7 Musisi Dunia yang Belum Berhenti Bela Palestina

- Kneecap, band hiphop asal Irlandia Utara, konsisten menyuarakan isu Palestina baik di konser maupun media sosial.
- Fontaines D.C., band rock dari Irlandia, rajin ikut program penggalangan dana dan tetap vokal tentang tragedi kemanusiaan di Palestina.
- The Murder Capital, band rock dari Irlandia yang kontroversial karena mengibarkan bendera Palestina di Jerman dan dibatalkan konsernya.
Sudah berlangsung hampir 2 tahun, genosida di Palestina belum juga mereda. Bahkan, berbagai upaya protes, lobi, negosiasi, serta bukti-bukti pelanggaran HAM berat oleh Israel yang terdokumentasi tak juga mengakhiri tragedi kemanusiaan itu.
Tak banyak pula publik figur yang konsisten menyuarakan isu ini. Namun, kalau boleh merekap, ada beberapa musisi dunia yang belum berhenti membela Palestina dan menuntut keadilan untuk warga sipil yang jadi korban. Berikut daftarnya, mereka layak dijadikan idola.
1. Kneecap
Kneecap bisa dibilang salah satu musisi yang konsisten dan vokal soal kemerdekaan Palestina. Datang dari Irlandia Utara, trio hiphop ini tak hanya menyenggol isu tersebut saat konser, tetapi juga rajin meramaikannya di media sosial.
Tak jarang mereka balik menyerang media yang menyudutkan posisi politik mereka terkait Palestina. Termasuk saat media melabeli mereka anti-Israel ketika tampil di Coachella 2025. Tak heran melihat Kneecap vokal, mengingat sejak awal berdiri lagu-lagu mereka pun sarat pesan antikolonialisme.
2. Fontaines D.C.
Dukungan untuk Palestina juga diberikan band Irlandia lain, Fontaines D.C. Sejak awal membangun citra sebagai band yang melek politik lewat lagu-lagunya, Fontaines D.C. sejak 2023 sudah vokal tentang tragedi kemanusiaan di Palestina.
Fontaines D.C. beberapa kali ikut dalam program penggalangan dana lewat kolaborasi dengan berbagai organisasi nirlaba. Sampai sekarang mereka pun masih rajin menyuarakan pesan prokemanusiaan di berbagai penampilan langsung mereka di berbagai festival musik besar.
3. The Murder Capital
The Murder Capital menambah daftar panjang musisi Irlandia yang belum berhenti membela Palestina. Band rock ini beberapa waktu lalu sempat jadi sorotan, karena mengibarkan bendera Palestina saat konser di Jerman. Itu sebuah tradisi yang sudah mereka lakukan sejak isu ini menyeruak ke permukaan.
Namun, hal tersebut jadi kontroversial mengingat stance politik Jerman yang condong memihak Israel. Sontak, dua jadwal konser mereka di Jerman pun dibatalkan, karena mereka menolak untuk dilarang mengibarkan bendera/spanduk yang berkaitan dengan Palestina.
4. Sam Fender
Tidak seperti Irlandia, tak banyak musisi Inggris yang vokal membela Palestina. Sam Fender adalah satu dari sedikit yang memilih mengambil risiko itu. Seperti Fontaines D.C., ia memanfaatkan festival-festival musik dengan eksposur besar sebagai platform untuk menyebarkan pesan kemanusiaan dan antigenosida di Palestina. Ini dilakukannya pula di media sosial pribadinya.
5. Macklemore
Konsistensi dukungan Macklemore untuk Palestina tidak perlu dipertanyakan, deh. Tahun lalu, ia merilis lagu khusus untuk Palestina berjudul “Hind’s Hall”. Sampai sekarang, media sosialnya juga dipenuhi pesan-pesan kemanusiaan dan prokemerdekaan Palestina. Tak perlu tanya pula saat konser, bendera Palestina dan pesan antigenosida tak pernah dilewatkannya.
6. Hozier
Hozier juga menunjukkan konsistensinya yang tanpa batas untuk membela hak asasi manusia. Pada Juni 2025, ia menyatakan posisi tegasnya yang memihak perdamaian dan kemanusiaan, termasuk di Palestina pada acara Governors Ball Music Festival di New York, Amerika Serikat. Berasal dari Irlandia, Hozier juga peka terhadap isu penjajahan dan itu terpampang nyata dalam lagu-lagu ciptaannya.
7. Green Day
Pada Coachella 2025, Green Day juga jadi sorotan karena keputusan mereka mengganti lirik “Jesus of Suburbia” untuk menyorot krisis kemanusiaan di Gaza. Mereka dapat respek setinggi-tingginya dari penggemar kala itu karena konsistensi mereka dalam memihak kebenaran dan keadilan.
Seperti kita tahu Green Day memang vokal perkara politik, baik dalam lingkup domestik maupun internasional. Pada festival musik bergengsi itu, Greenday tak sendiri. Beberapa musisi lain ikut menyuarakan hal serupa. Sebut saja Clairo, Amyl and the Sniffers, Thee Sacred Soul, Bob Vylan, dan lainnya.
Belum mereda dan entah kapan ujungnya, genosida di Palestina memang hampir terlupakan. Keputusan para publik figur untuk tetap membicarakan dan mengangkat isu ini jelas sebuah konsistensi yang wajib diapresiasi. Tak sedikit yang dapat kecaman dan label buruk, tetapi itu tak menghentikan mereka berbekal platform strategis yang mereka miliki.