Kenapa Kebanyakan Protagonis Anime Gak Punya Orangtua?

Dalam kebanyakan anime, terutama shounen, seri selalu menampilkan protagonis yang memiliki masalah dengan kehadiran orangtua. Tak sedikit karakter anime yang muncul tanpa memiliki ayah atau ibu. Bahkan, ada juga protagonis anime yang ditampilkan sebagai seorang yatim piatu.
Adapun, beberapa protagonis dengan orangtua yang lengkap tetap tidak dibesarkan oleh orangtua kandung mereka. Kira-kira, kenapa bisa begitu, ya?
1. Menambah latar belakang tragis sang protagonis

Latar belakang tragis dan anime adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Apa yang dilakukan oleh suatu karakter anime saat ini sebagian besarnya didorong oleh latar belakang mereka. Karena itu, latar belakang memiliki peran penting dalam pembangungan suatu karakter anime.
Dengan menghilangkan kehadiran orangtua, hal tersebut bisa menambah bumbu kesedihan pada latar belakang sang protagonis. Selain mengundang simpati dari para penonton, ketidakhadiran orangtua juga membangun sang protagonis untuk menjadi pribadi yang mandiri. Karakter yang tumbuh tanpa orangtua biasanya memiliki masa lalu yang sulit, sehingga mereka termotivasi untuk menjadi sosok yang kuat.
2. Memudahkan penulis untuk mengembangkan karakternya

Dalam anime, kita sering melihat sang protagonis melakukan pelatihan yang ekstrem atau petualangan yang berbahaya. Nah, hal tersebut mungkin tidak bisa terjadi jika si protagonis masih memiliki orangtua. Kenapa? Karena orangtua mereka pasti melarangnya.
Kebanyakan protagonis anime, terutama shounen, adalah remaja. Jika mereka masih memiliki orangtua, maka mereka akan sangat bergantung pada orangtua mereka. Dengan menghilangkan sosok orangtua, maka sang protagonis akan memiliki banyak kebebasan untuk melakukan apa saja yang mereka mau.
3. Banyak karakter yang lebih penting untuk dikembangkan

Kehadiran orangtua memang sangat penting untuk pertumbuhan sang anak. Namun, dalam beberapa anime, karakter orangtua mungkin memang lebih baik untuk dihilangkan saja. Bukan tanpa alasan, tetapi hal ini dilakukan demi memudahkan para kreator untuk mengembangkan karakter lain, ketimbang orangtua sang protagonis.
Selain itu, hal ini juga dilakukan agar seri tidak terlalu berkutat pada keluarga sang protagonis. Seri anime selalu melibatkan banyak orang lain yang tidak terikat oleh hubungan darah. Karena itu, para kreator memiliki banyak karakter yang lebih penting untuk dikembangkan, ketimbang orangtua sang protagonis.
4. Mengajarkan bahwa keluarga tidak selalu terikat oleh darah

Salah satu pelajaran yang sering diberikan oleh anime ialah bahwa keluarga tidak selalu terikat oleh darah. Kita bisa menemukan keluarga baru di mana saja. Menariknya, keluarga yang tidak terikat oleh darah biasanya memiliki ikatan yang jauh lebih kuat dari keluarga pada umumnya.
Hal ini disebabkan karena mereka sama-sama berasal dari orang yang kesepian. Mereka menyadari betapa pentingnya ikatan tersebut, sehingga mereka selalu berusaha untuk menjaga ikatannya dengan keluarga barunya. Tentunya, hal ini akan membuat protagonis yatim piatu dan protagonis dengan keluarga yang lengkap dan harmonis akan memiliki nilai yang berbeda. Pasalnya, tak peduli sejauh mana mereka pergi, keluarga utama protagonis dengan orangtua yang lengkap tetaplah orang-orang yang ada di rumah.
5. Salah satu ciri khas klasik dalam fiksi Jepang

Last, but not least, alasan terakhir ialah karena protagonis yatim piatu sudah menjadi salah satu ciri khas klasik dalam karya fiksi Jepang. Hal ini tidak hanya berlaku bagi anime saja, tetapi juga karya fiksi lain seperti cerita rakyat, buku, dan film Jepang. Banyak cerita rakyat Jepang yang menghadirkan protagonis utama yang tidak memiliki orangtua.
Contohnya, Momotaro, seorang anak yang terlahir dari buah persik. Sebagai anak yang tidak memiliki orangtua, Momotaro tumbuh menjadi anak yang kuat dan dapat melawan para oni (iblis). Ada juga Kintaro, seorang pahlawan yang menunggangi seekor ikan koi. Diceritakan bahwa Kintaro lahir sebagai seorang anak dari ibu yang memiliki hubungan dengan seekor naga. Konon, cerita Kintaro sendiri terinspirasi dari kisah masa kecil seorang samurai dari era Heian, yakni Sakata Kintoki.
Protagonis anime yang tidak memiliki orangtua memang selalu menjadi pertanyaan bagi para penggemar anime. Meski begitu, para kreator pasti memiliki alasan tertentu kenapa mereka menghadirkan protagonisnya sebagai yatim piatu. Jadi, bagaimana pendapat kamu? Menurutmu, apakah kelima alasan di atas masuk akal? Tulis pendapatmu di kolom komentar!