
Setelah lama absen, FFI 2024 kembali memberikan penghargaan Piala Antemas untuk film Indonesia terlaris. Penghargaan ini telah menjadi bagian dari sejarah perfilman Indonesia sejak 1974 hingga 1992, kembali berlanjut pada awal 2000-an, hingga kembali ditiadakan.
"Piala Antemas ini kami berikan sebagai penghargaan terhadap film yang mampu meraih penonton terbanyak. Saya kira di sini kita lihat bagaimana film Indonesia sudah menjadi tuan rumah di negeri sendiri," ujar Ketua Bidang Penjurian FFI, Budi Irawanto, dalam konferensi pers FFI 2024 di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (14/11/2024).
Kembalinya Piala Antemas sendiri sudah digagas sejak FFI 2023, oleh Komite FFI periode 2021–2023 yang diketuai Reza Rahadian. Dengan jumlah penonton yang mencapai lebih dari 69 juta pada 2024, Piala Antemas siap menjadi penghargaan yang ditunggu-tunggu.
2. Ada penampilan khusus dari Anggun C Sasmi
Malam Anugerah Festival Film Indonesia (FFI) 2024 akan dimeriahkan dengan penampilan Anggun C. Sasmi. "Ada tiga penampilan musisi untuk memeriahkan malam Anugerah Piala Citra FFI 2024, salah satunya Anggun," kata Ario Bayu selaku Ketua Umum Komite FFI.
Anggun sendiri akan membawakan beberapa lagu tema film Indonesia dari berbagai periode. Lagu tersebut adalah "Panggung Sandiwara" yang menjadi soundtrack film Duo Kribo (1977), "Bimbang Tanpa Pegangan" film Tiga Dara (1957), "Badai Pasti Berlalu" film Badai Pasti Berlalu (1977), dan "Mengejar Matahari" film Mengejar Matahari (2004).
3. Film Siksa Kubur sabet 17 nominasi
Film horor terbaru karya Joko Anwar, Siksa Kubur (2024), menjadi sorotan dengan mencetak 17 nominasi. Capaian ini menyamai rekor film Perempuan Tanah Jahanam (2019) dan Budi Pekerti (2023). Siksa Kubur masuk di berbagai kategori bergengsi seperti Film Cerita Panjang Terbaik, Sutradara Terbaik, dan Penulis Skenario Asli Terbaik.
Dengan rekor tersebut, film ini menjadi salah satu unggulan dalam Piala Citra tahun ini dan diprediksi bakal menyapu banyak penghargaan. Siksa Kubur sendiri berkisah tentang seseorang yang ingin membuktikan kebenaran dari eksistensi agama dan hukuman setelah kematian (siksa kubur) bagi mereka yang berbuat jahat di dunia.
4. Diisi oleh profesional lintas generasi
Komite FFI 2024-2026 diketuai oleh Ario Bayu, mengajak banyak profesional lintas generasi dalam struktur kepanitiaan. Mulai dari Prilly Latuconsina sebagai Ketua Pelaksana hingga Budi Irawanto sebagai Ketua Bidang Penjurian.
Duta FFI 2024 juga diisi oleh aktor-aktris beda generasi. Mereka adalah Slamet Rahardjo Djarot, Dian Sastrowardoyo, Kamila Andini, Lutesha Sadhewa, dan Bryan Domani. Penunjukkan ini menjadi wujud konkret dari pemaknaan FFI 2024 yang setara dalam membangun ekosistem perfilman Indonesia yang kreatif, inovatif, inklusif dan produktif.
5. Menggunakan sistem penjurian yang sama
Meski berkembang sebagai platform yang inklusif untuk berbagai generasi, FFI 2024 tetap mempertahankan sistem penjurian hibrida yang menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif. Sistem ini dianggap komprehensif karena melibatkan pemungutan suara, rekomendasi asosiasi perfilman, serta diskusi mendalam dari juri-juri akhir.
Dengan sistem ini, diharapkan penghargaan Piala Citra 2024 semakin representatif dan mencerminkan apresiasi yang adil bagi seluruh insan perfilman Indonesia.