Dr. Kenzo Tenma (dok. MADHOUSE/Monster)
Ketika kamu dipaksa memilih antara menyelamatkan anak kecil atau orang tua, kamu mungkin akan memilih untuk menyelamatkan akan kecil. Ditambah jika anak kecil itu datang terlebih dahulu, hal tersebut menambah alasan kenapa kamu lebih memilih untuk menyelamatkan sang anak. Namun, apa jadinya kalau anak yang hidupnya pernah kamu selamatkan justru malah menjadi pembunuh berantai?
Sebagai ahli bedah yang genius, Dr. Kenzo Tenma sedang berada di puncak kariernya. Dirinya memiliki kekayaan, reputasi, dan hendak menikahi putri dari pemilik rumah sakit tempat ia bekerja. Hingga suatu malam, Tenma disudutkan dengan dua pilihan yang sulit.
Tenma dipaksa memilih untuk menyelamatkan seorang anak bernama Johan Liebert atau seorang wali kota. Sebagai dokter, Tenma lebih memprioritaskan kemanusiaan. Ditambah, Johan datang terlebih dahulu. Meski ditentang oleh sang direktur, Tenma memutuskan untuk menyelamatkan Johan.
Alhasil, sang wali kota mati dan Tenma kehilangan segalanya. Dirinya tidak hanya dipecat, tetapi Tenma juga harus batal menikah dengan orang yang ia cintai. Namun, ternyata itu bukanlah satu-satunya konsekuensi atas kebaikannya. Lebih buruk lagi, anak yang pernah ia selamatkan kini tumbuh menjadi seorang pembunuh berantai berdarah dingin.
Sebagai umat manusia, kita memang harus bersikap baik pada sesama manusia. Namun, kebaikan yang buta justru malah bisa membawa penderitaan pada kita sendiri. Kelima karakter anime di atas, contohnya, mereka menderita karena menjadi orang yang terlalu baik. Jadi, bagaimana menurutmu? Apakah kelima karakter anime di atas layak menderita atas kebaikan yang mereka lakukan?