Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Lirik (kamis) dari Hindia, Cerita Sumarsih Ibunda Korban Tragedi 1998

Hindia - Doves, '25 on Black Canvas (YouTube.com/Hindia)
Hindia - Doves, '25 on Black Canvas (YouTube.com/Hindia)

Hindia merilis mixtape bertajuk Doves, '25 on Black Canvas pada Senin (24/2/2025). Mixtape tersebut berisi 16 lagu yang sudah bisa didengarkan melalui YouTube hingga Spotify.

"(kamis)" dalam mixtape tersebut mencuri perhatian pendengar. Track ini memuat rekaman suara dari Sumarsih, ibunda salah satu korban penembakan tahun 1998, Benardinus Realino Norma Irawan atau Wawan. Perempuan tersebut juga dikenal sebagai inisiator aksi Kamisan. 

1. Lirik (kamis) - Hindia

Dan tidak akan ada orang yang rela anak yang dicintai ditembak atau dibunuh.

Wawan itu anak yang menyenangkan. Hobinya membaca, dia di kamar mandi pun selalu baca koran atau bawa komik atau buku.

Kalau hari Sabtu, hari Minggu, kami masak bersama-sama, pada saat makan bersama itu jam berapa pun makan malam bersama kami bercerita tentang keseharian. Dari pembicaraan yang sederhana, kami membicarakan masalah politik, karena pada tahun '97, '98 masalah politik di Indonesia semakin memanas. Setelah pembicaraan sampai kepada masalah politik selalu ditutup dengan "besok dimasakin apa?"

Karena pada tahun '98, itu demonstrasi dari hari ke hari semakin membesar, tahun '98 terjadi tragedi kemanusiaan, yang sudah diselidiki oleh Komnas HAM, yaitu dalam berkas tragedi penembakan mahasiswa, peristiwa Semanggi 1, Semanggi 2, Trisakti, kemudian berkas kerusuhan 13, 15 Mei '98 dan berkas penghilangan paksa atau penculikan aktivis pro demokrasi.

Wawan mahasiswa Atma Jaya, juga aktif di masyarakat dengan ikut anggota Tim Relawan untuk Kemanusiaan, mengadvokasi korban 13, 15 Mei '98 sebagai anggota tim relawan kemanusiaan. Setiap Wawan datang ke rumah sakit yang diminta adalah obat-obatan untuk teman-temannya yang berdemonstrasi.

Dan menurut kesaksian, pada tanggal 13 November hari Jumat itu, jam 10.00 pagi bersama enam orang temannya, Wawan menetralisir gas air mata di depan kampus Atma Jaya dengan menyemprotkan air hydrant.

Sekitar jam 3 sore, aparat masuk ke Atma Jaya, ada korban yang jatuh, Wawan kasih tahu, "Pak itu ada korban, boleh ditolong atau tidak?" Tentara itu mengatakan, "Boleh silahkan." Kemudian Wawan mengeluarkan bendera putih, dilambai-lambaikan. Tetapi pada saat Wawan akan mengangkat korban, justru Wawan ditembak.

Banyak orang mengatakan dari pagi Wawan menggunakan ID Card Tim Relawan untuk Kemanusiaan. Dan Wawan diautopsi oleh Dr. Budi Sampurno, Wawan meninggal dunia karena ditembak dengan peluru tajam standar militer di dada sebelah kiri, mengenai jantung dan parunya. Dan menurut kesaksian juga bahwa Wawan ditembak oleh aparat di halaman kampusnya ketika sedang menolong seorang korban yang juga ditembak oleh aparat.

Setelah Wawan meninggal dunia, hari Jumat, 13 November '98 Wawan ditembak, hari Sabtu Wawan dimakamkan, pulang dari makam ada wartawan bertiga begitu, di rumah sunyi, kemudian saya bilang, "Saya akan berhenti bekerja. Saya tidak sanggup untuk bertemu dengan orang."

Saya sangat mencintai Wawan, kami sekeluarga mencintai Wawan, tapi duka cita saya bertransformasi pada cinta terhadap sesama dengan memperjuangkan agar kasus-kasus pelanggaran HAM berat yang terjadi di Indonesia ini dipertanggung jawabkan sesuai undang-undang yang berlaku, yaitu Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM untuk mewujudkan agenda reformasi yang ketiga yang diperjuangkan oleh Wawan dan kawan-kawannya, yaitu tegakkan supremasi hukum.

Bagi saya, warna hitam bukan lambang dukacita, tetapi lambang keteguhan. Jangan yang ada hanya korban, tetapi pelakunya tidak ada.

2. Video lirik (kamis) mencuri perhatian

Hindia - Doves, '25 on Black Canvas (YouTube.com/Hindia)
Hindia - Doves, '25 on Black Canvas (YouTube.com/Hindia)

Selain lagunya, video lirik dari track "(kamis)" juga mencuri perhatian. Dalam video hitam putih tersebut, terlihat lima orang berpayung hitam menghadap arah yang sama dan menatap lurus ke depan. Di sekitar mereka terdapat beragam instrumen musik, seperti keyboard dan drum. Ada juga beberapa properti rumah, seperti lampu meja, cermin, sofa, hingga kabinet.

Meski tanpa adegan lain, lirik yang muncul membuat pendengar makin larut pada kisah pilu dan menusuk yang dibawakan Sumarsih. 

3. Album Doves, '25 on Black Canvas terdiri dari 16 track list

Hindia - Doves, '25 on Black Canvas (YouTube.com/Hindia)
Hindia - Doves, '25 on Black Canvas (YouTube.com/Hindia)

"(kamis)" merupakan salah satu track dalam mixtape terbaru Hindia bertajuk Doves, '25 on Black Canvas. Di hari perdana perilisan, Hindia juga membagikan video lirik 16 lagu terbarunya.

Dalam mixtape ini, Hindia juga berkolaborasi dengan White Chorus dan Blue Vallet Radion. Lirik-liriknya terasa sangat personal, menceritakan kehilangan kucing-kucing kesayangannya, hubungan yang rusak, dan keadaan negara yang hancur.

Berikut daftar lagu di mixtape Doves, '25 on Black Canvas (2025):

  • "perseverance (on the face of grief)"
  • "hated in the Nation"
  • "everything u are"
  • "(mimi)"
  • "betty" feat. White Chorus
  • "a feeling"
  • "semua lagu cinta terdengar sama"
  • "the world is ending all over again"
  • "letdown"
  • "(kamis)"
  • "anak itu belum pulang"
  • "harga satu pil"
  • "YAAYO"
  • "aku berharap ini tak terjadi kepadamu"
  • "loved by you"

Sama seperti judul mixtape-nya, semua video lirik lagu terbarunya ini dikemas dengan warna hitam putih alias monokrom. Apakah kamu sudah dengar semua lagunya?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zahrotustianah
Aulia Supintou
Zahrotustianah
EditorZahrotustianah
Follow Us