5 Film Indonesia yang Tayang di Festival Film Locarno 2020

Sensasi menikmati festival film dari rumah 

Salah satu industri hiburan yang terdampak dengan keberadaan Pandemi COVID-19 yakni penyelenggaraan festival film di seluruh dunia. Festival Film Locarno juga turut terdampak. Namun kendala ini tak membuat Festival Film Locarno ditiadakan.

Selama tanggal 5-15 Agustus 2020, festival ini meluncurkan film yang bisa dinikmati secara online di situs mereka. Film yang ditayangkan dalam program Open Doors Screenings ini berasal dari berbagai negara, salah satunya Indonesia. Buat kamu yang ingin hiburan bermanfaat secara gratis, berikut 5 film Indonesia yang tayang di Festival Film Locarno.

1. Tak Ada yang Gila di Kota ini 

https://www.youtube.com/embed/jXJBI2SI130

Film hasil karya sutradara Wregas Bhanuteja ini bercerita tentang Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang dikucilkan. Ketika musim liburan tiba, seorang bos hotel menyuruh pegawainya, Marwan, untuk menangkap ODGJ di kota mereka agar tidak mengganggu wisatawan. Para ODGJ ini dibuang ke hutan. Karena tak ingin para pengidap gangguan jiwa ini sekarat berada di hutan, Marwan memiliki sebuah rencana rahasia.

Cerita dalam film Tak Ada yang Gila di Kota ini merupakan adaptasi dari cerita pendek penulis terkemuka, yakni Eka Kurniawan. Cerpen dengan judul yang sama tersebut dimuat dalam salah satu karya Eka yang berjudul Cinta Tak Ada Mati. Film berdurasi 20 menit ini telah ditayangkan di berbagai festival. Salah satu penghargaan yang diperoleh oleh film ini yakni sebagai Film Pendek Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2019.

2. What They Don’t Talk About When They Talk About Love 

https://www.youtube.com/embed/QNeDi6VWb3Y

Diperankan Karina Salim, Ayushita, dan Nicholas Saputra, film ini disutradarai oleh Mouly Surya. Dalam durasi 1 jam 45 menit, kamu akan disuguhkan kisah seorang tunanetra bernama Fitri yang jatuh cinta kepada dokter hantu. Fitri sering menulis surat untuk sang dokter. Lalu suatu waktu sang dokter hantu membalas surat Fitri. Dokter ini merupakan seorang pria tuli bernama Edo.

Di sisi lain, seorang perempuan bernama Diana yang memiliki miopia jatuh cinta dengan Andhika yang tidak bisa melihat. Namun perasaan Andhika masih menjadi misteri karena di masa lalu, Andhika sangat mencintai mantan pacarnya. Mengusung tema romansa, film ini menyajikan kisah cinta unik di lingkungan Sekolah Luar Biasa (SLB).

3. Kucumbu Tubuh Indahku 

https://www.youtube.com/embed/5J9t1dyaBeA

Film ini bercerita tentang perjalanan hidup seseorang bernama Juno. Karakter Juno disini diceritakan sejak ia masih kecil, remaja, hingga tumbuh dewasa. Juno memiliki ketertarikan dengan kesenian tari Lengger. Dia bergabung dengan grup kesenian itu, namun suatu hal membuat Juno terpaksa hidup berpindah-pindah dari desa ke desa hingga dewasa.

Kucumbu Tubuh Indahku disutradarai oleh Garin Nugroho dan diproduseri Ifa Isfansyah. Film ini memiliki durasi sepanjang 1 jam 47 menit. Pada tahun 2018, film ini tayang pertama kali di Indonesia di Jogja-NETPAC Asian Film Festival dan baru tayang di bioskop pada tahun 2019. Salah satu penghargaan yang diperoleh film ini yakni sutradara Garin Nugroho yang memenangkan kategori Sutradara Terbaik pada Festival Film Indonesia 2019.

Baca Juga: Penuh Inspirasi, 10 Film Religi Fenomenal Indonesia Ini Adaptasi Novel

4. Kado

https://www.youtube.com/embed/ClZwrqL745E

Film ini disutradarai oleh Aditya Ahmad dengan durasi 15 menit. Diperankan oleh Isfira Febiana, Kado bercerita tentang seorang remaja bernama Isfi yang ingin menyiapkan kado untuk Nita, temannya. Kado tersebut ingin dibuat dengan istimewa di kamar Nita. Namun Isfi merupakan seorang perempuan maskulin yang tak benar-benar mengidentifikasi identitas dirinya sendiri.

Ketika di sekolah dan berkumpul dengan teman laki-lakinya, Isfi bersikap sebagai sosok yang gagah. Dia juga mengenakan seragam untuk siswa laki-laki. Tetapi demi bisa menyiapkan kado untuk Nita di kamarnya, Isfi harus menjadi perempuan dengan mengenakan hijab dan rok panjang. Film pendek yang diproduseri oleh Mira Lesmana dan Riri Riza ini telah mendapatkan penghargaan sebagai Best Short Film di Venice Film Festival 2018.

5. Atambua 39 derajat Celsius 

https://www.youtube.com/embed/BO3eIG4Q_YA

Setelah referendum 1999, Ronaldo dan anaknya, Joao memutuskan pindah ke Atambua, sedangkan istrinya dan adik Joao menetap di Timor Leste. Memulai hidupnya di Atambua, Ronaldo bekerja sebagai supir bus. Sementara Joao bekerja sebagai tukang ojek.

Seorang gadis bernama Nikia kembali ke Atambua. Dia bertemu dengan Joao. Joao menaruh hati pada Nikia dan menyatakan perasaannya, namun Nikia meninggalkan Atambua. Film berdurasi 1 jam 30 menit ini diproduksi oleh Miles Films dan disutradarai Riri Riza.

Itulah 5 film Indonesia yang ditayangkan secara online di Festival Fim Locarno. Film mana saja yang sudah kamu tonton sebelumnya?

Baca Juga: Tilik dan 7 Rekomendasi Film Pendek Indonesia yang Harus Kamu Tonton

Hana Photo Verified Writer Hana

Instagram : @mufidafm

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya