8 Momen Terbaik Live Action Avatar: The Last Airbender, Memorable!

Netflix telah melakukan terobosan dengan merilis versi live action Avatar: The Last Airbender pada Kamis (22/2/2024). Dengan total delapan episode yang menampilkan petualangan Aang yang ikonik, serial ini menghidupkan kembali dunia elemen dengan efek visual yang memukau.
Pemeran utama, seperti Gordon Cormier sebagai Aang, Kiawentiio sebagai Katara, Ian Ousley sebagai Sokka, dan Dallas Liu sebagai Zuko, membawa karakter-karakter tercinta ini ke dalam dimensi baru. Setiap episode adalah perayaan dari narasi epik ini dengan delapan momen yang benar-benar membuat hati penonton berdebar.
Dari kemunculan Avatar Kyoshi yang legendaris hingga klimaks epik Suku Air Utara, berikut delapan momen terbaik live action Avatar: The Last Airbender (2024). Momen-momennya sulit dilupakan, bahkan setelah selesai menonton. Apakah salah satunya merupakan momen favoritmu?
1. Aang menghadapi kenyataan pahit di Kuil Udara Selatan (episode satu)

Momen ketika Aang kembali ke Kuil Udara Selatan dan menemukan jasad Gyatso (Lim Kay Siu), pada episode pertama bertajuk "Aang", benar-benar menyentuh hati. Aang, yang berharap menemukan sesuatu yang menggembirakan dari masa lalunya, malah dihadapkan dengan kenyataan pahit. Semua orang yang ia kenal, termasuk Guru Gyatso, telah tiada.
Saat itu, Aang, Katara dan Sokka mengunjungi kuil tempat Aang dibesarkan. Aang, yang masih berharap akan ada pengendali udara lain yang selamat, harus menerima kenyataan bahwa ia adalah yang terakhir. Penemuan mayat Gyatso, yang merupakan figur ayah dan mentor bagi Aang, memicu kemarahan dan kesedihan yang mendalam. Sampai-sampai, Aang tanpa sadar memasuki keadaan Avatar State.
Momen ini sangat penting karena menandai titik balik bagi Aang dalam menerima takdirnya sebagai Avatar. Ada tanggung jawab yang harus ia pikul untuk membawa keseimbangan kembali ke dunia. Emosi yang ditampilkan Gordon Cormier dalam adegan ini juga menunjukkan kedalaman karakter Aang dan kompleksitas perjalanan yang harus ia lalui.
2. Aang bertemu dan mendapat nasihat dari Avatar Kyoshi (episode dua)

Dalam episode dua yang berjudul "Warriors", terdapat sebuah momen signifikan ketika Aang berinteraksi dengan roh Avatar Kyoshi (Yvonne Chapman) di Pulau Kyoshi. Aang punya memiliki keinginan kuat untuk berkomunikasi dengan roh Avatar Kyoshi di kuilnya. Ia berharap mendapatkan pencerahan untuk bisa mengendalikan kekuatan Avatar State.
Di kuil tersebut, Aang berhasil melakukan kontak dengan roh Kyoshi. Roh Kyoshi memberikan nasihat yang mendalam kepada Aang. Ini mengingatkan bahwa ia pun pernah mengalami fase serupa dengan Aang. Namun, karena tuntutan peran sebagai Avatar, Kyoshi harus bertransformasi menjadi sosok yang lebih kuat dan tegas.
Pertemuan ini juga menyoroti kontras antara sifat Aang yang lembut dan Kyoshi yang keras. Hal ini memberikan Aang pemahaman bahwa ia harus bersiap menghadapi tantangan yang akan datang, termasuk membuat keputusan yang sulit. Bisa dibilang, momen tersebut merupakan salah satu titik penting dalam perjalanan Aang menjadi Avatar seutuhnya.
3. Petualangan Katara dan Sokka di gua Omashu (episode empat)

Katara dan Sokka menemukan diri mereka dalam sebuah situasi yang tak terduga dalam episode empat yang bertajuk "Into the Dark". Mereka memasuki gua rahasia di bawah Kota Omashu, yang dijaga oleh badgermole, hewan yang dapat melihat melalui emosi. Mereka berniat menyelamatkan Aang yang ditawan oleh Raja Bumi (Utkarsh Ambudkar).
Sokka dan Katara, yang didorong oleh cinta mereka satu sama lain, tak diserang oleh badgermole. Sebaliknya, hewan ini membantu mereka menemukan jalan melalui labirin gua yang bergerak. Akhirnya, badgermole membawa mereka ke istana.
Gua tersebut diciptakan oleh Oma dan Shu, dua kekasih terlarang dari desa yang berperang. Ia adalah simbol dari cinta yang mampu mengatasi segala rintangan. Kisah Oma dan Shu menjadi legenda yang menginspirasi banyak orang, termasuk Sokka dan Katara. Meskipun mereka menghadapi bahaya di dalam gua, ikatan mereka yang kuat memberi mereka kekuatan untuk melanjutkan. Akhirnya, ini membantu mereka dalam misi menyelamatkan Aang.
4. Aang menghadapi Koh sang Pencuri Wajah di Dunia Roh (episode lima)

Dunia Roh, yang diperkenalkan pada episode lima bertajuk "Spirited Away", membuat Aang, Katara, dan Sokka harus menghadapi berbagai tantangan. Namun, momen yang paling menegangkan adalah ketika Aang bertemu dengan Koh (George Takei) sang Pencuri Wajah. Koh merupakan entitas kuno dengan kemampuan untuk mengambil wajah seseorang jika mereka menunjukkan emosi.
Aang, dengan kewaspadaan tinggi, harus menjaga ketenangan agar tak menunjukkan rasa takut atau kegembiraan. Tujuannya untuk menghindari wajahnya hilang. Melalui dialog yang penuh intensitas, Aang berhasil memperoleh informasi krusial untuk melanjutkan misinya.
Penggambaran adegan ini dilakukan dengan sangat detail dan memukau. Efek visualnya pun mengesankan sehingga memberikan pengalaman seolah-olah penonton benar-benar berada di Dunia Roh. Di sisi lain, interaksi antara Aang dan Koh disajikan dengan fantasi gelap. Ada kengerian sekaligus estetika unik. Keren banget, deh!
5. Aang dan pencerahan di pondok kecil (episode lima)

Selain mereka ulang momen-momen ikonik yang ada dalam serial animasinya, live action Avatar: The Last Airbender juga menciptakan beberapa adegan baru. Salah satunya bisa kamu lihat saat Aang bertemu dengan roh Gyatso di sebuah pondok kecil. Pertemuan ini sangat emosional karena menampilkan ikatan batin yang mendalam antara mereka.
Dengan kata-kata yang sarat akan kepedulian, Gyatso mengingatkan Aang bahwa keputusannya untuk melarikan diri dari kaum Pengembara Udara bukanlah suatu kesalahan, melainkan sebuah tindakan yang menyelamatkan nyawanya. Di antara dinding-dinding pondok yang sederhana itu, Aang merasakan beban rasa bersalahnya terangkat. Ini memberinya kekuatan untuk melanjutkan perjalanan yang sulit ke depannya.
Sebelum Aang melangkah meninggalkan pondok tersebut, Gyatso memberikan nasihat terakhir yang akan membimbing Aang di perjalanan spiritualnya: meskipun jalan yang ditempuh penuh dengan tantangan, Aang tak pernah sendirian. Dengan janji untuk berbicara lagi, Aang beranjak menuju kuil Roku dan membawa harapan serta tekad baru untuk menghadapi apa yang menantinya.
6. Transformasi Zuko yang menginspirasi (episode enam)

Pada awalnya, Pangeran Zuko dikenal sebagai sosok yang pahit dan penuh dendam. Ia terobsesi untuk menangkap Avatar demi mendapatkan kembali kehormatannya. Zuko sering kali menunjukkan perilaku yang kasar dan tak menyenangkan terhadap anak buahnya. Ini menimbulkan rasa tak suka dan kurangnya kesetiaan di antara mereka.
Namun, pada episode enam bertajuk "Masks", terjadi perubahan signifikan pada karakter Zuko. Setelah aksi heroiknya menyelamatkan Aang, Zuko kembali ke kapalnya. Ia disambut dengan penghormatan oleh para tentaranya.
Momen ini menandai titik balik hubungan Zuko dengan anak buahnya. Mereka mulai melihat sisi lain dari dirinya yang lebih matang dan bertanggung jawab. Pengakuan dan penghormatan yang diberikan oleh anak buahnya merupakan bukti bahwa Zuko telah berkembang menjadi pemimpin yang lebih layak dan dihormati.
7. Katara dan duel yang mengguncang Suku Air (episode tujuh)

Tak hanya proses pendewasaan diri para karakternya, isu krusial seperti diskriminasi gender juga dibahas secara menarik dalam Avatar: The Last Airbender. Dalam episode tujuh, yakni "The North", Katara menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap aturan yang melarang perempuan belajar waterbending untuk bertarung. Dengan keberanian dan determinasi, Katara menantang Master Pakku (A Martinez). Master waterbending tersebut awalnya menolak untuk mengajari Katara yang seorang perempuan.
Konfrontasi ini berujung pada duel waterbending yang mendebarkan. Katara memamerkan kemampuannya yang mengesankan. Meskipun pada akhirnya Pakku tetap tak memberikan restunya, pertarungan tersebut berhasil menunjukkan bahwa kemampuan seseorang tak seharusnya dibatasi oleh jenis kelamin mereka. Peristiwa ini menjadi titik balik penting dalam narasi. Katara menjadi simbol perubahan bagi para perempuan di Suku Air.
8. Aang menggabungkan diri dengan Roh Samudra (episode delapan)

Dalam episode delapan yang berjudul "Legends", terdapat sebuah adegan monumental. Aang mengalami penyatuan dengan Roh Samudra. Peristiwa ini terjadi di tengah-tengah pertempuran yang sengit antara Suku Air Utara dan pasukan Negara Api. Aang menemukan dirinya dalam keadaan yang membutuhkan kekuatan lebih untuk melawan musuh.
Penyatuan Aang dengan Roh Samudra merupakan puncak dari episode tersebut. Ia bertransformasi menjadi entitas yang sangat kuat, serupa dengan raksasa air yang mampu mengendalikan gelombang dan arus dengan kehendaknya. Visualisasi dari transformasi ini digambarkan dengan efek khusus yang memukau. Kekuatan Roh Samudra yang mengamuk berhasil melawan armada Negara Api.
Klimaks dari episode ini tak hanya menunjukkan kekuatan fisik yang dimiliki oleh Aang, tetapi juga kedalaman ikatan spiritual yang ia miliki dengan dunia roh. Penyatuan ini menjadi simbol dari harapan dan kekuatan yang dapat muncul. Dua kekuatan yang berbeda, manusia dan roh, ternyata bisa bekerja sama demi mencapai satu tujuan.
Ketika layar menjadi gelap dan kredit mulai bergulir, penonton ditinggalkan dengan rasa kagum dan inspirasi yang mendalam. Serial ini tak hanya menghibur, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai penting. Ada persahabatan, keberanian, dan pentingnya keseimbangan.
Setelah One Piece (2023), Netflix telah membuktikan sekali lagi bahwa mereka mampu menghidupkan kembali kisah-kisah yang kita kenal dengan cara yang segar dan menarik. Avatar: The Last Airbender bukan hanya sebuah adaptasi yang memuaskan, tetapi juga sebuah pengalaman sinematik yang akan akan meninggalkan jejak dalam sejarah pertelevisian.