Bukan hal aneh lagi melihat film yang cakupan bingkainya lebar. IMAX dengan pita film 70 mm mungkin yang paling populer beberapa tahun belakangan ini. Namun, sebelum itu, industri film pernah dikejutkan dengan penemuan lensa anamorfik, yakni lensa yang jadi jodoh idealnya pita film 35 mm dan mengubah industri film selamanya.
Lensa itu dikembangkan pertama kali oleh Henri Chretien pada 1920-an. Saat itu, ia berstatus ilmuwan yang bekerja untuk Mount Wilson Observatory. Ia menamai temuannya dengan sebutan lensa Hypergonar. Namun, baru pada 1950-an temuannya dilirik rumah produksi 20th Century Fox. Sejak itu, industri film tak lagi sama.
Apa keistimewaan lensa anamorfik temuan Chretien? Apa pula pengaruhnya buat industri hiburan? Ini beberapa penjelasan lengkapnya!