Film Lyora Angkat Isu Infertilitas, Risetnya Dikerjakan Hati-hati!

Jakarta, IDN Times - Rumah produksi Paragon Pictures kembali mempersembahkan satu film terbaru lagi berjudul Lyora: Penantian Buah Hati. Disutradarai oleh Pritagita Arianegara, film ini hadir untuk mewakili perasaan dan perjuangan para pejuang garis dua yang tidak pernah terlihat.
Sebelumnya, film Lyora: Penantian Buah Hati ini juga sukses menarik perhatian karena diangkat dari buku Lyora: Keajaiban yang Dinanti karya Fenty Effendy, yang terinspirasi dari kisah nyata perjuangan Menteri Komunikasi dan Digital Indonesia Meutya Hafid dan suaminya, Fajrie saat berjuang untuk mendapatkan keturunan.
Karena mengangkat isu infertilitas yang dekat dengan kehidupan, namun jarang dibicarakan hingga dianggap tabu, tim produksi pun mengaku sangat berhati-hati saat melakukan riset, agar tidak menyakiti pasangan mana pun.
1. Film Lyora: Penantian Buah Hati angkat isu infertilitas yang dikemas dengan pendekatan penuh empati

Film Lyora: Penantian Buah Hati mengangkat perspektif perempuan dan pasangan dalam menghadapi infertilitas atau gangguan reproduksi yang menyebabkan kesulitan untuk hamil. Isu infertilitas ini sebenarnya sangat dekat dengan kehidupan, tetapi juga sangat jarang dibicarakan, bahkan sering dianggap tabu.
Dikemas dengan pendekatan yang menyentuh dan penuh empati, film ini diharapkan bisa memeluk para pejuang garis dua dengan menyoroti bahwa tekanan memiliki anak bukan hanya menjadi beban bagi perempuan, tetapi juga merupakan perjuangan yang dijalani bersama sebagai pasangan.
“Banyak sekali pengalaman, yang bukan hanya satu perempuan tapi banyak perempuan di Indonesia, khususnya mengalami hal sama seperti yang dialami oleh Meutya. Perempuan merasa kerap menjadi bahan perbincangan ketika dalam sebuah keluarga mereka belum memiliki momongan. Film ini ingin mengajak semua penonton Indonesia untuk bisa lebih berempati," kata Virgie Baker, produser film Lyora: Penantian Buah Hati, Kamis (31/7/2025).
2. Tim produksi berhati-hati saat lakukan riset agar tidak menyakiti pasangan mana pun

Untuk memperkuat struktur ceritanya, tentu tim produksi sudah lebih dulu melakukan riset. Dalam hal ini, tim produksi mencoba untuk memahami perasaan dari semua sudut pandang, yaitu dari para pejuang yang sudah berhasil dan pejuang lainnya yang masih memperjuangkan harapan untuk memiliki keturunan.
“Pada akhirnya kami melakukan riset dengan mencoba memahami perasaan-perasaan tidak hanya mereka yang sudah berjuang dan berhasil, tetapi juga fokus kepada mereka yang masih berjuang dan bagaimana mereka masih terus berharap, masih percaya pada harapan, serta masih percaya pada mimpi-mimpi mereka,” kata Titien Wattimena, penulis naskah film Lyora: Penantian Buah Hati.
Karena pembicaraan soal infertilitas ini sangat sensitif, tim produksi pun sangat berhati-hati selama melakukan riset agar semua yang telah tercurahkan ke dalam film tidak menyakiti pasangan mana pun. Supaya tidak terjadi kesalahpahaman, Titien juga menegaskan bahwa film Lyora: Penantian Buah Hati lebih banyak mengeksplorasi tentang kisah perjalanan dan perjuangan itu sendiri sebelum akhirnya menerima hasil akhir.
“Kami sangat berhati-hati supaya tidak ada satu pun pasangan yang tersakiti ketika menonton film ini karena kita fokus ke perjuangannya, perjalanannya. Kami percaya tujuan sebuah perjalanan bukan hanya hasil akhir, tapi justru perjalanan itu sendiri,” lanjutnya.
3. Jadi Meutya, Marsha Timothy belajar tentang pentingnya rasa cukup dan berdamai dengan keadaan

Bagi Marsha Timothy, memerankan Meutya di film ini telah memberinya pelajaran berharga yang mengingatkan tentang pentingnya untuk merasa cukup dan tidak menyalahkan diri sendiri karena menurutnya, setiap orang punya waktu dan jalannya masing-masing.
Tidak hanya Marsha Timothy, lawan mainnya, Darius Sinathrya yang berperan sebagai Fajrie juga mengaku mendapatkan pelajaran berharga tentang pentingnya kehadiran suami baik secara fisik maupun emosional.
“Kadang kita sebagai laki-laki rasanya selalu dituntut untuk jadi pemimpin, jadi orang yang selalu hadir dengan solusi. Padahal mungkin di momen-momen tertentu, kita justru hanya cukup untuk ada. Bukan cuma secara fisik, tapi juga secara emosi karena konektivitas antara suami dan istri itu memang lebih dalam dalam spektrum emosinya,” ungkap Darius.
Suami Donna Agnesia tersebut melanjutkan, “Kadang, diamnya kita justru bisa menjadi sebuah pelukan dan kehadiran kita yang mau untuk terus membersamai dan tidak menyalahkan, justru bisa menenangkan dan menjadi penyelamat dalam perjalanannya.”
Adapun film Lyora: Penantian Buah Hati akan tayang di bioskop mulai 7 Agustus 2025. Selain Darius Sinathrya dan Marsha Timothy, film ini juga dibintangi oleh Hannah Al Rashid, Olga Lydia, Widyawati, Ivanka Suwandi, hingga Ariyo Wahab.