Rumah panggung Upin dan Ipin di Kampung Durian Runtuh. (dok. Les' Copaque Production/Upin & Ipin)
Papua Barat juga memiliki rumah panggung yang disebut rumah kaki seribu. Rumah panggung yang persebarannya berada di Pegunungan Arfak ini berbeda dengan kebanyakan rumah panggung di Indonesia. Dinamakan kaki seribu karena memiliki kaki yang lebih banyak dari rumah panggung yang telah ada. Kalau umumnya kaki penyangganya berada di setiap sudut, rumah kaki seribu Arfak memiliki kaki yang berjarak 30 sentimeter antarkaki satu dengan lainnya.
Rumah kaki seribu Arfak berada di pegunungan. Sepertinya, ini bukan cerminan dari rumah tinggal Upin dan Ipin, ya? Rumah panggung tersebut ditempati oleh anak laki-laki yang tinggal bersama orangtuanya hingga berkeluarga. Dijelaskan bahwa rumah kaki seribu Arfak juga gak memiliki jendela. Kalau rumah Upin dan Ipin, kan, masih punya jendela. Kayaknya, Pegunungan Arfak keragaman alamnya berbeda dengan Kampung Durian Runtuh.
Sebenarnya, di Indonesia, khususnya di Sulawesi, masih memiliki ragam rumah panggung oleh suku Toraja. Yang paling terkenal, ada rumah Tongkonan yang memiliki fungsi mirip dengan rumah panggung Sasadu di Maluku: untuk bermusyawarah dan menyimpan pusaka. Sampai saat ini, Tongkonan masih menjadi objek wisata menarik di Sulawesi.
Kalau dari gambaran ragam rumah panggung nusantara di atas, keluarga Upin dan Ipin paling cocok tinggal di Sumatra. Kekayaan alam Sumatra juga masih dilengkapi dengan hutan dan masih banyak aliran sungai. Kenapa gak di Betawi? Meski punya rumah panggung dan dekat dengan aliran sungai, kayaknya Upin dan Ipin gak tinggal di tepi Ciliwung, deh.