Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Liam Payne (vagueonthehow from Tadcaster, York, England, CC BY 2.0, via Wikimedia Commons)

Intinya sih...

  • Liam Payne, mantan anggota One Direction, meninggal tragis setelah jatuh dari balkon lantai tiga hotel di Buenos Aires pada 16 Oktober 2024.
  • Penyelidikan mengungkap konsumsi alkohol, kokain, dan antidepresan sebelum kejadian serta dakwaan terhadap lima individu atas dugaan keterlibatan mereka dalam kejadian ini.
  • Kematian Payne menyoroti bahaya penyalahgunaan narkoba, kelalaian staf dan manajemen hotel, serta pentingnya keselamatan tamu di industri perhotelan.

Jakarta, IDN Times - Berita meninggalnya Liam Payne, mantan anggota One Direction, mengejutkan dunia pada 16 Oktober 2024. Sang penyanyi ditemukan tewas setelah terjatuh dari balkon lantai tiga di hotel CasaSur Palermo, Buenos Aires, Argentina. Kepergiannya yang mendadak memicu penyelidikan yang mengungkap berbagai fakta mengejutkan, termasuk dugaan konsumsi alkohol, kokain, dan antidepresan sebelum insiden tragis tersebut.

1. Jam-jam terakhir Liam Payne di Argentina

Sekelompok penggemar berkumpul di depan Hotel "Casa Sur" (Azubel-Trabucchi-Viggiano, 2013-15), tempat Liam Payne meninggal dunia (Roberto Fiadone, CC BY 4.0, via Wikimedia Commons)

Liam Payne, mantan anggota One Direction, meninggal secara tragis pada 16 Oktober 2024 setelah terjatuh dari balkon lantai tiga hotel CasaSur Palermo di Buenos Aires, Argentina. Penyelidikan mengungkap bahwa Payne telah mengonsumsi alkohol, kokain, dan antidepresan yang diresepkan sebelum kejadian. Pihak berwenang menyingkirkan kemungkinan bunuh diri atau tindak kriminal sebagai penyebab kematiannya, dan menyimpulkan bahwa kematiannya disebabkan oleh cedera traumatis serta pendarahan eksternal akibat jatuh, melansir AP News.

2. Lima orang didakwa terkait kematian Liam Payne

Liam Payne (Essential Homme, CC BY 3.0, via Wikimedia Commons)

Melansir People, setelah kematian tragis Liam Payne, seorang hakim Argentina mendakwa lima individu atas dugaan keterlibatan mereka dalam kejadian ini. Di antara mereka adalah Gilda Martin (manajer hotel), Esteban Grassi (resepsionis hotel), dan Roger Nores (teman Payne) yang didakwa dengan pembunuhan karena kelalaian. Selain itu, Ezequiel Pereyra (karyawan hotel) dan Braian Paiz (pelayan restoran) dituduh memasok zat ilegal kepada Payne. Dakwaan ini menyoroti campuran dugaan kelalaian dan aktivitas kriminal yang melingkupi jam-jam terakhir kehidupan sang penyanyi.

3. Sorotan pada penyalahgunaan narkoba dan praktik industri perhotelan

ilustrasi obat-obatan (DMTrott, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Kasus ini menarik perhatian pada bahaya penyalahgunaan narkoba serta perlunya pengawasan yang lebih ketat di industri perhotelan. Tuduhan ini menunjukkan adanya potensi kelalaian dari pihak staf dan manajemen hotel, memicu perdebatan tentang tanggung jawab mereka terhadap keselamatan tamu. Seiring berjalannya proses hukum, insiden ini menjadi pengingat tragis akan konsekuensi buruk dari penyalahgunaan zat terlarang serta pentingnya langkah proaktif untuk memastikan keselamatan tamu.

Kematian Liam Payne tidak hanya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, teman, dan penggemar, tetapi juga menjadi pengingat pahit akan bahaya penyalahgunaan zat terlarang. Sebagai figur publik yang pernah menjadi inspirasi bagi jutaan orang, tragedi ini menjadi peringatan bagi banyak pihak untuk lebih peduli terhadap kesehatan mental, pengawasan lingkungan, dan pentingnya menjaga keselamatan pribadi di mana pun berada.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team