serial D.P. (dok. Netflix/D.P.)
Isu paling kentara dari D.P. adalah penyalahgunaan kekuasaan dan kultur perundungan. Sebagai sebuah institusi yang menekankan hierarki dan terpisah dari sistem kenegaraan sipil, militer secara tidak langsung jadi ceruk ideal untuk praktik-praktik penyalahgunaan kekuasaan. D.P. dengan piawai menggambarkan proses itu. Adegan-adegan mengganggu ketika para rekrutan baru harus jadi bulan-bulanan seniornya, baik secara verbal, psikis, dan fisik menghiasi musim perdananya.
Pada musim kedua, penyalahgunaan kekuasaan dan manipulasi informasi yang dilakukan para petinggi jadi fokus baru. Salah satu kasus kunci yang jadi titik berat musim keduanya terinspirasi dari kejadian nyata pada 2005.
Melansir laporan Korea JoongAng Daily, seorang tentara Korsel yang teridentifikasi bernama Kim Dong Min pernah melukai dan menghilangkan nyawa rekan-rekannya usai dirinya dirundung. Seolah melupakan fakta soal perundungan yang terjadi, militer sibuk menekankan persona sang pelaku yang dianggap bermasalah, seperti introver, sulit beradaptasi, dan tidak sopan.
Pendekatan defensif militer yang mengabaikan isu perundungan digambarkan pula oleh kreator D.P. Ditambah dengan kritik lugas soal minimnya proteksi dan jaminan untuk kesejahteraan serta keselamatan para conscript (tentara wajib militer) selama melakoni tugasnya selama kurang lebih 24 bulan.
Serial D.P. juga menampilkan kultur hazing atau perundungan yang terjadi di institusi pendidikan pada salah satu episode di musim kedua. Ini secara tak langsung turut memperparah kondisi di barak militer Korea Selatan.