Sebanyak dua kali, aktor senior, Tio Pakusadewo harus berurusan dengan hukum karena terjerat narkoba. Pertama di tahun 2018, ia dituntut dengan pasal yang salah dan melalui proses hukum yang sangat rumit. Kedua di 2020, saat dunia dirundung oleh pandemi COVID 19. Alasannya menggunakan narkoba karena untuk menahan sakitnya karena cedera di kaki dan juga melancarkan pekerjaannya sebagai pelukis. Paku bekerja dan dibayar untuk melukis juga menjadi fakta baru, selain pekerjannya sebagai pemain film dan juga bakatnya di musik. Semua itu dikisahkan dalam novel yang ditulis oleh Alan TH berjudul "BUI".
"BUI" tidak hanya sekedar novel yang menceritakan penggalan kisah yang kelam, tapi buku ini juga bisa disebut sebagai semi biografi Tio Pakusadewo. Alan berhasil menghidupkan tokoh Paku dengan begitu detil ia menuliskan dan menggambarkan betapa sulitnya aktor senior itu menghadapi hukum sekaligus kecanduannya terhadap narkoba. Pembaca seperti diajak terbawa dalam pikiran seorang pecandu yang sedang sakau. "BUI" juga menceritakan bagaimana Paku yang seharusnya bisa lepas dari narkoba, namun penjara menambah kecanduan terhadap narkoba. Lalu, bagaimana Paku bisa menghadapi itu semua? Berikut sebagian fakta-faktanya!