5 Penyanyi Pop yang Kariernya Hampir Hancur karena Label Sendiri

Banyak artis pop ternama yang ternyata pernah terjebak dalam kontrak label dan justru menghambat kariernya. Bukannya didukung untuk berkembang, mereka malah dibungkam, dikontrol, bahkan dicegah untuk merilis karya sendiri. Bakat mereka sempat terpendam karena berbagai tuntutan tak masuk akal, kebijakan sepihak, atau konflik hukum berkepanjangan.
Beberapa nama di daftar ini mungkin sudah tidak asing di telingamu, tapi kisah perjuangan mereka melawan sistem industri musik yang tak adil jarang terungkap. Dari yang nyaris tak bisa merilis lagu selama bertahun-tahun hingga terjebak dalam kasus hukum, kira-kira siapa aja penyanyi pop yang terhambat kariernya oleh label sendiri?
1. JoJo

JoJo pertama kali dikontrak oleh label Blackground saat usianya baru 12 tahun. Ia langsung mencetak hits besar seperti 'Leave (Get Out)' dan 'Too Little Too Late, menjadikannya calon bintang pop besar di awal 2000-an. Namun, meski bakat dan popularitasnya jelas terlihat, labelnya justru menyia-nyiakan potensi itu.
Selama bertahun-tahun, JoJo terikat kontrak tujuh album tapi tidak pernah diberi kebebasan untuk merilis karya baru. Labelnya terus menuntut rekaman ulang hanya untuk mengabaikannya begitu saja. Ia beberapa kali mencoba keluar, namun kontraknya memaksanya untuk tetap diam dan tidak berkarya. Setelah proses hukum panjang, akhirnya ia berhasil lepas dari jeratan tersebut.
2. Fifth Harmony

Girl group ini melejit sejak debut dari ajang The X Factor dan sempat jadi salah satu grup paling populer di dunia. Namun di balik kesuksesan, mereka menjalani hubungan kerja yang kurang sehat dengan label dan manajemen mereka.
Fifth Harmony dipaksa merilis album demi album dalam waktu singkat tanpa dibayar sesuai kerja keras. Salah satu anggota, Lauren Jauregui, bahkan menyebut bahwa mereka merasa seperti “budak” bagi labelnya, Epic Records. Setelah kepergian Camila Cabello, grup ini akhirnya bubar pada 2018 karena tekanan yang terus-menerus.
3. Rachel Platten

Rachel Platten dikenal luas berkat lagu 'Fight Song' yang booming pada 2015. Lagu itu terdengar di mana-mana dan seharusnya menjadi batu loncatan besar dalam kariernya sebagai penyanyi pop.
Sayangnya, perjalanan awalnya tidak mulus. Ia merilis album debut bersama label Rock Ridge pada 2011, tapi penjualannya mengecewakan. Manajernya mundur, labelnya berantakan, dan semua itu membuat peluncuran kariernya tertunda parah. Meski kemudian ia sukses dengan 'Fight Song', waktu dan momentum yang hilang tak bisa dikembalikan.
4. Kesha

Kesha adalah contoh paling terkenal soal artis yang kariernya dibuat hancur secara tidak adil oleh labelnya. Setelah sukses besar dengan lagu-lagu seperti 'Tik Tok', kariernya malah terhenti karena masalah hukum dengan produser musiknya, Dr. Luke.
Ia tidak bisa keluar dari kontrak, dan satu-satunya pilihan yang ia punya adalah tetap bekerja dengan orang yang menyakitinya atau tidak berkarya sama sekali. Kasus ini menarik perhatian dunia, apalagi karena secara hukum ia tidak diperbolehkan membuat musik di luar labelnya. Setelah bertahun-tahun, kasus ini akhirnya diselesaikan di luar pengadilan pada 2023.
5. Tinashe

Tinashe dikenal sebagai penyanyi berbakat dengan kemampuan vokal, koreografi, dan produksi lagu yang luar biasa. Namun kariernya sempat tersendat karena merasa tidak didukung dengan maksimal oleh labelnya, RCA Records.
Ia seringkali merilis lagu tanpa promosi yang memadai, bahkan beberapa proyek musiknya tertunda atau tidak dirilis sama sekali. Tinashe akhirnya memutuskan untuk keluar dari RCA dan memilih jalur independen agar bisa memiliki kendali penuh atas musiknya. Setelah itu, ia justru berkembang lebih bebas dan kreatif.
Jika para artis berbakat ini bisa kembali bersinar setelah terhambat label, bayangkan seberapa jauh karier mereka bisa melesat jika sejak awal diberi kebebasan penuh. Siapa lagi menurutmu yang pantas mendapat kesempatan kedua?