potret Hindia di acara sharing session, Selasa (24/6/2025) (dok. IDN Times/Rani Asnurida)
Seiring dengan pengalamannya yang semakin bertambah, Baskara mengaku bahwa ia menemukan banyak perspektif baru yang membuatnya merasakan hal berbeda terkait isu-isu yang pernah ia suarakan.
“Ketika ngebaca lagi postingan Hindia tahun 2019, 2020, saya baca sekarang kayak, ‘Jelek banget, ini ngapain sih nulis kayak gini, ngapain ngomong kayak gini’. Sebenarnya karena kita tumbuh besar, pengalaman hidupnya bertambah, punya perspektif baru juga, kita jadi melihat apa yang kita kerjakan dulu itu, ‘Wah, harusnya gue nggak ngomongin ini, harusnya gue tidak punya perspektif ini dalam ngangkat satu isu’,” ungkapnya.
Kini setelah banyak pengalaman yang ia lalui, Hindia menyebut bahwa ia merasa lebih nyaman menggunakan bahasa Inggris untuk lirik-lirik yang bernada sensitif. Ia mengatakan, “Jadi gue berlindung menggunakan bahasa Inggris. Karena itu lumayan banget jadi barrier protektif. Kalau menggunakan bahasa Indonesia secara gamblang, lirik-lirik yang figuratif, bahkan metafora kayak lagu “Matahari Tenggelam”, malah jadi kayak gitu respons-nya.”