Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kata Cast TAoL Soal Rilis Film Romantis di Tengah Marak Genre Horor

Nicholas Saputra, Putri Marino, dan Arifin Putra cinema visit The Architecture of Love ke Surabaya (IDN Times/Aulia Supintou)

Surabaya, IDN Times - The Architecture of Love menyapa penonton lewat bioskop Tanah Air sejak Selasa (30/4/2024). Film adaptasi novel berjudul sama karya Ika Natassa ini menggandeng Nicholas Saputra dan Putri Marino sebagai karakter utama.

Di hari pertama penayangan, Nicholas Saputra, Putri Marino, dan Arifin Putra mengunjungi penggemar di Tunjungan Plaza, Surabaya. Saat ditemui IDN Times, ketiganya buka suara soal perilisan TAoL di tengah maraknya film bergenre horor. Intip apa kata mereka, yuk!

1. Menurut Nicholas Saputra, Indonesia perlu film beragam genre yang tayang di bioskop

Nicholas Saputra, Putri Marino, dan Arifin Putra cinema visit The Architecture of Love ke Surabaya (IDN Times/Aulia Supintou)

Nicholas Saputra beranggapan jika keberagaman genre film sangat penting di Indonesia. Agar penonton bisa menyaksikan berbagai tema film yang dikemas oleh para filmmaker Tanah Air.

"Menurut saya sih penting sekali untuk film Indonesia bisa memiliki beragam tema, beragam cerita yang bisa kita nikmati di bioskop. Karena bagi saya justru itulah kekayaan dari film Indonesia karena memiliki tema yang beragam," ungkap Nicholas Saputra.

Menyuguhkan film The Architecture of Love (2024) yang bergenre romantis adalah penyegaran bagi penotnon. Terlebih di tengah maraknya film bergenre horor.

"Jadi saya rasa salah satunya bermain di film ini, ingin memberikan penyegaran, udah lama kita gak nonton film romantis yang genrenya begini. Justru kita ingin memperkaya keragaman film Indonesia," tambahnya.

2. Arifin Putra kebetulan dapat naskah film romantis yang bagus, bukan horor

Nicholas Saputra, Putri Marino, dan Arifin Putra cinema visit The Architecture of Love ke Surabaya (IDN Times/Aulia Supintou)

Arifin Putra juga menegaskan jika ia tidak pernah merencanakan genre film yang akan dirinya bintangi. Tidak mengherankan karena aktor kelahiran Jerman ini sudah membintangi beragam genre, mulai dari horor, aksi, hingga romantis.

"Kalau kita gak selalu rencanain ya, oh tahun ini pokoknya harus main horor segitu banyak, romantis segini banyak, gak sih," ungkapnya.

Pemeran Alam ini selalu memilih film yang menarik untuk dieksplor dari segi karakter hingga kemungkinan antusiasme penontonnya. Dan kebetulan kali ini ia memilih film bergenre romantis.

"Kebetulan skenario ini, dari Ika Natassa memberikan perasaan itu. Oh ini kayaknya film yang perlu nih kita kasih ke penonton Indonesia. Kebetulan bukan dari film horor seperti kebanyakan," jelas Arifin.

3. Putri Marino gak pernah menutup diri untuk mencoba beragam genre

Nicholas Saputra, Putri Marino, dan Arifin Putra cinema visit The Architecture of Love ke Surabaya (IDN Times/Aulia Supintou)

Sementara itu, Putri Marino mengaku tidak pernah pilih-pilih genre film. Menurutnya bermain di banyak genre memperkaya kemampuannya sebagai aktor.

"Aku tidak pernah menutup diri untuk berbagai macam genre karena semakin banyak karya yang aku hasilkan, semakin banyak genre yang aku lakukan, itu akan memperkaya aku sebagai aktor sih," jelas Putri.

Aktris kelahiran Bali ini tidak masalah bermain di genre apa pun, asalkan sutradara dan naskahnya bagus. Bahkan dia baru selesai syuting film horor, lho!

"Kalau memang ada skrip yang bagus kenapa gak? Drama, action, selama skrip dan sutradaranya oke, aku gak masalah," ungkap pemeran Raia Risjad ini.

Ia menambahkan, "Untuk horor, baru kemarin selesai syuting horor. Tapi belum tentu tayangnya kapan."

Nicholas Saputra, Putri Marino, dan Arifin Putra sepakat jika Indonesia butuh keberagaman genre. Selain itu, mereka punya beragam alasan kenapa bermain di The Architecture of Love (2024)!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aulia Supintou
Indra Zakaria
Aulia Supintou
EditorAulia Supintou
Follow Us