Sempat Takut Dipersulit, Hindia Tetap Lantang Kritik Pemerintah dalam Konsernya

Jakarta, IDN Times - Hindia menyampaikan kritiknya kepada pemerintah dalam konser bertajuk "25 On Blank Canvas" yang berlangsung di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Sabtu (7/6/2025). Musisi bernama asli Daniel Baskara Putra itu mengungkapkan kegelisahannya terhadap berbagai isu yang mencuat belakangan ini.
Terkait pernyataannya di atas panggung, Hindia pun sempat merasa khawatir. Ketakutan akan izin konser yang mungkin dipersulit sempat membayangi dirinya.
1. Hindia mengkritisi sejumlah kebijakan pemerintah

Di tengah penampilannya, Hindia memberikan speech singkat yang jarang ia lakukan di atas panggung. Ia menyinggung berbagai isu negara dan mengkritik keras sejumlah kebijakan pemerintah.
"Salah satunya Cho Yong Gi, mahasiswa filsafat UI. Padahal dia paramedis. Gak ada agitasi apa-apa sama sekali. Kita tahu ceritanya apa yang terjadi, negara nganggap paramedis dan warga itu sebagai lawan. Lalu juga ada gelombang PHK beberapa bulan lalu ini. Banyak banget," kata Hindia dalam ment-nya pada Sabtu (7/6/2025).
Ia melanjutkan, "Kalau kalian lihat postingan-nya di internet, anggaran-anggaran dipotong sampai jadi nol. Ada perpustakaan literasi jadi nol. Ada juga kesiapan atau kesigapan bencana gitu kalau gak salah. Kesigapan bencana jadi nol. Kayak kesannya mereka mau kita bodoh sejarah sistematis lalu meninggal pelan-pelan."
Hindia turut mengomentari pertambangan nikel di Raja Ampat yang sedang disorot belakangan ini.
"Terakhir juga belum seminggu ini ada Raja Ampat. Waktunya dihentikan sementara, tapi sementara itu gak cukup buat gue," tegasnya.
2. Hindia merasa pemerintah ingin membuat masyarakat takut bersuara

Dalam kesempatan yang sama, ia juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap aksi doxing belakangan ini. Menurutnya, praktik ini menimbulkan kesan bahwa pemerintah berupaya menanamkan rasa takut di tengah masyarakat agar orang-orang enggan menyuarakan pendapat mereka.
"Dan gelombang doxing juga banyak banget beberapa waktu terakhir. Gak tahu kayak kesannya mereka (pemerintah) pengin kita untuk takut. Biar kita gak ngomong. Biar kita gak ngapa-ngapain," ujar pria kelahiran 1994 ini.
3. Hindia sempat takut izin konser dipersulit karena terlalu vokal

Merasa bahwa ucapan dan beberapa penampilan panggungnya cukup keras dalam mengkritik pemerintah, Hindia mengakui sempat takut dipersulit untuk menggelar konser di masa mendatang. Meski demikian, ia meyakini musik adalah satu-satunya cara bagi musisi untuk menyuarakan pendapat mereka.
"Dan gue pun takut sebenernya. Semalam gue mau tidur mikirin show ini takut. Takut dengan apa yang mau ditampilin. Takut dengan apa yang mau gue omongin. Takut ada hal buruk datang ke tim kami. Takut izinnya dipersulit habis ini. Takut segala macem lah," katanya.
Ia lalu menegaskan, "Cuma takut itu wajar buat gue. Jadi tadi pagi, gue berusaha bangun dan mikir gak apa-apa takut. Tapi gue gak mau takut ini jadi rantai pengganggu."
Selain pidatonya yang berani, Hindia menyampaikan kritik terhadap pemerintah dengan menghadirkan payung bertuliskan, 'Siapa pelakunya?' yang mengacu pada aksi Kamisan, serta menampilkan sederet visual panggung yang menggambarkan berbagai konflik di Indonesia pada konsernya kali ini.